Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepuluh
Di dalam kamar Marsha dia sedang bercermin "Liat aja Axel bakal jatuh di pelukan gue, kenapa?, karena tidak ada yang bisa mengabaikan wajah polos gue" Marsha meneliti wajahnya senyum seringai terukir di wajah.
Berjalan kearah meja belajar "Zura Zura, lo tuh gak pantes buat Axel, yang pantes itu cuman gue Marsha Arina, bahkan Arzuna pun enggak"
"Liat aja gue bakal buat warga sekolah benci lo termasuk Zuna, karena semua perhatian di dunia ini hanya milik gue" monolognya.
Tok
Tok
Tok
"Sayang kamu udah selesai?" tanya orang di balik pintu.
Merubah raut wajahnya Marsha membuka pintu lalu tersenyum "Udah mah"
"Ya ampun imut banget si anak mamah" puji wanita paruh baya itu.
"Ih mamah bisa aja, yaudah kita sarapan yuk, kasian yang lain udah nunggu" ucap Marsha.
Marsha adalah anak angkat dari keluarga Wiliam, Anita selaku nyonya Wiliam dia membawa Marsha dua tahun lalu dari panti asuhan dan mereka semua setuju Marsha menjadi bungsu Wiliam, tapi ada satu yang mereka lupakan.
Di ruang makan keluarga Wiliam terlihat pria berbeda generasi sudah duduk anteng di kursi mereka.
"Pagi Daddy, abang" sapa Marsha.
"Pagi dek"
"Nah kamu mau sarapan apa?" tanya Anita.
"Emm nasi goreng aja mom" jawab Marsha.
"Okey, ini"
"Makasih mom"
"Sama-sama sayang"
"Adek di sekolah gak ada yang nakalin kan?" tanya Galang putra sulung keluarga Wiliam.
"Emm itu..."
"Kenapa? Bilang sama daddy siapa yang bully kamu?" ucap Revan kepala keluarga Wiliam.
"Temen nya kak Reva, dan Kak Reva juga gak pernah bantuin aku" jawab Marsha sedih.
"Anak itu" geram Revan.
"Sayang kamu gak papa kan, kenapa gak cerita sama kita hm?" tanya Anita.
"Ck anak berandalan itu liat aja karena udah buat adik gue nangis" ucap Galang, lalu pergi dari sana.
"Dek, kamu tenang aja Daddy bakal hukum dia" ucap Revan.
"Jangan hukum kak Reva dad, aku..udah maafin" ucap Marsha.
"Gak dia harus di hukum" Marsha menunduk sedih, tapi tidak dengan bibirnya yang membentuk sebuah senyum seringai.
Kalian tahu jika keluarga Wiliam adalah keluarga Reva nama asli Reva adalah Revalina Keysa Wiliam, putri bungsu keluarga Wiliam, sejak kecil orang tua Reva tidak menyukai Reva karena kelahirannya membuat Anita tidak bisa hamil kembali, berbeda dengan Galang dia sangat menyayangi Reva, dulu jika Reva di hukum oleh Revan maka Galang akan melindunginya, sikap Reva terbetuk karena kekerasan yang dia dapatkan dari orang tuanya hingga Reva yang sekarang, tapi Galang tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
Sejak datang nya Marsha Galang berubah dia sama saja seperti Revan pada Reva, dan sikap Reva pun berubah menjadi semakin dingin dan sulit di atur oleh keluarga nya. Mereka semakin tidak suka dengan Reva ditambah Marsha yang selalu mengadu hal yang tidak-tidak pada mereka.
Itu sebabnya Reva jarang ada di rumah, jika pun dia di rumah dia akan mendapat sindirian dari Anita, tamparan dari Revan hingga makian dari Galang.
Tapi setidaknya Reva masih ada sahabat yang selalu menemai dirinya meskipun sikapnya berubah-ubah, Raya, Reva dan Azura mereka berteman sejak zaman sd jadi mereka mengenal dan tahu kehidupan satu sama lain.
Tak heran bukan jika salah satu mendapat masalah maka tiga orang yang akan menyelesaikannya.
Galang menemui Reva di apartment Reva. Di perjalanan emosi Galang meluap-luap dia ingin memberi pelajaran pada Reva karena telah membully adiknya. Sampai di unit apartment Reva Galang menggedor-gedor pintu apartment Reva.
"REVA KELUAR LO"
DOR
"REVA"
Cklek
Pintu apartment terbuka, memperlihatkan Reva dengan keadaan tidak baik-baik saja.
"Ada apa?" tanya Reva datar.
Galang tertegun saat melihat kondisi Reva luka gores di pipi terlihat masih basah karena darah masih sedikit mengalir, kedua ujung bibir lebam dan kening sebelah kanan berdarah.
"Lo kenapa?" tanya Galang dari nada ucapanya sedikit gemetar.
"Ada apa?" ulang Reva, dia tidak memperdulikan pertanyaan Galang.
Galang menarik Reva untuk masuk kedalam lalu mendudukan Reva di sofa ruang tamu "Dimana kotak P3K?" tanya Galang.
Reva menunjuk lemari kecil bawah TV, Galang membuka lemari itu dan benar disana ada kotak P3K dan satu koper kecil berwarna hitam.
Galang mendudukan dirinya di samping Reva, membuka kotak itu, mengambil kapas dan obat merah "Sini biar abang obati" entah kenapa Galang menyebut dirinya abang, padahal dulu dia sendiri yang bilang jika dia tidak sudi mempunyai adik seperti Reva.
Reva diam ia membiarkan Galang melakukan apapun, andai ia berhati-hati tadi mungkin ia tidak akan terluka seperti ini.
Yah Galang datang lima menit setelah Reva pulang dengan keadaan babak belur, tadinya Reva akan membersihkan luka ini tapi Galang datang dan yah seperti ini.
"Kamu habis ngapain si? Sampe luka gini" ucap Galang khawatir.
"Ck" decak Reva.
"Ngapain lo kesini?" tanya Reva.
Galang menatap mata adiknya yang sudah redup. "Gak" jawab Galang.
"Pergi" ucap Reva.
Galang berdiri dia dengan enggan meninggalkan Reva dengan keadaan begini, Galang ingin menemani Reva tapi...
Galang pergi dari sana dia lupa dengan tujuan awal dia datang kemari, tapi saat melihat keadaan Reva hatinya merasa sakit, apa yang terjadi dengan adiknya?, apa dia terlalu jauh hingga adiknya seperti ini.
Di sekolah AHS...
Raya terus saja menggerutu sejak tadi kenapa? Karena kedua sahabatnya tidak masuk ke sekolah dan kompaknya lagi mereka tidak ada kabar. "Anjir mereka berdua kalau bolos gak ngajak gue"
Raya pergi ke kantin sendiri dengan kesal "Gini nih, kalau punya temen laknat"
Murid lain yang melihat Raya seperti itu pun aneh bahkan ada yang menertawakan walaupun tidak dengan terang-terangan.
Raya duduk setelah membeli makanannya, makan dengan kesal.
"Hai kita boleh duduk di sini?" Raya mendongak mendengus kesal "duduk aja" jawabnya dengan kesal.
"Kenapa lo?" tanya Kaidan.
"Diem gue lagi gak mood" jawab Raya.
"Dimana Azura?" tanya Axel.
"Ck gak tahu gue dan itu penyebab gue kesal paham" jawab Raya.
Arzuna terkekeh "Lo yang salah kenapa gak ikut bolos juga" ucap Arzuna.
Raya mendengus "Gue mana tahu njir"
"Lo tahu dimana Azura?" tanya Axel.
"Apa?" ucap Arzuna.
"Dimana Azura?" tekan Axel.
"Kepo lo" jawab Arzuna tengil.
"Lo..." geram Axel.
"Emm maaf kak, aku boleh ikut duduk disini gak?" ucap seseorang.
Mereka mendongak ternyata itu adalah Marsha dan temannya.
Raya semakin badmood saja, karena tidak mau satu meja dengan Marsha, Raya pun pergi dari sana tanpa menghabiskan makanan nya.
"Eh kok pergi...apa...karena aku.." ucap Marsha sedih.
"Eh enggak kok neng Marsha dia udah selesai aja jadi pergi, udah jangan dipikirin" ucap Kaidan.
Bella menatap Arzuna dengan tatapan memuja "Emm hai kak Zuna" sapa Bella
Arzuna menatap tajam Bella "Wes tuh tatapan tajam banget si Zun" ucap Kaizo.
"Gue pergi" ucap Arzuna.
"Ck, liat aja gue bakal buat lo bertekuk lutut sama gue Arzuna" batin Bella.
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....