Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH BERUSAHA
Istirahat pertama, Aiden mendatangi Naomi di kelasnya. Di tangannya, ada keresek berukuran sedang berisi cemilan. Menarik kursi, lalu duduk di dekat cewek itu.
"Susu, coklat, ciki ball, roti dorayaki," Aiden mengeluarkan berbagai macam jajanan yang sebelum berangkat tadi, dia beli di minimarket. "Aku hafal banget loh, Yang, kesukaan kamu. Mau aku bukain yang mana dulu, susu atau roti?"
Naomi yang asyik mengobrol dengan Cella, tak mempedulikan Aiden sama sekali.
Aiden mengambil susu UHT, lalu menancapkan sedotannya, meletakkan tepat di meja hadapan Naomi. Setelah itu, membuka ciki ball, meletakkan di sebelahnya. Tapi tak satupun dari dua makanan itu yang disentuh Naomi, dilihat pun enggak.
"Yang, nanti cikinya melempem loh."
Cella memberi kode Naomi lewat mata, menunjuk makanan yang dibawa Aiden. Jika Naomi enggak menanggapi, Cella justru cemas, takut Aiden yang galak itu nantinya malah ngamuk.
"Eh Cel, weekend nonton yuk, ada film bagus," ujar Naomi. Dia terus mencari topik obrolan dengan Cella demi mengabaikan Aiden.
"Aku ada janji sama Ivan, sorry Nom."
"Nonton sama aku aja, Yang," Aiden yang gak diajak ngomong, ikut nimbrung. "Kamu mau nonton film apa?"
Naomi tak merespon sama sekali ucapan Aiden, dia malah mengajak Cella membahas soal make up, yang mau tak mau, Aiden hanya diam karena tak faham sama sekali. Sampai jam istirahat selesai, satupun makanan yang dibawa cowok itu, tak disentuh oleh Naomi.
"Yang, aku anter ya," Aiden mensejajari langkah Naomi saat pulang sekolah. Cewek yang sedang jalan sambil menekan-nekan layar ponselnya tersebut, tak menyahuti meski sudah berkali-kali dia bicara. "Yang, please, jangan diemin aku kayak gini."
Mereka terus berjalan sampai keluar dari gerbang sekolah. Tapi sepanjang dari kelas sampai sekarang, tak sepatah katapun yang keluar dari bibir Naomi.
"Nomor aku juga jangan diblok dong," Aiden mengiba.
"Dengan Mbak Naomi?" tanya seorang driver ojol yang baru sampai saat Naomi berada di depan gerbang.
"Iya, Mas." Naomi segera meraih uluran helm driver tersebut.
"Yang, pulangnya sama aku aja. Please... "
Naomi tak menggubris, setelah memakai helm, langsung naik ke motor ojol.
Aiden berlari menuju parkiran, setelah itu secepat kilat menyusul Naomi. Di tengah jalan, Naomi sampai syok saat tahu cowok itu ternyata mengejar. Meski tak memintanya turun, tapi terus berkendara di belakang motor ojol yang dia tumpangi.
Sampai 3 hari, Naomi terus mendiamkan Aiden. Dan selama tiga hari itu juga, Aiden tak pernah menyerah meminta maaf. Sampai siang ini, Naomi dibuat syok.
"Nom, itu bukannya Kak Aiden ya?" Cella menunjuk seorang cowok yang baru saja menginjakkan kaki di teras mushola sekolah. "Kak Aiden mau sholat?" mulutnya menganga, tak percaya dengan apa yang ada di depan mata. Sama seperti Cella, Naomi juga agak syok.
Selama pacaran, belum sekalipun dia melihat Aiden sholat. Pernah sekali dia mengingatkan, tapi Aiden malah mengganti topik secara cepat, seperti enggan membahas itu. Sejak saat itu, Naomi tak pernah lagi bicara soal agama, mereka baru tahap pacaran, kayaknya kurang bijak jika sudah nyuruh-nyuruh orang. Ibadah urusan makhluk dengan Tuhan, bukan makhluk dengan makhluk, jadi dia biarkan saja sesuka hati Aiden.
"Yang." Aiden menghampiri Naomi yang berdiri di depan pintu bagian perempuan. Cewek yang masih syok itu, seketika mengerjab.
Beberapa orang cewek yang mau masuk, menatap mereka, membuat Naomi sadar jika ini kawasan jamaah perempuan. Karena itu, terpaksa dia bicara. "Laki-laki di sebelah sana, bukan disini," dia menunjuk ke bagian laki-laki.
"Oh, gitu ya," Aiden tersenyum kikuk, lalu menatap ke arah yang ditunjuk Naomi. Terlihat beberapa anak laki-laki masuk kesana. "Aku kesana dulu."
Naomi menghela nafas panjang, lalu masuk bersama Cella.
"Nom, kiamat masih lamakan? Sumpah, gue agak takut lihat Kak Aiden mendadak masuk mushola."
"Hus, jangan ngomong gitu."
Naomi segera memakai mukena karena sholat dzuhur berjamaah akan segera dimulai. Beda dengan Naomi, Cella yang malah intip-intip ke bagian cowok, menyingkap sedikit tirai warna putih yang menjadi pembatas.
"Cel, buruan," Naomi menarik lengan cewek itu.
"Nom, itu Kak Aiden beneran sholat?" Tatapan Cella terkunci pada sosok Aiden yang berdiri di barisan jamaah sholat laki-laki. "Perasaan tadi dia baru datang deh, muka dan rambutnya juga kering, kayak belum wudhu, kok langsung mau sholat?"
jadi nom nom
bagus aku suka, ditunggu karya barunya tor👍