Menceritakan seorang gadis CEO yang terkenal dengan kecantikan dan kekayaan yang dimiliki oleh nya, harus terjerat dengan mafia kejam yang sedang menjalankan misi untuk menjatuhkan lawan nya.
Pria itu tidak menyangka jika dihari pertama dirinya berada di negara M untuk menjalani misinya di salah satu perusahaan besar yang ada di negara tersebut harus bertemu dengan seorang wanita cantik yang menjadi target dari misi nya sendiri. Sampai akhirnya pria itu menyatakan kepemilikan atas wanita itu.
"You are mine and will forever be mine" ucap pria itu dengan tatapan tajamnya menatap CEO cantik yang berada di hadapan nya itu.
"Kita lihat saja sampai mana kau bisa menaklukkan aku tuan Mafia" balas gadis itu dengan senyum manis nya yang terlihat begitu menawan di pandangan sang mafia kejam.
apakah sang mafia kejam itu bisa menaklukkan hati sang CEO cantik itu dan menyelesaikan misi nya?
apakah sang CEO cantik bisa jatuh ke dalam pesona tuan mafia kejam dan menerima perasaan dari mafia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Mardiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Albert marah.
Albert tersenyum cerah saat pria itu memberikan selamat kepada dirinya atas kehamilan Laura, padahal apa yang dikatakan oleh Albert semuanya bohong dan itu membuat Laura sangat kesal dan hanya bisa menatap pria itu tajam.
"terimakasih tuan Lian, doakan juga ibunya dan anak kami yang ada di dalam kandungan kekasih ku sehat selalu" ujar Albert dengan mengelus pelan perut wanita yang ada di sampingnya itu.
"kau jangan mengada-ada tuan, gimana kalau media tentang kebohongan yang kau ciptakan itu, aku yakin jika mereka akan menghina ku tuan" bisik Laura yang sangat kesal dengan pria yang berada di depannya itu.
"kau tidak perlu khawatir nona Laura, karena kita akan segera menikah" ucap Albert santai.
"sama saja menurutku, jangan buat gosip sembarangan" tekan Laura lagi.
Albert sama sekali tidak peduli dengan ucapan dari wanita yang ada di samping itu.
...****************...
Setelah bertemu dengan para pengantin, kedua pasangan itu memutuskan untuk turun dari altar pelaminan untuk menikmati makanan yang sudah di sajikan untuk para tamu undangan. Sintya dan Laura pun duduk bersama menyicipi beberapa cemilan yang sudah di sediakan di tempat pernikahan itu.
"ini sungguh sangat lezat dan aku sangat menyukai nya" ucap Sintya.
"kau benar" balas Laura yang kembali menikmati makanan nya.
Tanpa mereka sadari, jika mereka berdua sedang dalam pantauan mata jahat seseorang. bahkan kepala pistol sudah mengarah kearah Laura yang sangat fokus dengan makanannya sehingga dia tidak fokus dengan keadaan sekitar yang sudah mengincar nyawanya.
Pria itu langsung melepaskan peluru nya kearah Laura, Albert yang dati tadi mengawasi pria itu langsung berlari kearah Laura dan dia berhasil menyelamatkan Laura dari bidikan peluru yang ditembakkan kearah Laura. Dengan kecepatan tangan Albert, dirinya juga bisa langsung melumpuhkan pria itu sehingga pria itu terkena tembakan di kakinya.
"Jeremy bawa pria itu dari sini" ucap Albert tajam dan Jeremy langsung mengejar pria itu yang masih bisa berlari di saat kondisi nya tidak baik-baik saja. Bahkan anak buah Albert yang menyamar menjadi tamu, pelayan dan juga petugas kebersihan di tempat pesta itu langsung ikut menyusul Jeremy untuk mengejar pria itu.
"untuk pertama kali aku ceroboh,.... berani sekali dia ingin menyakiti gadis ku, cuma aku saja yang bisa menyakiti nya nanti" batin Albert yang masih memeluk tubuh shock nya Laura.
Sedangkan Laura hanya bisa menghela nafas beratnya saat mengingat jika peluru yang diarahkan pria tadi hampir mengenai jantung nya. "kau tidak apa-apa nona Laura" tanya Albert khawatir.
"ini terlalu menakutkan untuk ku tuan Albert, ada apa ini sebenarnya nya kenapa mereka menyerang ku seperti tadi, sungguh aku sangat ketakutan sekali tuan Albert" ucap Laura yang masih sangat shock.
"ini lah yang menjadi alasan kenapa aku ingin secepatnya menikahi mu nona Laura, aku ingin melindungi mu Nina Laura.... Kau lihat sendiri bukan jika banyak orang sedang mengincar nyawa mu nona Laura, apalagi semua orang sudah tau jika kau adalah putri nya tuan Marcus, sehingga banyak dari mereka yang ingin membunuhmu untuk bisa mendapatkan posisi yang di tinggalkan oleh papa ku nona laura" ucap Albert mengelus rambut Laura pelan dan bahkan pria itu masih sempatnya menghirup aroma rambut milik Laura yang sangat wangi.
"kau tidak apa-apa Laura..... Ku mohon tenang kan dirimu Laura" ucap Sintia yang memeluk sahabatnya erat, karena wanita itu tau jika sahabat nya ini mempunya trauma yang luar biasa terkait dengan tembakan, karena dulu saat kecil dia sering mendengar suara tembakan saat bersama dengan papa nya, itulah alasan mengapa Marcus tidak pernah mempublikasikan identitas asli dari Laura, karena dia sangat khawatir dengan keadaan putrinya itu.
"aku takut" ucap Laura.
"sebaiknya aku akan mengantarkan kalian pulang, disini sudah tidak aman lagi untuk kalian berdua" ucap Albert yang langsung mengendong tubuh Laura ke dalam pelukannya.
...****************...
Setelah mengantarkan Laura dan Sintya pulang, Albert langsung menuju kearah markas nya karena Jeremy sudah menghubungi nya jika pria yang ingin membunuh Laura berhasil di tangkap oleh Jeremy dan anak buahnya. perlahan Albert melangkah mendekati pria itu yang sudah tidak berdaya dan ormas karena tembakan yang mengenai kaki dan juga pundaknya.
"puas kau bermain-main dengan ku hah, apa tujuan mu mengincar nyawa wanita itu hah" tanya Albert menatap tajam kearah pria yang hanya bisa menunduk tanpa berani melihat kearah Albert.
"aku tau kau berasal dari klan Margon kan, kau disuruh ketua mu itu untuk memata-matai ku bukan, apa tujuan mu mengincar gadis bersama mu itu...... urusan mu itu bersama ku bukan bersama gadis itu, hanya aku yang bisa menyakiti gadis itu" ucap Albert tajam dengan duduk diatas kursi yang ada di ruangan itu.
"karena dia begitu berarti untuk mu kan" ucap pria itu.
"kau salah..... dia saja sekali tidak berarti bagiku, jika bukan papanya bermasalah dengan ku maka aku tidak akan sudi untuk dekat dengan nya, bagiku dia hanyalah anak pembunuh yang menjadi target balas dengan ku jadi ku perintahkan kepada mu untuk jangan mengusik ketenangan nya dan katakan kepada klan Margon untuk jangan main-main dengan ku" ucap Albert tajam dan penuh kemarahan.
Albert langsung pergi dari hadapan pria itu. "Jeremy habisi pria itu dan kirim jenazahnya ke markas klan Margon sebagai dalam perkenalan" ucap pria itu dingin dan langsung pergi. Anak buah Jeremy langsung menjalankan tugasnya dan terdengar suara tembakan dsn juga teriak dari pria itu yang berhasil membuat Albert tersenyum licik.
