Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setengah jam kemudian nampak beberapa mobil polisi bergerak cepat kedalam hutan menuju sebuah mobil berwarna putih, mobil polisi yang berjumlah tiga buah tersebut pun berhenti untuk memeriksa sebuah tenda dan terlihat juga bara api yang masih menyala, sekelompok polisi bersenjata lengkap berjumlah 13 orang tersebut pun menyerbu kedalam tenda, tapi hasilnya nihil.
Mereka tidak dapat menemukan satu orang pun didalam tenda tersebut, tenda itu tadinya berisi Akira, Kendo dan seorang siswi bernama Tsubasa Ran.
Tidak ada jejak apapun dan seperti kasus sebelumnya, yang tersisa hanyalah barang bawaan mereka yang tergeletak begitu saja.
Pasukan dari kepolisian tersebut tidak menyadari bahwa sekitar 20 kaki dari tenda yang tengah mereka geledah,terlihat seseorang tengah bersembunyi, ia memakai sebuah masker dan memiliki tubuh kurus dengan tinggi sekitar 170 cm yang tidak lain adalah Genji.
Tugas pemuda itu adalah menghilangkan jejak dan menghancurkan bukti, pemuda tampan tersebut sangat jenius dan teliti dengan menutupi semua jejak kaki,sidik jari hingga membuat para korbannya menghilang bak ditelan oleh bumi, semua itu dia pelajari selama hampir bertahun-tahun saat dirinya dan beberapa temannya memutuskan untuk melakukan pembunuhan.
Tersisa enam orang pemuda yang masih hidup dan berada disebuah ruangan yang berbeda, keenam pemuda tersebut adalah salah satu dari kesepuluh lelaki yang menyerbu tempat perkemahan milik Ryu dan merupakan anggota Yakuza yang berencana untuk membalas dendam terhadap Ryu, setelah pemuda tersebut menyelamatkan gadis yang akan mereka culik.
Bermula dari sebuah peta yang berada di brosur yang disebarkan oleh Ryu, mereka tidak sadar bahwa mereka telah mendatangi sebuah tempat yang akan merenggut nyawa mereka dengan kejam.
Mereka tidak tahu bahwa Ryu bersama kelima orang temannya adalah seorang psikopat jenius, mereka mencari korban dari selebaran brosur perkemahan dihutan kaki gunung kurama tersebut, Ryu dan teman-temannya akan membunuh siapapun yang masuk kedalam perangkap lalu bersembunyi dalam mitos yang dipercayai penduduk sekitar.
Dua orang pemuda terlihat memakai seragam sekolah yang tidak dikancingkan, mereka terbaring tidak sadarkan diri diatas lantai beton yang dingin, kedua orang itu pun lalu tersadar setelah disiram oleh air, begitu sadar mereka pun melihat orang yang tengah mereka cari selama ini, ia tidak lain adalah Ryu.
Pemuda tampan bernama Ryu itu pun nampak berdiri menatap dua orang yang pernah dia pukuli dulu disebuah gang, dengan wajah dingin dan sorot matanya yang tajam, menatap kedua siswa tersebut seolah-olah siap untuk melahap mereka, kedua pemuda tersebut bernama Daichi dan Gin nampak dari pin nama yang menempel pada seragam sekolah mereka.
“Kalian cukup beruntung karena berhadapan denganku, jika saja kalian berada ditangan teman-temanku yang lain, bisa jadi kalian berdua akan dikuliti hidup-hidup”
“Kau..akan ku bunuh kau saat ini juga dasar brengsek” pemuda bernama Gin pun langsung bangkit berdiri lalu menyerang Ryu dengan cepat disusul dengan Daichi. Ryu tetap diam ditempat dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celananya, tapi begitu Gin mulai mendekat dengan jarak sekitar satu kaki, tangan Gin pun mengepal siap untuk meninju.
Ryu dengan cepat menggeser kan tubuhnya lalu menghindar dari terjangan pukulan Gin lalu dengan cepat Ryu memutar tubuhnya kemudian ia pun menendang perut Gin, telak tendangan tersebut pun membuat tubuh pemuda tersebut terdorong kebelakang lalu menabrak tubuh Daichi hingga kedua pemuda tersebut jatuh tersungkur kebelakang.
Ryu kemudian mengeluarkan tiga buah pisau lipat berukuran se telapak tangan orang dewasa lalu melemparkan kedua pisau lainnya kepada kedua pemuda yang tengah tersungkur tersebut.
“Cepat bangun dan lawan aku dengan pisau lipat itu” ujar Ryu dingin.
Gin dan Daichi pun bangun sambil menggenggam pisau lipat yang dilemparkan oleh Ryu, mereka berdua pun saling menatap satu sama lain lalu mereka berdua pun mulai menyerang Ryu, menggunakan pisau lipat tersebut, dengan cekatan Ryu mulai melukai tubuh kedua pemuda tersebut sedikit demi sedikit dan lama-kelamaan rasa sakit karena teriris pisau, membuat kedua pemuda tersebut pun akhirnya tersadar jika Ryu tidak bisa dikalahkan dan ia akan membunuh mereka secara perlahan-lahan dan menyakitkan.
Dari semua serangan membabi buta yang mereka lakukan terhadap Ryu nyatanya tak mampu sedikitpun memberikan goresan kepada tubuh pemuda tersebut dan akhirnya kedua pemuda itupun menyerah akibat rasa nyeri yang tak tertahankan dan juga kelelahan.
Ryu pun begitu melihat keduanya menyerah, ia langsung menancapkan pisaunya kearah jantung Daichi lalu dengan cepat menancapkannya juga kebagian leher Gin yang sedang syok melihat Daichi yang sekarat.
“Aku paling benci dengan orang yang mudah menyerah, kalian sebenarnya masih memiliki kesempatan untuk hidup”.
Rey berlari kearah Doni dan Ririn, dengan bersemangat Rey bilang dia menemukan sesuatu yang menarik dan meminta kedua temannya untuk mengikutinya. Karena penasaran Doni dan Ririn pun mengikuti Rey dan mereka bertiga pun akhirnya berhenti didepan sebuah tembok pagar yang terbuat dari beton dan disampingnya terdapat sebuah tangga yang terbuat dari kayu, tangga tersebut mengarah kesebuah bangunan terpisah dari kabin yang terbuat dari kayu berukuran sekitar 3 x 3 meter.
Mereka bertiga pun menaiki tangga tersebut, kemudian masuk kedalam bangunan yang terlihat seperti rumah pohon. Didalam bangunan itu terdapat sebuah teropong bintang, pajangan senjata api laras panjang, samurai dan juga sebuah box kayu yang berisi benda tabung kecil seukuran tangan orang dewasa.
Ririn pun kemudian menatap teropong bintang yang mengarah lurus kedepan, terlihat beberapa orang tengah naik keatas bukit yang mengarah ke sebuah pegunungan.
“Aneh sekali, apa teropong ini dipakai untuk mengawasi orang-orang?” ujar Ririn.
“Sudah kubilang mereka memang mencurigakan”
“Kalian lebay sekali, mungkin saja kalau tidak sedang dipakai teropong tersebut sengaja diletakkan kearah bawah” ujar Rey.
Saat sedang memeriksa barang-barang yang berada didalam pondok kayu tersebut tiba-tiba saja, tanpa sengaja Doni menabrak dinding kayu dengan keras dan membuat beberapa benda dalam pondok tersebut bergetar.
Sebuah foto terjatuh dari sebuah pajangan kepala rusa, nampaknya foto tersebut sengaja disembunyikan namun ketiga orang tersebut tidak menyadarinya, mereka pun kemudian dikejutkan oleh suara dari Andika yang tengah memanggil-manggil nama mereka.
Mereka bertiga pun turun lalu masuk kembali kedalam kabin, tanpa mereka sadari seorang lelaki berbadan tinggi dan besar muncul, setelah dirinya bersembunyi sambil mengintai ketiga orang tersebut dari balik tembok.
Lelaki berusia sekitar 30 tahunan, memakai jaket kulit berwarna coklat dan bertopi bisbol itu kemudian naik keatas pondok kayu tersebut, lelaki tersebut lalu menemukan sebuah foto yang tadi terjatuh diatas lantai, gambar yang ada difoto itu nampak terlihat sangat mengerikan, beberapa tubuh manusia tanpa busana ditumpuk dan jumlahnya sekitar lima orang.
Mereka ditumpuk seperti gelondongan kayu dan nampak jelas bahwa mereka sudah tidak bernyawa lagi, segera setelah melihat foto tersebut lelaki itupun mengeluarkan ponselnya lalu memberitahukannya pada teman-temannya yang lain melalui pesan singkat, “Mereka sudah mengetahui nya!”.