Delaney Edrea, gadis usia 24 tahun yang tiba tiba di bawa untuk menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal, apalagi pria itu usianya jauh di atasnya selain itu pria tersebut ternyata memiliki gangguan kejiwaan atau stress karena masa lalunya. Membuat Edrea gadis miskin dan sederhana itu menjadi sulit untuk menolak perintah itu.
Bagaimana nasib Edrea selanjutnya saat pria yang dia nikahi setahun lalu sudah sembuh dari stressnya dan tiba tiba wanita masa lalu sang suami juga muncul? Apakah Edrea bisa memaafkan suami dan mertuanya? Atau dia pergi saat dia merasa habis manis sepah dibuang?
yuk yang suka genre nikah paksa dan rumah tangga ikuti terus kisah ini ya baca baca yuk... semoga suka. jangan lupa dukungannya , like komen subscribe vote dan beri ulasan bintang limanya, thank you so much... Semoga suka. Happy reading...lope lope sejagat...muah muah💝👍🙏😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini Hidup ku Yang Baru...
Malam itu , tubuh lemah Rea terkapar di aspal dingin jalanan sunyi waktu itu.
Tidak ada motor , mobil atau kendaraan lain yang melintas di jalanan Tersebut karena sudah sangat malam dan udara sangat dingin malam itu.
Hingga Subuh , tubuh lemah Rea sudah sedingin es terkapar di aspal dingin pagi itu.
Tiba tiba dari arah kota tempat Rea tinggal bersama Buana selama ini, ada mobil warna putih melintas di jalanan itu.
Melihat Reaksi yang terkapar dengan tas koper besar di sampingnya, membuat pengendara mobil warna putih itu pun menghentikan mobilnya dan turun untuk melihat keadaan Rea.
Dia menempelkan dua jarinya di depan hidung Rea.
" Masih hidup, tapi lemah sekali tubuhnya. Harus segera di tolong masih bisa di selamatkan. "
Pengendara itu mengambil tas koper Rea dan membopong tubuh Rea dimasukkan dalam mobilnya.
Mobil itu pun kembali membelah kabut di gun subuh itu.
Setengah jam kemudian tiba di sebuah klinik terdekat.
" Suster mohon bantuannya, wanita ini saya temukan terkapar lemas di aspal ujung sana."
" Mari Bu, kami bawa ke ruang pemeriksaan dulu."
Tim dokter pun akhirnya keluar dan memeriksa keadaan Rea.
" Maaf keluarga pasien."
" Ya saya dokter, saya temukan dia pingsan di jalanan ujung sana. "
"oh jadi bukan ibu ya keluarga pasien?"
" Bukan dokter, tapi saya akan bertanggung jawab untuk urus administrasi semua. Bagaimana keadaan pasien dokter?"
" Terlihat pasien ini sangat kelelahan Bu, mungkin karena pasien sedang hamil sekitar sepuluh Minggu an atau lebih, jadi membuat pasien kelelahan dan akhirnya pingsan di jalan tadi. Tapi karena udara sangat dingin membuat pasien harus di rawat sebentar hingga pasien sadar dan akan saya periksa lagi nanti. "
" Oooh baiklah saya akan tunggu pasien siuman dulu dokter."
" Terima kasih Bu. Anda bisa urus administrasi terlebih dahulu. "
" Baiklah saya ke loket pembayaran dulu."
Sang dokter pun menunjukkan tempat pembayarannya dan kemudian kembali ke ruangan dokter.
" Kumala , tolong kamu handle dulu sebentar urusan saya hari ini ya. Saya ada urusan mendadak dan tidak bisa pulang hari ini. "
" Baik ibu. "
Telpon pun terputus. Seorang ibu yang menyelamatkan Rea pun kembali ke ruangan Rea. Dimana Rea masih lemah dan belum sadarkan diri.
" Apa yang sebenarnya kamu alami? Kenapa kamu sampai bisa pingsan di jalanan sepi itu. Untung saya yang temukan kamu gadis cantik. Dan bagaimana bisa suami kamu telantarkan kamu yang lagi hamil muda. Malang sekali sih nasib kamu. "
" tolong, tolong saya... , jangan, jangan bunuh saya dan anak saya... Tolong tolong...!" ucap Rea menggigau dalam ketidaksadaran dirinya.
" Apa? Ada orang yang mau bunuh mereka berdua?" ucap Sang penolong saat dengar Rea menggigau.
Sang wanita paruh baya itu langsung tidak tenang setelah mendengar gigauan Rea. Yang kembali pingsan itu.
" Dokter pasien menggigau dan pingsan lagi."
Sang dokter pun akhirnya memeriksa kondisi Rea kembali.
" Bu sepertinya pasien sedang mengalami syok. Entah apa yang telah terjadi sebelum dia pingsan. Tolong ibu bisa pencet tombol darurat ini jika pasien sadar."
" Baiklah dokter. Saya akan pencet tombol itu nanti."
Sang dokter pun kembali ke ruangan kerjanya.
" Apa yang kamu alami selama ini. San siapa kamu sebenarnya?"
Sang wanita paruh baya itu akhirnya mencari identitas Rea di dalam tas Rea.
" DELANEY EDREA? Dia bukan orang sini rupanya? Kok bisa jauh sekali dia kemari? Siapa kau sebenarnya nona Edrea?" gunam Sang wanita paruh baya yang menolong Rea itu.
Sambil kembali memasukkan kartu identitas Rea ke dalam tasnya, Wanita itu pun kembali sibuk dengan I-Pad nya .
Menjelang sore hari Rea pun mulai sadar, dan sedikit kebingungan dia ada dimana, tapi sang wanita paruh baya itu coba menenangkan Rea dan sang ibu langsung memencet tombol darurat sehingga dokter pun datang dan kembali memeriksa kondisi Rea.
" Siapa yang sudah bawa saya kemari dokter?" tanya Rea pada sang dokter.
" Terimakasih pada ibu ini yang seharian menolong anda. Dan membawa anda kemari. Untuk di rawat."
" Oooh terima kasih nyonya. "
" Bagaimana keadaan anda , apakah anda masih merasa sakit?"
" Tidak. Saya sudah merasa lebih baik dokter, nyonya. Terima kasih banyak telah menolong saya kemarin. "
" Tadi pagi . Saya baru menemukan kamu tadi pagi subuh. "
" Ehm... Terima kasih. Saya akan ganti biaya pengobatan saya pada nyonya. "
" Ah tidak usah. Kamu pegang saja uang kamu untuk keperluan kamu."
" Bagaimana dokter keadaannya?"
" Sudah lebih baik Bu. Jadi bisa pulang."
" Ooh syukurlah. Terima kasih dokter."
" Terima kasih dokter."
" Ya sama sama. "
Dokter pun kembali ke ruangan kerjanya dan tinggallah Rea dengan wanita paruh baya tersebut.
" Nona, apakah anda ada tempat yang akan di tuju? Saya bisa mengantarmu sampai tujuan. "
" Nyonya terima kasih banyak atas semua bantuan nyonya buat saya. tapi saya tidak punya tempat tinggal disini. Jadi mungkin akan sewa rumah atau kost saja nyonya. "
" Bagaimana dengan keluarga kamu? Apakah kamu tidak ada keluarga?"
" Bukan di kota ini nyonya. Saya di sini pendatang , karena mantan suami saya tinggal di kota sebrang. "
" Apa? Jadi kamu sudah cerai dengan suami kamu?"
" Lebih tepatnya dipaksa cerai oleh mertua saya nyonya."
" Astaga. Kemudian kamu di usir begitu? Hingga kamu pingsan di jalan sepi itu semalaman?"
" Iya nyonya. Untung saja demam saya sudah tidak terasa parah sekarang dan saya boleh keluar dari sini. Terima kasih banyak nyonya atas semua bantuannya."
" Apakah kamu ingin pulang ke kota asal kamu?"
" Sementara ini tidak nyonya , tapi mungkin ke depan iya. "
" hmmm apakah kamu mau ikut saya untuk sementara waktu? karena kamu sedang hamil sekarang?"
" Ah. Itu akan sangat merepotkan nyonya."
" Tidak , tidak , saya tidak repot. Kamu ikut saja ya. Jika suatu saat kamu ingin pulang tidak apa apa, tapi selama di sini jangan kost , tinggal di rumah saya saja ya? Dan panggil saya Fairyn. "
" Terima kasih nyonya Fairyn."
Akhirnya keesokan paginya, Rea pun mengikuti nyonya Fairyn pulang ke kotanya.
Sekitar empat jam perjalanan, Rea pun tiba di rumah nyonya yang baik hati itu.
" Rea... Kamu bisa tinggal di sini ya. Rumah ini bisa kamu pakai sepuasnya. Mau sampai selamanya juga boleh. Karena rumah saya yang ini tidak pernah saya pakai lagi. Rumah ini rumah kenangan bersama Kakek nenek dan kedua orang tua saya dulu. Jadi tidak pernah saya pakai lagi. Saya tinggal di sebrang itu. "
" Oooh Terima kasih nyonya. Saya akan merawat dan menjaga rumah anda dengan baik. "
" Sekarang kamu istirahat dulu ya. Pasti lelah sekali. Jangan capek capek karena kamu masih hamil muda. "
" Sekali lagi terima kasih nyonya."
" Panggil saya Bibi saja. Kamu seusia dengan keponakan saya. "
" Oh terima kasih Bibi."
Wanita anggun cantik dan elegan itu pun meninggalkan Rea yang harus istirahat juga.
Rea melihat rumah itu dengan pandangan yang takjub. Rumah itu sederhana tapi luas. Walaupun tidak bertingkat. Tapi luas dan besar sekali.
Bagaimana kehidupan Rea ke depannya? Apakah Rea akan tinggal di rumah bibi Fairyn selamanya atau dia akan pindah? Atau kembali ke kota kelahiran Rea?
Bersambung...
trimakasih 👍 Thor...
Salam sehat selalu sukses berkarya🙏
penuh misteri..