adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Devin sakit
" sayang... Kira-kira kapan aku bisa mengunjungi orang tua mu untuk melamar kamu? " tanya Devin
" nanti aku akan bicarakan dulu sama ayah dan ibu " kata Dinda
Karena hari sudah gelap Devin menurunkan Dinda di gang kost nya
Mobil Devin berhenti di pinggir jalan
" sayang... Aku Carikan kost yang lebih baik ya, biar kamu lebih nyaman dan kalau antar kamu pulang aku kan juga pengen ngopi dulu tapi ini serba ga boleh " ucap Devin
" terserah kamu saja " ucap Dinda
" oke besok aku akan Carikan kamu rumah yang lebih nyaman " kata Devin
Dinda keluar dari mobil dan melambaikan tangan sebelum berjalan memasuki gang sempit itu
" Dinda... Aku ga akan sia-sia kan kamu " ucap Devin dan melaju menuju kantor
...
Esok hari
Dinda datang ke kantor seperti biasa dan Devin belum sampai padahal hari sudah siang
" mas Doni " panggil Dinda
" pak Devin kemana ya? Kok belum datang " tanya Dinda
" Devin kaya nya g masuk din, dia sakit " ucap Doni
" hah... Semalam ga apa-apa " ucap Dinda
" mungkin kecapean " jawab Doni
" boleh aku minta alamatnya " kata Dinda
lalu Doni memberikan alamat Devin pada Dinda
" aku izin jengukin mas devin dulu ya " ucap Dinda dan di angguki Doni
Dinda memesan taksi online untuk menuju ke apartemen yang Devin tempati
Sejak orangtua nya memaksa untuk menikah Devin memutuskan untuk tinggal di apartemen nya.
Ting tong ( bunyi bel )
Devin beranjak dari tempat tidur nya dan membuka kan pintu
Devin fikir itu Doni Karena hanya Doni ya g sering bolak balik ke apartemen nya
" kamu... " ucap Devin
" mas... Kamu sakit? " tanya Dinda
Devin mengangguk " ayo masuk " ajaknya
dan mereka duduk di sofa depan tv
" kamu kenapa mas?" tanya Dinda
" semalam pulang dari nganterin kamu badan aku demam dan pusing sayang " ucap Devin
" ya ampun... sekarang udah minum obat? " tanya Dinda
" udah... Tadi aku Udah panggil dokter keluarga ku kesini " jawab Devin
" syukurlah... Kamu udah makan? " tanya Dinda
" tun tadi pesan bubur di online tapi perutku mual " kata Devin
" aku buatkan sup ya biar lebih hangat dan segar " kata Dinda
Devin mengangguk
Dinda berlalu menuju dapur dan memasak untuk Devin
Tak lama Dinda kembali dengan semangkuk sup dan sedikit nasi di piring
" ayo makan biar cepat sembuh " kata Dinda
" siapin " pinta Devin dan Dinda dengan telaten menyuapi Devin hingga nasi nya habis
" serasa punya istri, pas lagi sakit ada yang urusin " kata Devin
Dinda tersenyum...
Dinda membereskan bekas makan Devin dan kembali duduk bersama sambil nonton tv
" mas... kenapa kamu ga pulang ke mansion? " tanya Dinda
" sejak aku di paksa nikah aku tinggal disini " jawab Devin
" oh... "
" oh doang... " kata Devin
" lah terus harus apa? " tanya Dinda
Devin tersenyum
Kringg-kringg ( ponsel Dinda berdering)
" ibu " ucap Dinda
" hallo Bu " sapa Dinda
" hallo nak, din... gimana kabar kamu? " tanya sang ibu
" baik Bu, ibu sendiri gimana? " ibu baik nak
" ayah gimana Bu? tanya Dinda
" ayah ada di belakang lagi benerin motor kesayangan nya " kata ibu
" maaf ya Bu Dinda belum bisa beliin ayah motor baru, tapi bukan depan mudah-mudahan uangnya sudah terkumpul " ucap Dinda
" kamu ga usah pikirin itu din, kamu fokus aja kerja biar urusan itu jadi tanggung jawab ayah mu " kata ibu
" iya Bu "
" oh iya Bu, Dinda mau bilang sesuatu,baru aja Dinda mau telepon ibu, eh kebetulan ibu telepon Dinda duluan " kata Dinda
" ada apa nak? " tanya ibu
" Bu... Mas Devin dan keluarga nya mau datang ke Bandung untuk melamar aku, gimana menurut ibu? " ucap Dinda
ibu sempat terdiam " sebentar ibu bilang ayah dulu "
" din... Ini ibu sudah bareng ayah " ucap Dinda
" iya Bu yah... Mas Devin dan keluarga nya ingin melamar Dinda " ucap Dinda
" kamu sendiri yakin nak? " tanya ayah nya
" Dinda yakin yah, mas Devin adalah calon suami yang baik dan bertanggung jawab " kata Dinda membuat devin yang ada di sampingnya tersenyum
" ibu dan ayah setuju saja jika kamu memang bahagia nak " kata ayah lagi
" lalu kapan keluarga nak Devin akan kesini? " tanya ayah
" mungkin akhir bulan ini yah " kata Dinda
" baik lah nak, semoga segala nya di permudah oleh Allah " ucap ibu
" amiin... "
" ya sudah Dinda tutup teleponnya ya Bu, yah " kata Dinda
" iya nak, jaga diri baik-baik ya " ucap ibu
" iya Bu " sambungan telepon terputus
" mas aku bilang sama ayah dan ibu akhir bulan ini kamu dan keluarga mau ke Bandung untuk melamar aku " kata Dinda
" iya g apa-apa aku tinggal bilang ke papa dan mama " kata Devin
" aku ga nyangka akan semulus ini perjalanan kita din " ucap Devin
" mudah-mudahan akan selalu seperti ini ya mas " kata Dinda
" iya.. " jawab Devin
" mas kaya nya aku harus balik ke kantor deh, tadi aku izin sama mas Doni setengah hari " ucap Dinda
" jangan kemana-mana din, temenin aku aja " kata Devin
" tapi aku ga enak sama mas Doni pasti dia ke repotan sendirian di kantor " ujar Dinda
" ga apa-apa dia udah biasa " jawab Devin
" aku telpon Doni dulu biar kamu tetep disini " kata Devin
" hallo don "
" ya, pasti mau bilang Dinda ga bisa balik ke kantor kan? Udah gue tembak " kata Doni
" cerdas " kata Devin
" kampret Lo " omel Doni
" ya udah gue mau istirahat di temenin bini dulu , bye " Devin memutus teleponnya
" huuhhh.... Dasar bos mesum " gerutu Doni
akhirnya Dinda sampai sore di apart Devin
Devin tidur setelah minum obat dan Dinda hanya santai di ruang tv sambil menscroll sosmed nya menunggu Devin bangun
Tingtong ( suara bel berbunyi )
" siapa ya " lalu Dinda beranjak membuka pintu dan yang muncul sosok elena
" mana Devin??? " tanya elena tanpa basa-basi dan nyelonong masuk tanpa di suruh
" mas Devin lagi istirahat " jawab Dinda
" oh... Jadi Lo perempuan yang udah rebut Devin dari gue? " ucap elena
" tampang Lo lugu tapi hati Lo busuk ! " maki elena
" maaf mba elena mau apa kesini, mas Devin sedang sakit dan tolong jangan di ganggu, silahkan mbe elena pulang dan kembali lagi nanti " ucap Dinda
" berani ya Lo usir gue "
" lo denger gue calon istri nya Devin dan itu pasti, gue ga akan biarin siapapun merebut Devin dari gue termasuk Lo, perempuan murahan " maki elena lagi
" mba tolong jaga bicara nya " ucap Dinda
" kenapa? Lo ga terima gue bilang murahan? Seorang perempuan ada di apartemen calon suami orang ngapain? Apa namanya kalo bukan murahan? " kata elena
" Auw... Sakit mba " ucap Dinda ketika elena menjambak rambut nya
Mendengar keributan di luar Devin terbangun dan merasa ada yang ga beres
" El... Apa-apaan kamu " dengan cepat Devin melepaskan tangan elena dari rambut Dinda lalu menarik Dinda di belakang tubuh nya
" Vin... Aku mau penjelasan dari kamu, apa maksudnya kamu memutuskan perjodohan kita begitu aja " ucap elena
" elena aku udah bilang sama kamu kalau aku mau nikah sama kamu dan aku ga pernah mau di jodohkan dengan kamu atau dengan siapapun " bentak Devin
" ga bisa gitu dong Vin, kamu buat aku malu kalau kaya gini, semua teman-teman dan rekan kerja aku udah tau kalau kita akan menikah tapi kamu dengan seenaknya membatalkan " ucap elena
" terserah kamu, dari awal aku udah ga setuju sama rencana ini " ucap Devin
" tolong pergi dari sini !!! " suruh Devin
" tapi Vin, apa Karena wanita murahan itu kamu menolak pernikahan kita? " ucap elena
Devin semakin marah mendengar Dinda di hina
" jaga mulut kamu, Dinda jauh lebih baik dari pada kamu, jangan kamu pikir selama ini aku ga tau lelaki mana saja yang sudah tidur sama kamu dan aku ga Sudi anak-anak aku lahir dari seorang wanita kotor seperti kamu, sekarang juga keluar dari sini atau aku panggil security !!! " usir Devin dengan wajah yang sangat menyeramkan
" aku akan buat perhitungan sama kamu wanita jalang " ucap elena pada Dinda dan berlalu pergi
Dinda hanya diam berlindung di balik tubuh devin sambil menangis
lope lope dah