Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Mencari Indentitas Gadis 8 Tahun Lalu.
Melihat Brian terkekeh, Arya merasa disepelekan oleh laki-laki yang ia anggap Abang itu.
“Ada yang lucu?!“ Arya menggeram.
“Kecemburuan mu yang lucu! Ck! Tenanglah! Disini ada Cctv dan terkadang Ayah mu akan memeriksa nya meski jarang terjadi! Nanti kita bicara lagi.“
Brian menepuk bahu Arya, “Kerja yang rajin agar bisa mengumpulkan pundi-pundi uang, saat waktunya kamu ingin meminang seorang perempuan... Tuan besar akan merestuinya asalkan kamu membanggakan Ayahmu. Ingat ini! Meski aku menyayangimu seperti adikku sendiri, tapi bagiku memenuhi perintah Ayahmu adalah yang utama.“
Brian diperintahkan agar Arya dan Felicia bertemu secara tak sengaja oleh Tuan Besar Adiguna dan itu akan terjadi. Bagaimanapun perintah dari Tuan besar Adiguna lah prioritas utama nya.
Arya tidak mengerti ucapan dari Brian, ia pun tidak menghiraukan nya dan pergi ke dapur untuk mencari Alsya.
Sementara di kamarnya, Keindra memperhatikan ponsel milik Gina yang ia banting semalam. Di dalam ponsel itu ada rekaman dirinya saat malam tragedi, bahkan ia merasa mengenali wajah wanita di dalam rekaman video.
“Dimana ya aku merasa mengenali wanita di dalam rekaman? Sayangnya semalam aku hanya melihat sekilas wajah wanita itu, karena terlalu marah pada Gina! Anehnya, aku malah merasa tertarik pada pekerja pastry baru itu, wajahnya juga agak familiar bagiku! Sebaiknya aku memperbaiki ponsel ini dan mencaritahu wanita yang telah aku nodai 8 tahun lalu, juga mencari identitas nya. Mungkin dengan mencarinya dan meminta maaf padanya... semoga saja kehidupan ku ke depannya bisa baik-baik saja.“
Keindra memasukkan ponsel Gina ke dalam tas kerja, dia pun akan berangkat ke perusahaan.
Laki-laki itu keluar dari kamar, berbelok ke kanan namun...
Bugh
“Aww!“ terdengar suara anak kecil merintih kesakitan karena bertabrakan dengan Keindra.
Keindra berjongkok, menarik kedua bahu anak itu. “Kamu baik-baik aja, Boy?“
Ammar mengangguk, bocah itu mengangkat wajahnya. Ada keterkejutan di mata anak itu, “Paman, kenapa wajah kita mirip?“
Eh? Keindra tadinya tidak memperhatikan, namun saat lebih teliti lagi memang benar ada kemiripan diantara mereka meski ada sedikit perbedaan.
“Kamu anak salah satu pekerja disini?“ tanya Keindra.
“Iya, Bunda pembuat kue terenak di dunia loh Paman.“ Puji Ammar pada ibunya.
“Pembuat kue?“
“Hum!“
“Siapa namanya?“
“Bunda Alsya! Cantik kan namanya, secantik wajahnya." Ammar pandai sekali jika memuji ibunya, karena baginya Alsya adalah segalanya tak ada yang bisa menandingi sang Bunda.
Degh
“Alsya!“
Semakin banyak praduga Keindra, dia merasa familiar dengan wajah Alsya sekarang ada seorang anak yang mirip dengannya dan anak itu adalah anak Alsya.
“Berapa usia mu, Boy?“
“Tu__“
“Ammar! Dimana kamu, Nak?"
Terdengar suara Alsya memanggil, namun sosok wanita itu tidak terlihat hanya ada suaranya.
“Bunda!“ bocah itu berlari meninggalkan Keindra yang masih penasaran.
Keindra ingin menyusul namun kedatangan Arya dengan wajah tersenyum-senyum menghentikan langkahnya.
“Kenapa pagi-pagi gini lo nyengir-nyengir? Kesambet setan Lo!“
“Setan cantik!" Arya baru saja meminta Alsya memasangkan dasi, saat Alsya menurut bahagia sekali hatinya. Ia seperti seorang suami yang akan berangkat kerja.
“Dih! Gaje! Gue duluan!“ Keindra mengurungkan niatnya menyusul Ammar, ia berjalan keluar menuju mobilnya.
Diluar beberapa bodyguard berdiri berjaga-jaga di sekitar halaman, Keindra memanggil salah satunya.
“Bopeng! Kesini!“
Bopeng memang seperti kepala bodyguard, ia paling senior diantara semua penjaga.
“Ya, Tuan muda Kei!“
“Nanti siang datanglah ke perusahaan, aku ada urusan dengan seseorang! Aku ingin kau dan yang lainnya menghajar nya! Mengerti?!“
“Tumben, Tuan. Apa Anda mempunyai musuh?“
“Musuhku dari 8 tahun lalu, harusnya sejak dulu aku menghajar mereka! Ada 5 target! Kita eksekusi 2 terlebih dahulu karena aku menginginkan informasi dari mereka!“
“Baik, Tuan muda. Saya dan yang lain akan mendampingi Anda!“
“Sip!“ Keindra pun masuk ke dalam mobil yang memang sudah disiapkan oleh pekerja di bagian kendaraan.
Tak lama Arya pun menyusul keluar dari Mansion dan naik ke mobilnya sendiri, ia hanya menyapa sekilas para bodyguard.
Sementara di dalam Mansion, wajah Alsya masih merah matang sempurna. Baru saja Arya menemuinya dan meminta dipakaikan dasi. Anehnya ia hanya bisa menurut, mungkin karena posisi Arya dirumah ini adalah majikan bukan lagi orang lain seperti saat diluar sana. Jika diluar sana, sudah pasti ia dapat menolak keinginan Arya karena mereka bukan siapa-siapa.
“Sepertinya dia mengambil keuntungan dari posisinya sebagai majikan! Coba kalau aku masih di tempatku dulu, terus dia datang minta kayak tadi dipakein dasi... pasti udah aku tolak! Mana dia mau nyium kening ku lagi, untung aja aku bisa menghindar.“ Alsya menggerutu namun bibirnya tersenyum juga, apalagi pipinya masih merona.
Puk
Puk
Alsya menepuk kedua pipinya, “Lupakan! Aku disini untuk bekerja bukan untuk meladeni segala perilaku gila Tuan Arya.“
.
.
Sesuai arahan Keindra, para bodyguard dan dirinya pergi menemui Dino di rumah laki-laki itu. Keindra sudah mencari tahu keberadaan Dino siang itu dan juga keberadaan Gina.
Gina berada di rumah kedua orang tuanya, wanita itu sedang tak bersama Dino.
Dugh
Dugh
Para bodyguard menggedor pintu rumah kediaman keluarga Dino, mereka tak sekaya keluarga Keindra bahkan hanya mempunyai perusahaan kecil. Bisa dibilang kekayaan keluarga Dino hanya sepersepuluh persen dari keluarga Keindra.
“Tunggu!“
Seorang wanita membuka pintu, itu adalah Art di sana. “Den Keindra, mau bertemu Den Dino ya. Silahkan masuk, Den Dino baru saja bangun.“
Keindra tak banyak bicara, dia masuk ke dalam rumah tanpa para bodyguard.
Tak lama, Dino menemui Keindra. Wajah temannya itu tampak gusar dan panik. “Hei, Bro! Tumben lo dateng ke rumah gue!“
Dino menghampiri Keindra untuk memberi salam pertemanan, namun tanpa aba-aba Keindra menonjok wajah temannya itu.
Bugh!
“Bopeng! Ser3t dia!“ perintah Keindra.
Bopeng dan satu bodyguard lain merengsek masuk ke dalam lalu menarik tubuh Dino tanpa kelembutan menyeret keluar.
“Hei! Apa-apaan ini?!" Dino memberontak.
“Duh Den Kei...! Mau dibawa kemana Den Dino diser3t gitu?!“ Bibik Art histeris.
“Ingat ini Bik! Jangan bilang pada siapapun jika Dino aku bawa paksa! Orang tua Dino masih diluar negeri, kan?! Jangan macam-macam atau Dino akan mati! Jadi Bibik diam saja! Aku dan Dino hanya akan main seperti biasanya! Paham?!“
“B-baik, Den Kei!“
Keindra pun pergi dari sana membawa Dino untuk di siksa dan dia akan mencecar Dino untuk menanyakan identitas gadis 8 tahun silam yang telah ia perk0sa.
___
Like komen 😅❤️
sebentar LG kekacauan di mulai 😡
pengen ngelus rahangnya akohhhhhh😩😩