NovelToon NovelToon
Quadrangle Romance

Quadrangle Romance

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lalarahman23

Mandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia dikurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namun perilakunya membuat Kedua orangtuanya mengirim paksa putri tunggalnya ke Korea Selatan.

Di sana, Mandalika menjadi bintang kampus dan menarik perhatian Kim Gyumin. Bertemu dengan perundung berhati dingin bernama Park Ji Young, mahasiswi angkuh, mengancam Ia dengan bukti kejam, memaksa Mandalika meninggalkan Korea dengan rasa trauma yang membekas.

Sebelum kepergiannya, Mandalika mendapat dukungan dari Hwang In Yeop, pekerja di Apartemen tempatnya tinggal. Perasaan Kim Gyumin terungkap dan melalui malam terakhir mereka bersama.

Sekembalinya ke Indonesia, Mandalika memulai hubungan dengan Zoo Doohyun setelah tiga tahun berlalu. Dan kembali ke Korea menghadapi cinta segi empat yang rumit dengan Kim Gyumin, Zoo Doohyun, serta Hwang In Yeop

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lalarahman23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9: Kenangan manis.

"Dasar memalukan! Aku hampir mati tenggelam," batinku, seraya melihat sekeliling kamar Gyumin.

Kamar itu sangat rapi, segala sesuatu ditempatkan dengan teliti. "Emm, kamar Gyumin terlihat sangat rapi dan tertata dengan baik," gumamku. Perlahan, aku membuka lemari pakaiannya.

"Baju-bajunya pun tertata sesuai warna. Gyumin, kau adalah Pria idaman para wanita. Aku ragu jika kau tidak memiliki kekasih," celetuk Manda, mengingat bagaimana dia sebelumnya mengatakan hal yang sebaliknya.

Sepuluh menit berlalu dengan cepat. Ketukan lembut terdengar dari pintu kamar.

"Apa kau sudah selesai? Aku membawa hairdryer untuk mengeringkan rambutmu,"suara Gyumin terdengar lembut dari balik pintu.

Aku berjalan membuka pintu, dan di sana berdiri Gyumin dengan hairdryer di tangannya. "Bajumu sangat pas denganku," kataku. Tatapan Gyumin tak terlepaskan dari Manda.

Gyumin tersenyum, matanya bersinar cerah. "Benar, baju ini terlihat sangat pantas di dirimu... mau ku keringkan rambutmu?" tanyanya, melangkah masuk ke dalam kamar dan menggeser kursi di depan cermin untuk Manda duduki.

Aku mengangguk setuju, dan Gyumin mulai mengeringkan rambut Manda. Dari pantulan cermin, aku memperhatikan wajahnya yang tenang. "Apa kau benar-benar tidak memiliki kekasih?"

"Kenapa menanyakannya lagi? Apa kau tidak percaya?" Gyumin menjawab sembari sesekali melirik Manda dari pantulan kaca.

"Itu terlihat sangat tidak mungkin, orang sepertimu tanpa kekasih? Yang benar saja...," gumamku, tak melihat ke arahnya.

Gyumin tersenyum mendengar gumaman Manda. "Aku belum mendapatkan yang tepat untuk itu," katanya dengan tenang, membuat keningku berkerut.

"Sekarang masih belum dapat juga?" tanyaku penasaran.

"Sudah... tapi, belum ku miliki saja," ujar Gyumin, membuatku semakin penasaran, siapa gadis yang dia maksud.

"Kau sudah mengungkapkannya?" tanyaku, rasa penasaran mulai membakar.

"Sepertinya, aku akan menunggu waktu yang tepat."

"Wanita itu sangat beruntung," gumamku lagi, melihat ke arah cermin.

Gyumin hanya tersenyum, matanya lembut menatapku.

Setelah selesai mengeringkan rambutku, aku mengambil ponselku dari meja di depan cermin. "Aku harus pergi," ucap Manda kepada Gyumin yang baru duduk di dekatnya.

"Kau akan pulang?" tanya Gyumin untuk memastikan.

Manda mengangguk tanpa melihat ke arahnya. "Tentu saja... aku tidak mungkin tetap berada di sini. Kau juga laki-laki, lagi pula kita hanya berdua di rumah ini... dan itu tidak baik," ujarku, lalu tersenyum padanya.

Gyumin mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar di kamarnya. "Lihat, hujan turun... kau yakin akan pulang?" tanya Gyumin, matanya masih memandang hujan yang mulai turun deras.

Aku pun ikut melihat ke arah luar jendela. "Tapi aku harus pulang sebelum malam, lagipula itu hanya gerimis..," ucapku pelan dengan sedikit cemas.

Gyumin melihat ke arah Manda dengan sedikit khawatir. "Kau harus menunggu hujannya reda... apa kau yakin akan pulang dalam keadaan hujan turun?"

Aku menunduk, merasakan hawa dingin yang menyelimuti ruangan. "Baiklah, aku akan menunggunya," akhirnya aku menyerah dan memutuskan untuk menunggu hujan reda. Membuat Gyumin tersenyum mendengar keputusannya.

...(⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)...

Suasana hening menyelimuti mereka berdua, ditemani suara rintikan hujan dari luar.

"Huamm! Aku ngantuk sekali," gumamku, dengan sesekali memejamkan mata.

Gyumin melirik ke arah Manda dan tersenyum. "Kau bisa tidur lebih dulu," ucapnya.

"Tidak! Aku akan tidur nanti. Huh! Dingin sekali," gerutu Manda, semakin erat memeluk kakinya.

Gyumin berjalan mengambil selimut dari dalam lemari dan memberikannya kepada Manda. "Gunakan ini untuk menghangatkan tubuhmu," katanya lembut.

Aku menerima selimut itu dan menggunakannya, sangat lembut, membuatku sangat nyaman.

Hingga beberapa saat kemudian, Manda tidak tahan lagi dengan kantuknya. Dia tertidur tepat di belakang pundak Gyumin yang menopang tubuhnya.

Gyumin menyadari Manda yang sudah terlelap. "Apa kau tertidur?" bisiknya lembut, berbalik perlahan dan memperbaiki posisi tidurnya.

"Kau manis sekali, bahkan saat tidur pun masih terlihat sangat cantik," ucapnya pelan sembari menatap Manda dengan intens.

Gyumin tanpa henti memandangi wajah Manda yang tengah tertidur lelap. Hingga pada akhirnya, Ia pun tertidur tepat di sampingnya.

Pukul 03.00 pagi.

Manda terbangun dan menyadari bahwa dirinya tengah tidur dalam posisi kaki di atas tubuh Gyumin. Kejutan yang melintas di benak Manda, membuatnya seketika terbangun dan berteriak.

"Ya Tuhan! Gyumin!"

Gyumin terbangun, matanya yang semula terpejam kini terbuka lebar. "Ada apa? Siapa?!" Matanya melihat ke arah sekitar.

Dengan jari gemetar, aku menunjuk ke arahnya. "Kau! Kenapa kau tidur di sini?!"

Gyumin menggosok matanya, mencoba memahami situasi. "Ak-aku... aku ketiduran. Manda, Aku tidak berniat buruk, jadi tenanglah..."

Aku menarik napas dalam-dalam, menenangkan diri. Melihat ke arah luar jendela yang gelap gulita, dan berkata. "Sudah malam, ya?"

Gyumin mengangguk pelan. "Aku akan keluar. Kau bisa melanjutkan tidurmu!" katanya dengan nada menyesal.

Manda meraih ponselnya, melihat layar yang menunjukkan pukul 3 pagi. "Ini sudah sangat larut... kenapa membiarkanku tertidur?" tanyaku dengan nada kesal.

"Aku juga ketiduran, aku terkejut karena teriakanmu tadi," ujar Gyumin, mencoba menjelaskan.

Tiba-tiba, suara perutku yang berbunyi memecah keheningan. "Krukkk!" Aku merasa sangat malu dan bangkit dari tempat tidur, menuju ke lantai bawah.

Gyumin mengikuti Manda dari belakang dengan senyum kecil di wajahnya. "Kau lapar? Ingin ku buatkan sesuatu yang enak?" tanyanya, mencoba menggoda.

"Tidak, aku ingin melanjutkan tidurku, kembalilah ke tempat tidurmu!" titahku dengan tegas, menahan malu.

Gyumin tetap tersenyum. "Tunggulah sebentar, aku akan kembali," katanya sembari berjalan ke arah dapur.

Aku duduk di sofa ruang tamu, mataku mengikuti gerakannya. "Apa yang akan kau lakukan? Hey!" panggilku dengan alis mengerut.

Sepuluh menit kemudian, Gyumin kembali dengan membawa dua mangkuk ramyeon di tangannya. "Makanlah, tidak baik jika tidur dengan perut kosong," ujarnya, duduk di dekatku.

Dengan anggukan pelan, aku mulai memakan ramyeon tersebut bersamanya.

Hingga beberapa menit kemudian, Gyumin berkata. "Kau bisa melanjutkan tidurmu di kamarku. Aku akan tidur di tempat orang tuaku dan akan mengantarmu pulang besok." ujarnya.

Aku mengangguk dan kembali menuju kamar Gyumin. Sesampainya di kamar tersebut, Ia pergi meninggalkanku seorang diri.

"Ada apa denganku? Kenapa aku harus tertidur? Aku sangat malu pada Gyumin. Dia terbangun karena teriakanku..." gumamku, lalu mengalihkan pandanganku ke arah sekeliling kamar.

Berjalan menuju meja belajar, aku melihat beberapa foto yang terpajang. "Dia tinggal sendiri di rumah sebesar ini? Ini orang tua Gyumin? Keluarga ini terlihat sangat luar biasa. Siapa gadis ini? Dia terlihat mirip dengan Gyumin... pasti Adiknya." Aku memperhatikan foto gadis tersebut.

"Tunggu dulu! Dia terlihat tidak asing," pikirku mencoba mengingat.

Mendadak, ingatanku kembali. Mataku melebar melihat foto keluarga ini. "Ini anak perundung itu!" Aku terkejut dan hampir menjatuhkan bingkai foto yang ada di tanganku.

"Lalu di mana anak itu sekarang? Jangan-jangan dia sedang berada di rumah ini. Apa aku harus pergi sekarang juga? Tidak! Aku bahkan tidak tahu arah jalan pulang. Jadi, aku harus gimana?" gumamku dengan panik.

...(⁠ʘ⁠言⁠ʘ⁠╬⁠)...

Pagi pun tiba, dan Manda tidak bisa melanjutkan tidurnya, karena memikirkan Adik Gyumin.

Tiba-tiba, ketukan keras terdengar dari pintu kamar Gyumin, mengejutkanku. "Kakak! Kakak! Uangku habis. Beri aku uang! Aku akan berangkat ke sekolah!" teriak seorang gadis dari luar.

Aku yang tengah duduk di depan cermin, terkejut mendengar suara teriakan itu. "Aku harus apa?" Refleks, aku berdiri dan berjalan ke arah pintu, lalu menguncinya.

"Kakak, buka pintu!" Gadis itu semakin keras menggedor-gedor pintu, mencoba untuk masuk.

"Kakak!" teriaknya lagi dengan kesal.

Mendengar teriakan itu, Gyumin datang menghampirinya dari arah belakang. "Ada apa? Kenapa berisik sekali?" tanyanya dengan mata setengah sadar.

Gadis itu berbalik dan terkejut melihat Gyumin di belakangnya. "Kakak?! Harusnya kakak ada di dalam, pintunya terkunci dari arah dalam," kata gadis itu bingung.

"Ada apa? Kakak tidur di kamar Ayah dan Ibu. Teman kakak sedang menginap. Kau akan mengganggunya dengan teriakanmu itu," ujar Gyumin kepada adiknya.

"Berikan aku uang!" pinta gadis itu, menyodorkan telapak tangannya.

"Aku akan mengambilkannya," kata Gyumin sembari melangkah ke arah pintu kamarnya.

Aku yang tengah menguping dari balik pintu, segera membukakan kunci pintu kamar dan bersembunyi di dalam lemari.

Gyumin memasuki kamarnya dan membuka pintu lemari. Seketika, dia terkejut melihat Manda yang tengah bersembunyi. Aku memberi isyarat padanya untuk diam.

"Ada apa?" tanya adiknya sembari mencoba melihat ke arah dalam lemari.

Gyumin segera menutup pintu lemari dengan cepat. "Tunggu, kakak lupa! Uang cashnya habis!" katanya, lalu mengambil dompet dari atas meja.

"Bawa kartu Kakak dan gunakan berapapun yang kau inginkan. Sekarang pergilah!" usir Gyumin, menuntun Adiknya keluar dari kamar.

Gyumin menutup pintu dan berbalik ke arah lemari. Dengan perasaan malu, aku keluar dari dalam lemari. "Emmm, he he..."

"Kenapa bersembunyi?" tanya Gyumin kebingungan.

Spontan aku menunjuk ke arah foto keluarga di atas meja. "Dia, anak itu... beberapa waktu lalu, aku menemukannya merundung teman sekolahnya. Dia mungkin sangat kesal karena aku melerai mereka pada waktu itu," ucapku pelan.

"Yoo Jin merundung? Apa kau yakin?" tanya Gyumin sembari melangkah ke arah meja.

"Tidak! Aku sangat ingat jelas. Dia adalah pelakunya. Dia benar adikmu? Adik kandung?" Aku menghampiri Gyumin.

"Wah! Kalian berdua sangat berbeda," ujarku.

Gyumin mengambil foto keluarga tersebut. "Selama ini, aku memang tidak terlalu memperhatikannya. Dia hanya berbicara denganku seperlunya," ujar Gyumin dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Kenapa seperti itu?" tanyaku penasaran.

Gyumin mengalihkan pandangannya ke arah Manda. "Yoo jin selalu memberontak ketika Ayah dan Ibu menasihatinya. Dia juga sangat tertutup. Saat kecil, Yoo jin sangat periang. Tapi, saat beranjak dewasa, dia berbicara dengan kami seperlunya saja. Jadi aku tidak mengetahui apapun tentangnya di sekolah maupun di luar sana."

...To be continued....

1
Iren Nursathi
makin syukka aku kasih vote untk mu thor
lalarahman23: Komentarmu menyemangati sekali💌
total 1 replies
Iren Nursathi
apa yg terjadi thor jngn sampe ya
Iren Nursathi
jangan sampe foto nya tersebar thor kasihan
lalarahman23
Ingin BAB tambahan? Tolong sukai dan beri komentar kalian, juga penilaian anda. Terimakasih sudah mengikuti kisah Mandalika 📌
Ana@&
lanjut
Iren Nursathi
aku tidak suka tokoh anin jauhkan thor sudah terlalu banyak masalah manda
Sad Grill
asik ceritanya
lalarahman23: Terimakasih, Bab ke atas lebih menarik lagi kak.
total 1 replies
Iren Nursathi
makin seru lanjuuuuut thor
lalarahman23: Terimakasih, Jangan lupa kasi ratingnya ya Kak🙏
total 1 replies
Bintangkehidupan
Semoga Authornya doyan Update!
Bintangkehidupan
Semangat Thor! Yuk updatenya banyakinn
Bintangkehidupan
Cepetan lanjuttt🙀
Bintangkehidupan
/Puke//Puke//Puke/
Bintangkehidupan
GOMBALLL
Bintangkehidupan
Kasian in yeop, manda kamu bener bener yaa🙉
Bintangkehidupan
/Panic//Panic//Panic/
Bintangkehidupan
kok di gigit🙈
Bintangkehidupan
Kasian banget umin, pasti tersiksa banget di tinggalin manda. mana nikah sama sikopet it lagi. ngeri nasipmu
Bintangkehidupan
Padahal si mama itu dah bener, harusnya Manda move on, ini malah nekat balik lagi
Bintangkehidupan
Doohyun itu dari awal emang sebenernya suka sih sama manda, tapi ketutup sama sikapnya yang dingin.
Bintangkehidupan
/Whimper//Whimper//Whimper/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!