NovelToon NovelToon
Lezatnya Dunia Ini

Lezatnya Dunia Ini

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Spiritual / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Diceritakan seorang pemulung bernama Jengkok bersama istrinya bernama Slumbat, dan anak mereka yang masih kecil bernama Gobed. Keluarga itu sudah bertahun-tahun hidup miskin dan menderita, mereka ingin hidup bahagia dengan memiliki uang banyak dan menjadi orang kaya serta seolah-olah dunia ini ingin mereka miliki, dengan apapun caranya yang penting bisa mereka wujudkan.
Yuk simak ceritanya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bau Mulut Yang Menyengat

Malam itu, setelah seharian berjuang mencari barang bekas, Jengkok dan Slumbat pulang ke rumah dengan sedikit hasil. Mereka merasa kelelahan dan lapar, tetapi tetap berusaha untuk menghadapi situasi dengan semangat. Setelah memeriksa keadaan Gobed yang sudah tidur, mereka duduk di ruang tamu untuk berbincang.

Jengkok menghela napas, “Hari ini memang berat. Tapi setidaknya kita sudah bisa sedikit mendapatkan uang.”

Slumbat mengangguk, sambil mengusap wajahnya, “Iya, Pak. Semoga besok lebih baik. Rasanya hari ini kita seperti menjadi ‘pahlawan lapar’.”

Saat mereka bercanda, Jengkok menyadari sesuatu. Dia mencium bau yang tidak sedap. “Bu, sepertinya ada bau yang aneh di sekitar sini. Apa kamu juga mencium ini?”

Slumbat membalas dengan tertawa kecil, “Mungkin itu karena kita belum makan seharian penuh. Mulut kita sudah seperti ‘restoran tutup’!”

Jengkok mencoba mencium mulut Slumbat dengan sedikit canggung, dan segera menjauhkan wajahnya. “Wah, Bu, sepertinya bau mulutmu seperti hasil eksperimen dari laboratorium. Apakah kita memerlukan masker tambahan untuk malam ini?”

Slumbat tertawa terbahak-bahak, “Kalau gitu, aku juga penasaran dengan bau mulutmu, Pak. Mungkin kita harus melakukan ‘penyaringan bau’ secara bersamaan.”

Mereka berdua kemudian saling mencium mulut masing-masing, sambil tertawa. Slumbat mulai meniru suara detektor bau, “Beep-beep! Ada bau yang mencurigakan di area sini!”

Jengkok membalas, “Ah, itu jelas bau ‘kesedihan perut kosong’! Hasil deteksi: Bau mulut menembus batas!”

Slumbat mengelus perutnya sambil tertawa, “Sepertinya perut kita sudah jadi kolektor bau. Semakin lapar, semakin kuat baunya!”

Jengkok berusaha memikirkan cara untuk menghilangkan bau itu, “Mungkin kita bisa menggunakan trik dari film-film—makan makanan lezat di depan kamera supaya baunya jadi hilang!”

Slumbat menggelengkan kepala sambil tertawa, “Kalau begitu, kita butuh ‘film makan malam’ dengan efek khusus dari dapur kosong kita.”

Keduanya terus bercanda, membuat suasana malam yang canggung menjadi lebih ceria. Mereka berbagi cerita lucu dan pengalaman seharian, meski perut masih keroncongan.

Kemudian, Jengkok mengambil beberapa daun mint yang ada di dapur, “Bagaimana kalau kita coba daun mint ini? Setidaknya baunya bisa sedikit menyegarkan mulut kita.”

Slumbat mencobanya dan berkata sambil tersenyum, “Rasa mintnya memang menyegarkan, tapi efeknya sepertinya hanya sementara. Seperti permen yang hilang rasanya setelah beberapa menit.”

Jengkok mengangguk, “Ya, setidaknya kita berusaha. Semoga besok kita bisa makan dengan baik dan mendapatkan kembali semangat kita.”

Malam itu mereka melanjutkan ngobrol sambil mencoba menghibur diri. Meskipun perut mereka kosong dan mulut mereka berbau, kebersamaan dan humor yang mereka bagi membuat situasi terasa lebih ringan.

Ketika mereka akhirnya memutuskan untuk tidur, Slumbat berkata, “Hari ini mungkin penuh tantangan, tapi setidaknya kita bisa tertawa bersama.”

Jengkok menjawab sambil mematikan lampu, “Iya, Bu. Dan kita selalu punya cara untuk membuat hari-hari kita lebih ceria, meski dalam keadaan apapun.”

Malam semakin larut, dan setelah melewati hari yang berat, Jengkok dan Slumbat akhirnya merasa siap untuk tidur. Mereka berbaring di ranjang yang sederhana, meskipun perut masih keroncongan dan bau mulut mereka sedikit mengganggu. Suasana di rumah terasa tenang dan gelap, hanya diterangi cahaya rembulan yang menyelinap melalui celah-celah jendela.

Slumbat menghela napas, “Akhirnya kita bisa tidur dengan tenang. Semoga besok lebih baik.”

Jengkok mengangguk, “Iya, semoga saja. Ini sudah malam, dan aku benar-benar butuh tidur.”

Namun, saat mereka hampir tertidur, tiba-tiba terdengar ketokan pintu yang keras dan tidak terduga. Ketokan itu membuat keduanya terbangun dan saling memandang dengan kebingungan.

Jengkok bangkit dari tempat tidur dengan agak terganggu, “Siapa yang datang malam-malam begini?”

Slumbat ikut bangkit, “Mungkin ada tamu yang salah alamat. Ayo, kita periksa.”

Jengkok membuka pintu dengan hati-hati, tetapi ketika dia melangkah keluar, tidak ada seorang pun di luar. Hanya angin malam yang dingin dan sepi. Dia memeriksa sekeliling rumah, memastikan tidak ada yang mencurigakan. “Tidak ada siapa-siapa di sini. Mungkin hanya suara angin.”

Slumbat mengikutinya dengan lampu minyak di tangannya. “Kita masuk saja, mungkin hanya perasaan kita saja.”

Ketika Jengkok menutup pintu dan kembali ke kamar, Slumbat tiba-tiba menyadari sesuatu. “Jengkok, lihat! Ada sesuatu di luar jendela!”

Mereka berdua menatap keluar jendela dan melihat sesuatu yang membuat mereka terdiam. Dari jauh, tampak sosok putih yang melayang-layang di luar rumah. Jengkok menyalakan lampu minyak dan bersiap-siap untuk memeriksa lebih dekat.

“Lihat itu! Itu seperti pocongan!” kata Jengkok dengan nada gugup.

Slumbat mulai merasa ketakutan. “Pocongan? Tidak mungkin!”

Keduanya mendekat ke jendela dengan hati-hati, dan benar saja, sosok putih itu tampak semakin jelas. Pocongan dengan kain kafan yang membungkusnya, bergerak-gerak perlahan seolah-olah mencoba memasuki rumah mereka.

Jengkok, berusaha menenangkan diri, berkata, “Mungkin ini hanya ilusi atau ada yang ingin mengerjai kita.”

Slumbat menggigit bibirnya. “Kalau ini benar-benar pocongan, kita harus hati-hati. Bagaimana kalau dia mau ‘berbagi’ dengan kita?”

Jengkok berusaha menciptakan suasana lebih ceria, “Ayo kita buktikan. Kita bisa ajak dia bercanda dan lihat apa yang dia mau.”

Keduanya memutuskan untuk keluar lagi dan memeriksa lebih dekat. Mereka membuka pintu dengan sangat hati-hati dan melangkah keluar ke halaman. Pocongan itu masih di sana, berdiri di depan pintu dengan gerakan yang semakin mendekati mereka.

Slumbat mencoba berusaha menghibur dirinya sendiri dengan bercanda, “Jengkok, kalau pocongan ini ingin minta bantuan, mungkin dia butuh bimbingan atau saran karir!”

Jengkok menahan tawa, “Mungkin dia baru lulus dari kursus pocongan dan butuh pekerjaan tambahan!”

Tiba-tiba, pocongan itu berteriak dengan suara yang serak dan lucu, “Tolong! Aku tersesat! Aku seharusnya ke rumah sebelah!”

Jengkok dan Slumbat saling berpandangan dengan kaget, dan segera sadar bahwa pocongan itu adalah salah satu teman lama mereka yang ingin mengerjai mereka. Teman mereka, Pak Suparno, dengan kostum pocongnya, terpaksa mengakui.

“Aduh, Pak Suparno! Ternyata Anda ya!” seru Jengkok sambil tertawa lega. “Kami hampir tidak bisa tidur karena ketakutan!”

Pak Suparno, yang melihat reaksi mereka, juga tertawa. “Maaf, maaf! Aku hanya ingin sedikit menghibur kalian. Tapi kayaknya jadi bumerang ya!”

Slumbat bergabung dalam tawa, “Wah, kalau begini, aku jadi merasa lebih baik. Setidaknya malam ini ada yang bisa menghibur kita!”

Pak Suparno membantu mereka masuk ke rumah kembali, dan mereka semua berbincang sambil tertawa-tawa tentang kejadian malam itu. “Kalian harus tahu, kalau begini, aku harus latihan lagi untuk peran pocong yang lebih serius!” kata Pak Suparno dengan nada bercanda.

Ketika akhirnya mereka semua duduk bersama dan berbagi cerita, suasana malam menjadi lebih ceria. “Malam ini memang penuh kejutan,” kata Jengkok. “Tapi setidaknya kita bisa tertawa bersama dan merasa lebih ringan.”

Slumbat setuju, “Dan semoga hari-hari ke depan membawa lebih banyak rejeki, serta lebih sedikit kejadian seram!”

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
dapat inspirasi di mana nama unik begitu wkwk
DJ. Esa Sandi S.: oke gas brow
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯: follow sampeyan di follback gak nih?
total 3 replies
anggita
like👍+☝hadiah iklan. moga novel ini sukses.
DJ. Esa Sandi S.: makasih Anggita,, moga kamu juga sukses ya/Smile/
total 1 replies
anggita
Jengkok, Slumbat, Gobed...🤔
DJ. Esa Sandi S.: hehehe iya, tau gak artinya?
total 1 replies
Princes Family
semangat kak..
DJ. Esa Sandi S.: makasih ya dek , sukses kembali untukmu ya /Drool/
total 1 replies
Maito
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
DJ. Esa Sandi S.: terimakasih suportnya ya 🤗. semoga kamu sukses selalu ya
total 1 replies
Gemma
Terjebak dalam cerita.
DJ. Esa Sandi S.: hehehe . thanks
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!