NovelToon NovelToon
Jejak Kunci Bayangan

Jejak Kunci Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:213
Nilai: 5
Nama Author: Xyro8978

Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:

Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gunung Kegelapan

Mendekati Pegunungan

Matahari pagi yang cerah tidak mampu mengusir aura gelap yang menyelimuti pegunungan di depan mereka. Alaric, Kiran, dan Kael berdiri di kaki gunung, menatap jalur curam yang menjanjikan tantangan berat.

"Pegunungan ini dikenal dengan nama Gunung Kegelapan," kata Kael, suaranya serak. "Bukan hanya karena tempat ini penuh bayangan, tapi juga karena banyak yang datang ke sini dan tidak pernah kembali."

"Dan kau baru memberitahukan ini sekarang?" ujar Kiran dengan nada sarkastik.

Kael hanya mengangkat bahu. "Tidak ada gunanya menakuti kalian lebih awal."

"Bagaimanapun juga, kita tidak punya pilihan lain," kata Alaric sambil menatap puncak gunung yang menjulang tinggi. "Prisma berikutnya ada di sana."

---

Pendakian yang Berbahaya

Pendakian dimulai dengan hati-hati. Jalur berbatu dan licin memaksa mereka untuk bergerak perlahan. Angin dingin menusuk kulit, dan suara gemuruh dari kejauhan memberi peringatan bahwa bahaya selalu mengintai.

"Kau tahu, ini bisa menjadi momen yang cukup menyenangkan jika kita tidak dikejar oleh pasukan bayangan atau pemburu," celetuk Kiran, mencoba meringankan suasana.

Kael tertawa kecil. "Lucu sekali. Tapi aku rasa kita belum melihat apa-apa."

Mereka berjalan selama berjam-jam, melewati celah-celah sempit dan jurang yang menganga. Namun, di tengah perjalanan, mereka merasakan sesuatu yang tidak beres.

"Berhenti," bisik Alaric, mengangkat tangannya.

Suara langkah kaki lain terdengar samar, tetapi semakin mendekat. Dari balik kabut yang tebal, sekelompok makhluk muncul. Mereka adalah makhluk setengah manusia dengan tubuh seperti batu dan mata merah menyala.

"Kami tidak sendiri," gumam Kiran, menghunus pedangnya.

---

Pertempuran Melawan Penjaga Gunung

Makhluk-makhluk itu menyerang tanpa peringatan. Mereka bergerak cepat meskipun tubuh mereka besar dan berat. Alaric memanggil pedang bayangannya, sementara Kiran dan Kael bertarung dengan kemampuan terbaik mereka.

"Kau tidak bilang ada penjaga gunung di sini!" seru Kiran sambil menangkis serangan salah satu makhluk.

Kael menggerakkan pisaunya dengan cekatan, melukai salah satu dari mereka. "Aku baru tahu sekarang!"

Pertarungan berlangsung sengit. Makhluk-makhluk itu tampaknya kebal terhadap senjata biasa, tetapi pedang bayangan Alaric mampu melukai mereka.

"Serang titik lemah di dadanya!" teriak Alaric, memperhatikan pola serangan mereka.

Dengan arahan itu, mereka akhirnya berhasil mengalahkan kelompok makhluk tersebut. Namun, kemenangan mereka harus dibayar mahal—Kael terluka cukup parah di bahunya.

"Kita harus berhenti sejenak," kata Alaric, membantu Kael berdiri.

"Tidak ada waktu," balas Kael sambil meringis. "Semakin lama kita di sini, semakin besar kemungkinan mereka menemukan kita."

---

Rintangan Baru: Labirin Batu

Setelah pertarungan itu, mereka melanjutkan perjalanan dan sampai di sebuah dataran luas yang dipenuhi pilar-pilar batu besar. Setiap pilar tampak identik, menciptakan labirin yang membingungkan.

"Labirin batu," bisik Kael. "Salah satu ujian di gunung ini."

"Ujian? Siapa yang membuat semua ini?" tanya Kiran dengan nada frustrasi.

"Yang menjaga prisma," jawab Kael singkat.

Mereka memasuki labirin dengan hati-hati, tetapi seolah-olah tempat itu hidup. Pilar-pilar batu bergeser dan bergerak, mengubah jalur mereka setiap kali mereka mencoba melangkah maju.

"Kita tidak bisa keluar dari sini dengan berjalan biasa," kata Alaric. Ia menatap kunci bayangan di tangannya, mencoba merasakan petunjuk.

Kunci itu bergetar ringan, seolah memberi arahan. "Ikuti aku," kata Alaric, memimpin jalan.

Namun, saat mereka hampir keluar, sebuah suara menggema di seluruh labirin.

"Siapa yang berani mendekati prisma berikutnya?"

Sebuah sosok besar muncul dari balik pilar. Ia adalah raksasa batu dengan tangan yang bersinar seperti lava. Matanya bersinar merah, menatap mereka dengan intensitas mematikan.

---

Melawan Penjaga Prisma

Raksasa itu tidak memberi mereka waktu untuk berpikir. Ia menyerang dengan kepalan tangannya yang besar, menghancurkan pilar di sekitarnya.

"Ini buruk!" teriak Kiran sambil menghindar.

Kael mencoba menyerang raksasa itu dengan pisaunya, tetapi senjatanya terpental seperti memukul baja. "Kita tidak akan bisa mengalahkannya dengan cara biasa!"

Alaric kembali memusatkan energinya pada kunci bayangan. Kali ini, ia mencoba sesuatu yang berbeda. Dengan kekuatan kunci, ia memanggil rantai bayangan yang melilit tangan raksasa itu.

"Kau punya ide yang bagus," kata Kiran, bergabung untuk menyerang titik lemah raksasa di dadanya.

Namun, raksasa itu jauh lebih kuat daripada yang mereka duga. Ia berhasil memutus rantai bayangan Alaric dan menyerang mereka dengan energi lava yang memancar dari tubuhnya.

"Kita butuh lebih banyak kekuatan," gumam Alaric.

Kunci bayangan kembali bergetar, dan suara samar terdengar di kepalanya.

"Energi tidak hanya milikmu. Satukan dengan mereka yang percaya."

Alaric menatap Kiran dan Kael. "Kita harus bekerja bersama. Fokuskan energi kalian padaku."

Kael ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. "Aku harap ini berhasil."

Mereka bertiga memusatkan energi mereka, dan Alaric merasakan kekuatan baru mengalir melalui kunci bayangan. Ia menciptakan pedang besar yang bersinar dengan kombinasi energi mereka.

Dengan satu serangan yang terkoordinasi, mereka berhasil menghancurkan inti raksasa itu, membuatnya hancur menjadi debu.

---

Mendekati Prisma

Setelah mengalahkan penjaga, jalan menuju prisma terbuka. Mereka melangkah ke dalam sebuah ruangan besar di tengah gunung, di mana prisma berwarna hijau terang melayang di udara.

"Prisma ini... terasa berbeda," kata Alaric, mendekatinya dengan hati-hati.

Namun, sebelum ia bisa menyentuh prisma, suara Althea terdengar dari balik bayangan.

"Kalian terus mengejutkanku," katanya dengan nada mengejek. "Tapi di sinilah permainan berakhir."

Althea muncul bersama pasukannya, mengepung mereka.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Alaric, memegang kunci bayangan erat-erat.

"Aku tidak menginginkanmu, Alaric," balas Althea. "Aku hanya ingin kunci itu. Dan aku akan mendapatkannya, apapun caranya."

Pertempuran besar di ruang prisma akan segera dimulai.

1
Oe Din
Kamu belum permisi, "nuwun sewu"...
😄😄😄
Oe Din
Sekedar menutupi "rasa takut"...
Oe Din
Keberuntungan, terkadang berawal dari catatan-catatan kecil dan terkesan tidak penting...
Good job...!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!