NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

Lintang Ayu Sasmita merasa terguncang saat dokter mengatakan bahwa kandungannya kering dan akan sulit memiliki anak. Kejadian sepuluh tahun silam kembali menghantui, menghukum dan menghakimi. Sampai hati retak, hancur tak berbentuk, dan bahkan berserak.

Lintang kembali didekap erat oleh keputusasaan. Luka lama yang dipendam, detik itu meledak ibarat gunung yang memuntahkan lavanya.
Mulut-mulut keji lagi-lagi mencaci. Hanya sang suami, Pandu Bimantara, yang setia menjadi pendengar tanpa tapi. Namun, Lintang justru memilih pergi. Sebingkai kisah indah ia semat rapi dalam bilik hati, sampai mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Cerita Tentang Masa Kecil

Malam harinya, Ningrum mengeluh sakit perut. Berkali-kali dia ke kamar mandi untuk buang air besar dan juga muntah. Kepalanya sampai ikut pusing dan tubuhnya pun lemas.

Rayana sangat panik. Berulang kali ia mengecek makanan yang mereka santap hari itu. Tidak ada yang aneh sebenarnya. Namun, entah mengapa pencernaan Ningrum langsung bermasalah.

"Sayang, sudah! Jangan terlalu menyalahkan diri atas sakitnya Ibu. Mungkin Ibu kecapekan aja, bukan karena salah makan," ucap Albi, menenangkan sang istri.

"Tapi, tadi baik-baik aja loh, Mas. Ibu juga nggak ngeluh capek atau mabuk di perjalanan. Kenapa sekarang tiba-tiba muntah dan diare. Apa jangan-jangan karena selai nanas di nastar tadi ya."

"Nggak mungkin, Sayang. Ibu sering kok makan selai nanas," sahut Albi.

"Terus karena apa dong, Mas? Masa parutan cokelat atau keju di brownies tadi?"

Albi menarik napas panjang. Lalu menggenggam tangan Rayana dan bicara lirih padanya, "Nggak mungkin juga, Sayang. Ibu sering makan cokelat dan keju. Pasti itu bukan karena salah makan di sini, tapi karena Ibu kecapekan. Atau mungkin ... malah karena beban pikiran."

"Beban pikiran?"

Albi mengangguk. "Iya. Ingat kan kemarin waktu awal kita datang? Pas aku nanya soal Lintang, Ibu kayak kepikiran banget. Ya, tapi orang tua mana yang nggak kepikiran, punya anak kayak Lintang gitu."

"Sebenarnya nggak perlu lah Ibu terlalu memikirkan Lintang. Gimanapun juga kan Lintang udah nikah. Dan kayak apa pun dia, Pandu fine fine aja. Meski Lintang nggak kunjung hamil, Pandu nggak mempermasalahkan itu. Jadi, ya cukup kita doakan aja yang terbaik untuk mereka. Nggak usah terlalu ikut campur."

"Masalahnya, Sayang, belum tentu Pandu itu sebaik kelihatannya. Secara, lelaki mana sih yang nggak pengin punya anak. Pasti pengin dong, pasti mengusahakan gimana caranya biar punya anak. Nah, kalau Lintang-nya sendiri sulit dinasihati, gimana Pandu akan mengusahakan itu? Memang sekarang dia kelihatan oke, tapi nggak tahu ke depannya. Menurutku, Pandu itu juga lagi terpengaruh sama omongannya Lintang. Makanya dia iya-iya aja, sampai berani marah-marah ke Ibu cuma karena belain Lintang. Padahal, sebenarnya Ibu sendiri sampai terbebani karena kebanyakan mikirin Lintang. Ibu itu aslinya nggak bermaksud ikut campur, tapi ya gimana ya, malu gitu rasanya sama Tante Wenda. Dan, semua nasihat Ibu sebenarnya juga untuk kebaikan Lintang dan Pandu. Mereka aja yang nggak ngerti."

 Albi bicara panjang lebar, sambil sesekali menggeleng-geleng dan memijit pelipis, seolah-olah Lintang memang seburuk-buruknya perempuan.

Namun, Rayana justru diam. Di balik kalimat panjang barusan, perhatiannya justru tercuri pada satu kalimat yang entah sengaja atau tidak terucap dari bibir Albi.

"Mas!"

"Kenapa, Sayang?"

"Kalau misalkan ... dulu aku nggak bisa punya anak, apa kamu akan menceraikanku dan menikah dengan wanita lain, Mas?" tanya Rayana.

Dia ingat, betapa seringnya Albi menyarankan Pandu untuk menceraikan Lintang, perkara anak. Sebuah hal yang sebenernya berbanding terbalik dengan pendapat Rayana sendiri.

"Ya nggak mungkin dong, Sayang. Kamu adalah istri yang baik, yang mau mendengar ucapan suami dan orang tua. Kalau misalkan dulu kamu nggak kunjung hamil, ya kita usahakan bersama-sama gimana caranya agar kamu hamil. Kalau semua usaha gagal, ya sudah, kita adopsi aja."

"Tapi—"

"Sayang, kamu jangan membandingkan dirimu dengan Lintang. Beda jauh. Lintang bukan dasarnya nggak bisa hamil, tapi dianya yang sulit diatur. Sejak remaja dia udah liar, dan mungkin itu karma dari perbuatannya dulu. Dan yang lebih disayangkan lagi, dia nggak mau usaha. Nggak ada ngubah pola hidup biar subur dan sehat. Itu yang jadi masalah."

Rayana diam lagi, sekadar menarik napas panjang sambil memainkan jemari tangannya.

"Yang membuat kami semua, terutama Ibu, benar-benar kecewa sama sikap Lintang, itu satu. Dulu dia lahir itu nggak sehat. Sering demam dan rewel parah. Ibu dan Bapak begadang setiap malam buat jaga dia. Itu berlangsung lama, Sayang, sampai tiga bulan lebih. Bapak sampai jarang kerja karena ikut jagain Lintang. Pokoknya, waktu mereka habis untuk Lintang, sampai nggak ada waktu untuk aku dan Tari. Justru Nenek yang kemudian ngasuh kami siang dan malam. Ngantar sekolah, ngasih uang jajan, menemani belajar, bermain, Nenek semua. Tapi, Lintang tumbuh menjadi anak nakal. Sering mencuri uang Ibu, sering melukai Tari, dan puncaknya saat lulus SMP itu, dia pacaran bebas sampai bikin malu Ibu dan Bapak. Sekarang udah dewasa, harapan Ibu, Lintang bisa berubah. Tapi, zonk. Dia tetap kayak gitu."

Albi kembali menuturkan cerita tentang Lintang, dan Rayana sekadar mengangguk mempercayai cerita itu. Mau tidak percaya bagaimana, mertuanya dan Utari juga pernah menuturkan cerita yang sama.

"Oh ya, Mas, terus Ibu bagaimana? Keadaannya lemas banget loh, aku khawatir," ucap Rayana sesaat kemudian. Sengaja mengalihkan obrolan agar tidak membahas Lintang lagi.

"Barusan kan Ibu minum obat yang dibelikan Benny di apotek tadi. Kita lihat dulu gimana perkembangannya. Kalau Ibu masih muntah atau diare, nanti kita bawa ke rumah sakit saja," sahut Albi.

"Iya, Mas. Kalau Ibu terus-terusan muntah atau diare, memang lebih baik diinfus, biar nggak kehabisan cairan."

"Iya, Sayang." Albi menjawab sambil mengulas senyum samar, senyum yang seakan-akan mengandung makna lain.

Bersambung...

1
Murni Yastuti
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
masih menyesakkan ternyata. lanjut lintang, supaya lepas semua bebanmu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yes lintang.... ini sesak yang melegakan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat lintang. luapkan semuanya. itu jalan terapi untukmu.
Uba Muhammad Al-varo
gimana Bu Ningrum setelah semua kejadian yang terjadi pada Lintang tahu yang sebenarnya apa kamu masih belum sadar juga.
semoga aja ada orang yang merekam dan melaporkan ke pihak kepolisian dan mengusut tuntas kebenaran nya itu dan orang2 yang terlibat ditangkap serta dihukum
Susanti
y Alloh sampe segitunya /Sob//Sob//Sob/
Retno Ningsih
Ya Allah Thor...q baca sambil mbrebes air mata q...bagusss banget karyamu thorrr...bisa mengena ke hati para pembaca..terutama q...lanjut thorrr💪💪
ken darsihk
Semoga ada yng berpihak pada Lintang dan mempercayai semua ucapan nya
Konspirasi apa lg tuh antara Alby dan Utari , Rayana sekarang kamu tahu siapa suami dan bapak mu
Aditya HP/bunda lia
kebusukan kalian sudah terbongkar dan aku harap rayana tidak diam saja dengan kejahatan yang dilakukan suaminya ....
Apriyanti
sedih bgt,, segitu tragis nya nasib mu lintang,,semoga rayana lgsg tau seberapa kejam Albi dan Utari SM bapak nya yg Uda kerjasama melecekan lintang,,semoga sadar tuh si Ningrum,, lanjut thor double up nya,, 🙏😘💪
ken darsihk
Yesss Lintang menyerukan suara hati nya yng sdh lama terpendam , semoga setelah kejadian ini Lintang sembuh dari rasa trauma nya 🤗🤗
ken darsihk
Yeaayyy good Lintang memang harus kamu lawan kesewenang wenangan yng kakak dan ibu lakukan ke kamu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mending langsung pulang. gak ada satupun keluargamu yang bagus lintang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sampai kapan lintang menderita begini? 😭😭😭😭😭😭😭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
albi & tari sering diasuh neneknya dulu kan ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pak sunandar hanya mendengar katanya... semangat pandu..
Maya
akhirnya keluar semua ya lintang apa yg kmu rasakan selama ini
Uba Muhammad Al-varo
lagi serius baca sudah selesai, good jobs Lintang kamu memang harus berani ngomong jujur tentang semua kejadian yang terjadi pada mu,ada iya saudara kandung yang begitu kejam,jadi meragukan Lintang itu sebenarnya siapa,pandu dan lintang,usut tuntas dan laporkan ke yang berwajib
Aditya HP/bunda lia
akhirnya terbongkar juga ayo Lintang beberkan semuanya ...
Susanti
ayo lintang hajar terusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!