Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
"Kau sangat cantik malam ini, " ucap Athar membuat Dea yang mendengar nya tersipu malu.
Athar menarik sudut bibirnya ketika melihat Dea yang tertunduk sambil tersenyum malu- malu, terlihat sangat menggemaskan baginya.
"Tentu saja dong, kak Dea bukan hanya cantik saat di dandani seperti ini saja tapi dia juga cantik secara natural dan alami," sahut bella, matanya melirik ke arah Ranty, jujur karena itu juga adalah sindiran halus untuk Ranty yang cantik karena hasil operasi plastik.
"Ya kau benar. " timpal athar sambil tersenyum tipis.
Athar mengarahkan matanya ke arah telapak tangannya isyarat agar Dea mau menerima ajakannya. Perlahan Dea mengulurkan tangannya ke arah athar lalu pria itu menyambut nya dengan dekapan tangannya yang hangat yang menyelimuti tangan mungil Dea.
Keduanya lalu berjalan beriringan menuju mobil, selayaknya seorang pria gentleman, athar membukakan pintu mobil dahulu untuk Dea lalu dengan menyambut niat tulusnya dengan senyuman hangat lalu masuk ke dalam dan duduk nyaman di jok.
Setelah itu athar menutup pintu mobil lalu berjalan memutar untuk masuk ke dalam jok kemudi.
Masih di pelataran rumah, Bella menatap itu semua dengan mata berbinar senang sekaligus terharu karena hubungan kakak dan kakak ipar nya kini sudah mengalami kemajuan pesat.
Melirik ke arah Ranty yang kini masih menatap kesal, bella dengan sengaja menghampiri wanita itu.
"Bagaimana? mereka terlihat begitu serasi bukan? " bisiknya di telinga Ranty, sengaja memanas- manasi hati wanita itu.
Ranty melirik ke arahnya dan menatap nyalak. "Diam kamu!"
"Ups! nenek lampir mengamok, kaburrr! " Bella lari terbirit-birit dengan gelak tawa setelah mengatakan itu, Ranty menatap kepergiannya dengan api amarah yang semakin menyala- nyala.
"Siaal! kalau saja dia bukan adiknya Athar sudah ku beri pelajaran gadis kurang ajar itu! " gerutunya.
Kini kedua tangannya terkepal dengan erat. "Deandra! dasar upik abu tak tahu diri, lihat saja akan ku pastikan dinner mu dengan athar tidak akan berjalan lancar! "
Dengan mata menyala- menyala penuh api cemburu dan iri dengki, ranty sedang menyusun sebuah rencana liccik di otaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah beberapa menit perjalanan mereka tiba di sebuah resort mewah.
Ada sebuah red carpet mewah saat Dea mulai menapaki kaki nya, dia melongo kagum.
Athar menyuguhkan tangannya kembali yang langsung di sambut oleh Dea. Mereka masuk ke dalam gedung lalu menaiki sebuah lift hingga kini berada di lantai atas resort ini.
"Sepi, sepertinya hanya ada kita disini? "
"Ya karena aku memilih tempat yang mungkin hanya ada kita berdua disini, " ucap Athar, tanpa memberitahukan Dea jika sebenarnya ressot ini adalah milik salah satu kolega kerja athar dan dia memang sengaja meminta tempat ini di kosongkan untuk mereka berdua selama beberapa jam kedepan.
Athar sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.
"Ayo." ajak athar yang masih terus menggenggam tangan Dea keduanya kemudian masuk ke dalam di sana sudah ada meja mewah yang di tata begitu indah, ada kelopak bunga mawar yang bertaburan di sekitar mereka, lilin- lilin cantik yang menyala, suara instrumental biola yang terdengar begitu romantis.
"Maaf aku menyiapkannya dengan begitu mendadak, jadi masih banyak yang kurang, " ujar athar.
Yang dia katakan adalah sebuah kejujuran, karena memang begitu adanya, setelah tadi pagi di berikan saran oleh Aryaan, athar mulai menyiapkan semuanya sore harinya.
"Apa kau suka? "
Dea mengangguk. "Hum, aku suka. " dengan mata lentiknya yang masih menatap takjub sekitar.
"Syukur lah, " kata Athar sambil tersenyum.
Beberapa pelayan datang menyiapkan hidangan, beberapa di antaranya adalah makanan kesukaan Dea.
"Aku ingat kau sangat menyukai makanan Chinese, " ucap athar.
"Bagaimana kamu tau?" tanya Dea yang terkejut.
Athar tersenyum, Dea tidak tahu saja karena selama ini walaupun terkesan mengabaikan kehadiran gadis itu diam- diam athar memperhatikan segalanya, mulai dari kegiatan dan makanan kesukaan Dea, athar ingat secara keseluruhan.
Lantas athar hanya mengulum senyum sebagai jawaban, membuat Dea bertanya- tanya walau akhirnya gadis itu memilih diam.
Athar mulai menuangkan anggur ke dalam gelasnya. "Aku tahu jika kau tidak menyukai minuman ini jadi, aku sudah menyiapkan jus jeruk kesukaan mu. "
Bahkan athar tahu minuman favoritnya, sungguh hal yang tak pernah Dea duga sebelumnya, seberapa jauh ternyata pria itu dalam mengenalnya?
Mereka mulai menikmati hidangan, Dea menyukai segala nya dari tempat ini dekorasi, instrumen, hidangannya semua sempurna dia tidak tahu athar memiliki selera yang sangat bagus.
Karena saking fokusnya melihat ke sekeliling, saat Dea mengambil minum dirinya hampir tersedak dengan jus jeruk yang dia minum.
"Uhuk- uhuk! " Dea hampir terbatuk.
"Hati-hati! " Pekik athar, Dia menengadah kan tangannya di bawah mulut Dea.
Gadis itu mempertanyakan tindakan pria tersebut.
"Aku tahu kau menahan minumannya di mulut mu jadi muntah kan lah. "
Dea melotot lalu menggeleng keras, bagaimana bisa dia memuntahkan apa yang ada di mulutnya ke atas telapak tangan pria itu. Tapi athar ngotot. "Tidak apa- apa muntah kan saja, takut kau semakin tersedak.
Athar mengangguk untuk meyakinkan Dea. Akhirnya dia memuntahkan minumannya, athar menahannya di telapak tangannya lalu menggunakan tisu dia membersihkannya.
" Tangan mu jadi kotor, maaf. "
"Tidak apa- apa ini bukan masalah untuk ku, daripada kamu tersedak lagi kan. "
Dea menatap lekat, athar begitu santai dengan semua ini dan tidak jijik sama sekali dengan muntahannya di tangan pria itu, yang di lakukan pria itu justru kini mengelap sudut bibirnya membuat Dea terlonjak kaget.
"Ada bekas jus nya di mulut mu. " Athar terlihat serius mengelap sudut bibir Dea yang basah.
Situasi ini membuat Dea merasa canggung karena posisi mereka yang begitu dekat, Dea bahkan bisa mencium aroma mint yang menguar dari tubuh pria ini.
Dengan semua perlakuan athar ini tanpa sadar membuat hati Dea terasa menghangat.
Setelah semua yang terjadi, mereka kini duduk sambil menikmati pemandangan luar kaca yang menampilkan pemandangan malam yang indah. dari lantai atas.
"Mau berdansa dengan ku? " Athar menawarkan diri, tiba-tiba instrumen biola berhenti lalu berganti lagu "perfect" dari ed sheeran yang kini di putar.
Dengan gugup Dea menerima uluran tangan athar, mereka berdiri lalu mulai berdansa di atas karpet merah.
Karena sebelumnya belum pernah berdansa, membuat Dea tak sengaja menginjak kaki athar.
"M- maaf aku tak sengaja. " pekik Dea langsung terkejut.
Namun athar justru tersenyum lembut. "Tidak apa- apa, aku akan mengajarimu hingga bisa. "
Lalu athar mulai mendominasi gerakan, dia memutar tubuh ramping Dea dan menggenggam tangannya kembali, Dea hanya bisa mengikuti alur dansa pria itu, dengan detak jantung nya yang semakin bertalu-talu dengan cepat.
Apa ini mimpi? Dea merasa masih tak percaya dia berdansa dengan athar setelah menikmati makan malam yang romantis.
Jikalau ini mimpi, Dea rasanya tak ingin bangun.
*
*
*
Bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.