Empat Sekawan

Mami menutup mulutnya tak percaya mendengar penjelas ketiganya , ia menggeleng dan terisak kencang.

marah sudah pasti amarah di dada nya meletup meletup,

"sudah mami peringatkan , jangan pernah datangi club,," teriaknya tangannya memukul zevan bertubi tubi,

zevan hanya diam tidak menjauh apa lagi membela diri, papa nya pun hanya melihat , karna itu pantas mereka dapatkan.

Neo dan Sean pun tak luput dari pukulan dan amukan mami Allena , mereka tau mami Allena pasti sangat kecewa.

"pergi dari sini PERGI," jerit nya menunjuk arah keluar,

"ly, maaf , aku minta maaf sudah gagal mendidik anak aku,"momy bersimpuh di kaki mami allena.

"bunuh saja aku ly, aku emang ibu yang nggak becus ngurus anak,"bunda ikut menyalahkan dirinya.

Sean yang mendengar itu menatap bunda nya nanar ,

mami allena tidak bergeming , ia masih syok menangis dalam diam,

"mas Dimas , aku gagal jaga Allena mas,,"menutup wajahnya , menangis pilu..

"mi, zevan bakal tanggung jawab." ucap nya mencoba berani,

"tanggung jawab apa hah, kalian dengan tega nya melakukan hal menjijikan dengan anak saya , satu inci pun saya nggak akan lagi membiarkan kalian mendekati Allena, entah hidup atau mati nanti." ucap nya bengis , ucapan dokter masih terngiang ngilang di kepalanya,

mereka yang mendengar tercengang kaget.

"mi , Allena pasti kembali pulih ,"jawab Neo, terpancing emosi nya.

"pulih atau pun tidak , jangan pernah muncul di hadapan Allena, pergi!" usirnya lagi ,

tak lama beberapa dokter berlari masuk ke ruangan Allena,

"dok kenapa ini?" papa Zain menghadang seorang dokter,

"jantung pasien berhenti berdetak, tolong jangan buat keributan." ucapnya langsung masuk ke dalam dan menutup pintu rapat.

"Allena"lirih mami frustasi, ia belum siap kehilangan putrinya.

Momy memeluk mami Allena , mereka menangis berdua ,

mungkin jika hal ini terjadi padanya juga momy Nisa pasti merasakan hal yang sama ,

sakit dan kecewa meski Allena bukan anaknya namun karna kedekatan mereka momy jadi merasakan hal yang sama,

dunia nya seakan berhenti zevan menatap kosong , ia duduk dan bersandar di tembok,

Neo sudah menangis di pelukan Deddy nya,"Neo gak mau kehilangan Allena dad,"ucap nya lirih,

"ya Dady pun nggak mau, doakan saja Allena Neo. Semuanya pasti baik baik saja,"ucap nya menenangkan anak satu satunya.

"pah, tolong zevan mohon bantu zevan , bunuh orang biadab itu."ucap zevan, tatapan matanya masih kosong.

"pasti, mereka harus merasakan yang lebih sakit dari ini," ucap papa nya,

Sean yang di peluk bunda nya , menangis kencang , dia nggak mau kehilangan Allena , Allena hidup nya .

Dokter yang memeriksa keadaan Allena , berkali kali melakukan kejut jantung, guna mengembalikan detak jantung nya.

"astaga , banyak sekali,",kaget salah seorang dokter muda saat memasangkan alat di dada Allena.

sangat di sayang kan , Allena sangat cantik dan begitu sempurna namun siapa sangka harus mengalami hal pahit seperti ini, dokter muda itu meringis ikut merasakan kesedihan.

"dok, jantung nya Kembali berdetak," ucap nya melihat layar monitor ,

"syukur lah, tapi ,," ucapnya Kemabli cemas, mereka kembali melakukan pemeriksaan.

Dokter keluar ,

"apa yang terjadi dok?" tanya ayah Sean.

"maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin , namun pasien dinyatakan koma , setelah jantung nya berhenti berdetak beberapa saat dan kembali normal , namun sistem otak nya tidak berfungsi secara normal."jelas dokter.

Mereka semua lemas mendengarnya ,

Sore harinya , Allena di pindahkan ke ruang inap khusu hanya untuk dirinya , Daddy Neo sengaja memesan satu lantai , supaya mereka bisa lebih leluasa menjaga Allena nantinya.

"mas tolong jaga mereka di sini, saya harus mengurus para tikus itu." ucap papa Zain kepada ayah Sean,

"urus lah Zain, beri mereka hukuman yang setimpal." ayah Sean ikut merasakan amarah , bahkan emosi nya sedari tadi tak bisa ia tahan, ingin rasanya menghabisi nyawa mereka .

"zevan ayo ikut papa" ajak nya , zevan mendongak "kemana pa?" ucap nya , ia tak mau meninggalkan Allena barang sedikit pun.

"kita beri hukuman mereka, Sean dan Neo juga ikut , biar ayah yang menunggu di sini." ucap nya lagi,

sontak mereka langsung berdiri ,

"ayo pah, aku gak sabar pengen makan orang."ucap Neo, kepalan tangannya siap memukul siapa saja.

"Bun, Sean titip Allena." pamit Sean , ikut berjalan mengikuti , Neo, zevan , papa Zain dan Deddy Neo.

"kenapa kejadian ini harus terulang lagi, kenapa harus Allena"ucap mami tatapan matanya kosong , memandang ranjang Allena yang terhalang kaca bening .

"takdir ly , aku tau sesakit apa kamu saat ini , aku paham sekecewa apa kamu saat ini. Ada aku ada kita semuanya, kamu nggak sendirian." ucap momy berdiri di samping sahabatnya ,

"aku cuma punya Allena , nis aku gak siap kehilangan lagi." bibir pucat mami kembali bersuara,

"maaf , aku minta maaf untuk semuanya ly,"ujar bunda merangkul sahabat nya.

Ini juga kesalahan mereka yang gagal menjaga anak anak nya .

Dulu bunda Nisa sempat di jebak juga dengan hal yang sama , yaitu obat perangsang untung nya ada ayah Sean yang menolongnya , namun nahas ia juga harus kehilangan kesuciannya, nasib nya masih bisa di bilang bagus , karna hanya ayah Sean satu orang, lain dengan Allena.

Padahal tidak tau saja , zevan , Sean dan Neo memperlakukan Allena sangat lembut dan penuh kehati hatian.

**

di lain tempat , Riko menghentakkan pinggulnya kencang, tangannya menarik rambut kusut milik Calista.

"gue bilang jangan sampe gagal bago, tapi ini malah gagal."murkanya masih tidak terima misi nya gagal untuk mencicipi Allena.

"Akkh sakkkitt" lenguh Calista saat merasakan hentakan.

"harusnya gue yang cobain Allena , anjing Lo."umpatnya memukul bokong merah Calista ,

"Lo yang harus nya kejar mereka tolol." jawabnya tak terima di salahkan , pasalnya kemarin saat ia hendak mengejar zevan, papa nya malah memanggilnya.

Riko marah ia mendorong kasar tubuh polos itu, lalu menarik kedua kaki Sulis yang sudah terbaring lemas.

"Lo juga gak guna," ucap nya menyentak kasar.

kepala Sulis mendongak , kedua tangannya di ikat di pinggiran ranjang juga mulutnya di tutup lakban ,

bukan hanya satu kali atau dua kali mereka melakukan itu, bahkan sudah sering, Riko memang bisa dengan mudah merayu wanita yang ia mau, hanya Allena yang sulit ia dapatkan.

"apa bedanya dia sama kayak kita ko, sama aja dia juga udah bekas." ucap Calista tak terima ,

"jelas beda , kalian murahan!" ucap nya menatap Calista tajam,

mencabut paksa pusakanya , di dorong nya tubuh Calista , di tangannya Riko memegang dildo berukuran besar , ia memasukan itu paksa , kedua tangannya memegang dua benda yang sama.

"akh gila," masih sempat nya Calista mendesah , ia bukan gila zevan , rencana nya kemarin suruhan riko dan jika menolak maka rekaman mereka berdua akan tersebar luas. Riko memang licik.

Tubuh Sulis mengejang saat pelepasan datang. Entah sudah ke berapa kali nya ,yang pasti tubuhnya terasa sangat lemas.

Riko menyeringai tipis , keduanya memang mengasikkan namun obsesinya untuk memiliki Allena terus berputar di kepalnya membuat ia tak pernah merasa puas.

****

hiiii serem ya guys ,

kalo ada yang heran ko cerita nya bisa gitu dan gak masuk di akal, heheh ya karna ini cuma karangan author guys bukan kejadian nyata ya ,, jadi selamat menikmati see you ❤️.