NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Cacat

Cinta Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.

Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.

Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?

Happy reading 😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 ( Toko bunga )

Maap baru up guys, biasa weekend riweuh😁

Oke lanjut.

Pemintaan Bella sungguh membuat Johan selaku orang tua tidak akan mengizinkan untuk mengontrak rumah. Apalagi keadaan Bella yang harus selalu membutuhkan seseorang untuk menemaninya, jangankan dalam keadaan sakit di kakinya sekalipun dalam keadaan sehat belum tentu Johan mengizinkannya.

Sepanjang hari Bella terus merengek pada Johan meminta agar Bella pisah rumah saja dengan ibu dan adik angkatnya membuat Johan penasaran apa alasan sebenarnya sang putri meminta pisah rumah darinya. Karena, kalau alasannya berhubungan dengan ketidaksukaan Daisy maupun Stella padanya, Johan tentu tidak mengizinkannya karena Johan hanya ingin Bella tetap menjadi bagian dari keluarganya.

Bella terus berpikir alasan apa yang tepat untuk dirinya agar bisa keluar dari rumah sang papa. Ia tidak tega melihat sang papa terus menerus bertengkar dengan Mamanya hanya untuk membela dirinya. Terkadang pertengkaran itu terjadi saat Johan baru pulang setelah seharian bekerja. Namun, saat sampai rumah yang harusnya ia bisa beristirahat malah harus meladeni Daisy yang terus mendesaknya agar ia secepatnya mengusir Bella dari rumah.

Seperti biasa pagi hari kegiatan Bella sekarang ini hanya ia habiskan di taman belakang dekat kolam ikan. Sesekali ia memberi makan ikan lalu ia merawat bunga-bunga yang telah ia tanam dengan berbagai macam bunga. Ada bunga Rose, Lily, mawar dan masih banyak lagi sangat indah dengan warnanya yang berbeda-beda. Bahkan saat tanaman bunganya sudah pada bermekaran dan memperlihatkan banyaknya bunga yang tumbuh menjadi sangat cantik lalu Bella langsung memetiknya. kemudian merangkai bunga itu, menatanya di dalam vas. Bukan hanya itu Bella juga sesekali belajar teknik merangkai bunga dengan melihatnya di beberapa aplikasi social media.

Cekrek

“Cantik sekali,” gumam Bella setelah memotret hasil rangkaian nya menjadi sebuket bunga Rose yang merupakan bunga kesukaannya dan diabadikan di dalam ponselnya.

Setelah melihat dengan seksama beberapa foto bunga yang diabadikan di ponselnya sebuah ide muncul di pikirannya membuat senyuman manis terukir di wajah cantik pada gadis itu yang terlihat lemah lembut. Kemudian ia membereskan sisa sisa bunga ke dalam vas lainnya. Setelah itu Bella membawa buket bunga hasil rangkaiannya dan segera mencari supir karena ingin pergi ke suatu tempat.

Tidak lama Bella pergi Daisy dan Stella yang baru saja pulang shopping hanya bisa menghela napas berat melihat rumahnya yang selalu dipenuhi bunga-bunga yang di dalam vas. Tidak hanya satu bahkan lebih di letakkan di sudut rumah. Awalnya mereka tidak masalah karena ruangan rumahnya menjadi wangi alami dan sangat cantik. Akan tetapi ada beberapa bunga yang membuat Stella alergi dan itu membuatnya kesal dan tidak segan membuangnya karena percuma berbicara pada kakaknya karena pasti papanya juga akan tahu dan pasti selalu membelanya.

“Mulai lagi deh si anak angkat itu, lama-lama ini rumah jadi kayak kuburan. Udah sepi banyak banget bunga lagi,” protes Daisy.

Stella hanya mengangkat kedua bahunya sekilas lalu ia pergi ke dalam kamarnya sebelum bunga-bunga yang ada di sekelilingnya membuat alerginya kambuh. Begitu pun Daisy sesekali ia celingukan menyebarkan pandangannya seolah mencari seseorang yang tidak lain Bella matanya tertuju pada taman belakang sebelum ia sampai ke dalam kamar tidak terlihat Bella, tetapi ia tidak peduli dan memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar.

*

*

Bugh

“Argh …” teriak seseorang yang sedang menelepon dan terlihat terburu-buru keluar dari sebuah gedung.

“Ma-maf. Aku gak sengaja,” ujar Bella.

Bella menabrak seseorang saat berada di Lobby ketika seorang pria paru baya yang masih terlihat tampan dan memilki wajah awet muda, tubuhnya yang berotot dan tegap serta rahangnya yang kokoh dan memiliki bola matanya berwarna biru hendak keluar dari Lobby bertabrakan dengannya saat ingin melangkah masuk menuju Lift membuat bunga yang dibawa Bella terjatuh tepat di hadapannya. Beruntung Bella tidak ikutan jatuh karena bisa menahan tubuhnya dengan tongkat yang ia gunakan.

“Bunganya, Nona,”

Pria itu mengambil buket bunga yang terjatuh mengenai kakinya lalu memberikannya pada Bella,”Terimakasih, Tuan,” ujar Bella yang tersenyum dan pria itu pun membalas senyumannya.

“Cantik,” gumam Wiliam yang mana Bella menatapnya bingung.

“Eh! Maksudku, bunganya,” elak William yang langsung beralih menatap bunga yang sudah di genggaman Bella.

Tin

Tin

“Paman, cepatlah?!” teriakan seorang pria yang berada di mobil membuat keduanya menoleh, Bella mengerutkan dahinya dalam melihat pria yang memakai masker dan kaca mata hitam memanggil pria yang kini ada di hadapannya dengan sebutan paman tanpa menoleh ke arah Bella dan William..

Pria itu pamit pada Bella menuju mobilnya karena sang keponakan selalu menekan klakson sesuka hatinya tidak perduli di mana dia berada.,”Pamannya sangat ramah punya ponakan gak ada akhlak,” desis Bella menatap kepergian mobil kedua pria itu dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan sang papa. Tanpa diketahui Bella, Arrayan memperhatikan gadis itu lewat kaca spion karena sudah terlalu jauh Arrayan melihatnya tidak begitu jelas dia juga tidak melihat keadaan Bella yang memakai tongkat, tetapi jelas jika gadis yang dibilang cantik oleh pamannya itu masih bocah.

“Genit banget sih! Bocah juga digoda,” protes Arrayan yang saat ini sedang menyetir menatap tajam sekilas pada sang paman.

“Ck, apa kau pikir aku suka anak kecil? Pantasnya dia bersanding denganmu, Arrayan,” balas William sangat jengkel melihat keponakannya yang menjadi pemarah dan lebih ketus dalam berbicara walaupun sifatnya seperti itu sedari dulu, tetapi semenjak kepergian kedua orang tuanya sikapnya semakin dingin dan seakan membenci siapapun yang berada di dekatnya karena saat ini dia selalu menyendiri bahkan ia tidak ingin mengurus perusahaan papanya lagi dan Wiliam harus meninggalkan London dan menetap di Jakarta.

“Aku tidak tertarik pada siapapun. Paman fokus saja dengan rencana kita karena aku sudah tidak sabar untuk membalas dendamku!” desis Arrayan yang mana membuat William hanya bisa menggaruk pelipis matanya yang tidak gatal seraya mendesah seperti malas menuruti Arrayan yang menurutnya hanya akan memperkeruh masalah.

Setelah kejadian kecelakaan itu, Toni yang tidak lain adalah supir sekaligus asisten pribadi keluarga Mahendra yang sangat setia melaksanakan apa yang diperintahkan nya. Dia diminta mencari tahu siapa pelaku yang menabrak mobil kedua orang tuanya hingga merenggut nyawa keduanya serta menyembunyikan identitas keluarganya yang berstatus menjadi korban dengan menyogok para polisi untuk tidak menindaklanjuti kasus kecelakaan yang terjadi beberapa bulan lalu.

Toni pun akhirnya menemukan pelaku yang tidak lain keluarga Cliere. Ia mencari tahu gadis yang dilihat Arrayan saat itu berada di kursi pengemudi yang tidak lain adalah Bella. Wiliam sangat mengenal keluarga Cliere karena Johan adalah sahabat terbaiknya sebelum ia menetap di London. Kebetulan sekali pamannya itu mengenal keluarga pelaku penabrakan memudahkan Arrayan untuk membalas dendam.

Awalnya Wiliam menolak rencana sang keponakan karena ia lebih menyarankan agar melaporkan putri Johan untuk segera di penjara, tetapi Arrayan beralasan penjara itu terlalu ringan untuknya karena ia berniat untuk menikahinya dan melampiaskan dendamnya dengan menyiksanya setelah wanita yang di duga penyebab orang tuanya meninggal menjadi istrinya nanti sebagai penebus dosa.

Akhirnya William setuju karena ia juga sebenarnya senang mendengar Arrayan bersedia menikah walaupun di dasari dengan balas dendam. Bukan ingin membenarkan rencana jahat Arrayan melainkan ia berharap balas dendamnya akan menjadi boomerang untuk diri Arrayan sendiri ketika wanita itu suatu saat berhasil membuat Arrayan jatuh cinta saat wanita itu menjadi istrinya nanti.

Setelah meeting dengan Wiliam, Johan sedang menatap jendela besar di ruangannya seraya mengingat kecelakaan yang membuat Bella menjadi c4c4t. Sampai sekarang ia tidak tahu para korban mobil yang ditabrak Stella. Apa mereka masih hidup atau tiada? Kalau masih hidup ia berniat menemui korban kecelakaan sebagai bentuk pertanggung jawabannya tidak hanya itu ia juga memohon agar kasusnya tidak sampai ke meja hijau. Johan ingin berakhir damai.

Jika pun korban meninggal dunia ia akan membiayai keluarganya baik itu anak, atau keluarga yang ditinggalkan, tetapi setiap ia mendatangi kantor polisi tetap jawabannya sama korban tidak ingin perpanjang dan memilih damai tanpa ingin diketahui identitasnya. Kata damai tidak masalah untuk Johan, tetapi perkataan polisi yang mengatakan kalau keluarga korban tidak ingin diketahui identitasnya membuatnya curiga bercampur khawatir akan terjadi sesuatu pada keluarganya suatu saat nanti.

Tok

Tok

Tok

“Papa,” panggil Bella

Johan menoleh dan melihat putrinya sudah berada di ruangannya dengan membawa bunga yang sangat cantik,”Bella? Ada apa sayang, tumben kamu ke kantor papa?” tanya Johan menghampiri putri yang amat dia sayangi.

“Untuk papa yang paling aku sayang,” ujar Bella memberikan buket bunga hasil buatannya sendiri.

“Terimakasih, sayang. Makin hari putri papa makin pintar merangkai bunga,” puji Johan seraya meletakkan buket bunga itu di meja kerjanya dekat fotonya bersama Bella.

“Kalau begitu, boleh Bella mengontrak rumah untuk membuka Toko bunga?” balas Bella

Prank

Perkataan Bella membuat Johan terkejut sampai menyenggol gelas kopi yang berada di dekat buket bunga yang baru saja di letakkan di meja kerjanya.

*

*

Bersambung.

1
Rhenii RA
Bego sama baik beda tipis
Rhenii RA
Basi banget ga sih, kejadiannya itu itu lagi
Rhenii RA
Ga tau malu
Rhenii RA
“Ya, ampun aku lupa” beda arti sama “Ya ampun, aku lupa”
Rhenii RA
Ga tau diri sih kataku
Rhenii RA
Taelah si Daisy
Sunaryati
, Terimakasih happy ending, kutunggu karyamu selanjutnya
Sunaryati
, Halalin dulu itu buktinya
Sunaryati
Berbaikan saja sama suami Bella, Narra juga senang pada ayahnya
Sunaryati
Nah, Bella segera raih kebahagiaanmu bersama Arrayan, dan adiknya kelak. Semoga tidak parah .
holipah
Stella yang bkn kacau 😅 rusak semua nya
Sunaryati
Perjuangkan Bella lagi Arrayan, dia sangat mencintaimu terlatih Narra telah lama merindukanmu
Sunaryati
Makanya kau harus bisa mengendalikan amarahmu Arrayan, jangan sampai Lucas ragu melepas Bella kepadamu, Stella bunuh diri saja agar Lucas bisa bersatu dengan Jessica
Sunaryati
Mudah- mudahan Stella sembuh dan menikah dengan Lucas, dan Daffa segera ditemukan dan mengakui kesalahannya
Widi Widurai
penyesalan terbesar kl misal johan sampe mati. tp syukur lah biar dia ga stress punya anak model stella. dah sakit jiwa akut
Sunaryati
Itu taktik Bella untuk mengelabuhi Stella, agar kalian selamat, dengan rayuan Stella akan membebaskan kalian, dan Marco urusan pak Williams
Sunaryati
Jangan sampai Narra jadi korban, Thoor, Stella sudah menang lama dan berkali-kali, maka hari ini Stella dan preman yg membantunya harus tertangkap dan Narra selamat. Kutunggu balasannya
leahlaurance
anak Stella bukan anak mu.bodoh
😅
leahlaurance
gimana nanti riaksi suami nya klau tahu kamu bukan pelaku nya
leahlaurance
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!