Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelacakan.
❁ Happy Reading ❁
Pukul 1 dini hari Guotin, Daxia, dan Changrui selesai melakukan pelacakan. Ketiganya berhasil mendapatkan lokasi dari orang tua mereka semua yang berada di sebuah kota besar pusat kemajuan di Taiwan. Dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mereka kenali sama sekali.
"Changrui sama Daxia berhasil mendapatkan lokasi orang tua kita semua tapi mereka dikelilingi oleh orang-orang yang memegang senjata," Guotin mengetik cepat di keyboard dan meretas kamera CCTV yang ada di ruangan tersebut.
Ruangan tersebut minim pencahayaan tapi dapat terlihat dengan jelas orang tua mereka seperti dipaksa untuk mengisi berkas-berkas yang berserakan di meja, dikelilingi orang-orang yang memegang senjata di tangannya. Guotin menggerakkan kamera ke seluruh penjuru ruangan melihat kemungkinan berapa orang yang berada di sana.
"Mereka pasti orang-orang Trance Explosion dan jangan bilang setelah orang tua kita selesai mengurus berkas-berkas yang berserakan itu ...." Wenhua menghampiri dan melihat dengan seksama segala pergerakan yang ada di ruangan tersebut.
".... Orang tua kita akan dilenyapkan?" sahutan dengan nada lemah dari seorang Qianfang membuat mereka semua menoleh ke arahnya, pria itu menundukkan kepalanya lalu perlahan terlihat bahunya bergetar, Guozi sebagai saudara kembarnya datang menghampiri mengelus bahunya pelan.
"Jangan berpikiran buruk seperti itu dulu Qianfang, fokus saja dahulu pada tujuan kalian untuk menyelamatkan generasi kedua. Paman akan pergi duluan ke Hongkong karena partner Paman sudah mendapatkan lokasi Kakek dan Nenek ditahan, semoga sukses keponakanku." Paman mengelus bahu Qianfang sebelum mengambil tas yang sudah dipersiapkannya lalu keluar dari ruangan yang berisi ZIANJIAXI tersebut.
"Sekarang gimana?" tanya Jiayi memecah keheningan yang sempat menghampiri sesaat setelah Paman Ren menutup pintu ruangan.
"Bawa perbekalan terutama obat-obatan dan kopi agar kalian tetap terjaga, untuk pakaian bawa saja seperlunya kita tidak tau berapa lama kita akan berada di sana untuk mengurus ini semua. Gua bakalan hubungin kenalan gua yang bisa membawa kita penerbangan ke Taiwan saat ini juga,"
Mendengar koordinasi Fangxi segera mereka membereskan segala barang-barang yang berserakan dan Guotin memindahkan rekaman CCTV tadi ke file laptopnya karena nanti pelacakan akan terus dilakukannya. Guozi dan Changrui berkali-kali menyakinkan Qianfang untuk tidak khawatir berlebihan.
"Siapa sangka di kehidupan kita yang seperti ini ternyata akan terjadi hal ini, orang tua kita yang diculik oleh orang-orang yang kalah dalam persaingan pasar. Manusia semakin kesini makin ingin menyamai sifat setan," Celetuk Qinling di tengah kesibukan mereka berberes.
"Gua sebenarnya gak nyangka ini bakalan terjadi ke kita .... Dalam benak gua jika persaingan pasar seperti ini kemungkinan terbesar yang terjadi hanyalah produk atau ide inovasi yang akan dijiplak, tapi kali ini benar-benar berbeda." Timpal Changrui sambil melemparkan kopi kalengan ke Daxia.
"Tapi bagaimanapun ini semua yang tiba-tiba menimpa keluarga kita sisi baiknya kita bersembilan masih bersama dan akan selalu kompak untuk mengatasi segala masalah," Ucapan Daxia mendapat anggukan setuju dari yang lain.
"Untuk kali ini gua minta tolong ke kalian buat menyakinkan ke gua ini semua akan segera berakhir dengan keadaan kita semua yang baik-baik saja dan keluarga kita akan kembali berkumpul seperti awal," Qianfang berhenti memasukkan keperluan ke dalam tas dan tertunduk menatap tas dihadapannya.
Wenhua dan Guotin meletakkan tas mereka dan berjalan menghampiri Qianfang, pria itu berhati sangat lembut sehingga hal sesederhana apapun jika baginya menyakitkan akan membuatnya menangis apalagi di saat sekarang saat mengetahui orang tuanya sedang dalam belenggu orang yang tidak jelas pelakunya.
"Percaya sama gua kalau kita akan baik-baik aja, gak usah terlalu dipikirkan Qianfang. ZIANJIAXI terbentuk karena kekuatan kita bersama," Guotin mengusap pelan bahu sepupunya tersebut, Guozi hanya memandangi dan dalam hatinya merasa sangat bersyukur sepupunya sangat peduli.
Setelah semua persiapan telah selesai mereka keluar dari rumah Paman Ren dan saat di depan disambut oleh 2 orang pria dengan setelan pakaian serba hitam dan pistol senjata mesin ringan berada di punggungnya.
"Terimakasih banyak telah datang membantu," Fangxi mengulurkan tangannya berjabatan dan tentu saja diterima dengan senang hati, ketiganya terlihat sangat akrab.
"Anytime Fangxi, jangan pernah sungkan meminta bantuan. Keluarga lu terutama lu sudah banyak mengulurkan tangan ke gua dan sekarang adalah waktu untuk gua melakukan hal tersebu," Mendengar ucapan temannya tersebut Fangxi terlihat tersenyum tipis.
"Sudahlah nanti saja basa-basinya lagi cepat sekarang kita bergegas ke bandara sebelum tengah malam ini berganti ke pagi hari," Teman Fangxi satunya yang bertubuh jangkung tersebut berbalik menuju ke mobil di depan.
Mereka berpencar menaiki 2 mobil yang dibawa oleh teman Fangxi tadi, melesat dengan kecepatan tinggi melewati jalanan kota yang masih ramai seolah tidak pernah tidur menuju ke Bandara. Selama perjalanan tersebut mereka sempat berkenalan lalu tak lama memutuskan tidur untuk sesaat.
25 menit perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di Bandara Internasional Beijing Daxing, begitu mobil berhenti mereka langsung bergegas turun membawa tas berlari masuk ke dalam menuju ke area lepas landas.
Saat tiba di sebuah Hanggar mereka berhenti sejenak karena kagum melihat sebuah pesawat jet mewah terparkir di sana, Zhaoyang teman Fangxi yang tadi menyapa duluan di depan ruman Paman Ren berjalan maju mendekati pintu pesawat dan membukanya.
"Gua baru tau lu beli pesawat .... Sejak kapan?" Tanya Fangxi sambil berjalan mendekat ke temannya tersebut.
"Udah sekitaran beberapa bulan yang lalu .... Pesawat Jet pribadi ini juga hasil bantuan dari orang tua kalian, kalau waktu itu mereka tidak membantu gua dalam perkuliahan dan pekerjaan gua, pesawat ini beneran hanya angan untuk dimiliki," Zhaoyang melebarkan sebelah tanganna mengisyaratkan untuk semuanya masuk ke dalam pesawat.
"Kalau begitu kemana tujuan kita sekarang?" Shenyang, pria bertubuh jangkung tersebut sudah siap di kursi Pilot dan menyalakan segala mesin.
"Ke Taiwan .... Orang tua kami ditahan oleh sebuah organisasi yang bertujuan untuk melenyapkan pemilik perusahaan besar yang menguasai pasar," Fangxi maju mendekat ke Shenyang yang langsung mengangguk dan mulai menjalankan pesawat keluar dari Hanggar.
Dan malam itu juga penerbangan menuju ke Taiwan langsung dilakukan, sementara di perjalanan Guotin terus memutar video rekaman yang disimpannya tadi untuk mencari kemungkinan sesuatu yang mengganjal.
****************
"Cepat selesaikan mengisi berkas itu nanti 1 jam lagi akan datang berkas baru yang harus kalian tanda tangani sebelum malam tiba," Seseorang menggunakan topeng dan memegang senjata tersebut menggertak para orang tua dari ZIANJIAXI.
"Sebenarnya ada sebuah pertanyaan yang selama ini ingin kami tanyakan pada kalian," Annchi, anak tertua dari JIANQIANG atau Mama FORDAMEN mengangkat tangannya.
"5 menit .... Tanyakan saja apa yang sebenarnya kalian ingin tanyakan," Celetuk pria bertopeng tadi.
".... Katakan sejujurnya kalian siapa dan apa maksud semua ini, juga .... Kemana orang tua kami? Pasangan pendiri JIANQIANG," Nada bicaranya tenang tapi terasa menggertak, Mama Annchi mengepalkan tangannya.
"Kalian tidak perlu tau hal itu. Selesaikan saja semua perintah ku sebelum nyawa kalian semua dihabisi di sini. Jangan tanyakan kakek dan nenek tua itu, mereka berada di tempat seharusnya," Hanya itu yang diucapkan pria tersebut sebelum keluar dari ruangan dan menutup pintu dengan keras.
Malam hari adalah waktu santai untuk mereka para orangtua, selain para penjaga tidak ada yang berjaga keadaan juga lumayan sepi.
"Jiahao ini gak beres sumpah .... Mereka siapa, kedatangannya dari mana gak jelas, dan orang tua kita kemana gak tau," Mama Annchi menarik lengan baju adik kembarnya yang sedang melamun.
"JieJie bener, gua ngerasa ada suatu hal tersembunyi yang terjadi," Sahut Daddy Haoyu selaku bungsu dari ketiga kembar JIANQIANG.
"Kakak ipar apa kemungkinan terbesar menurut mu?" Ayah Jiahao tidak merespon ucapan dari Kakak ataupun Adiknya, malah melirik ke suami Kakaknya.
"Mereka Trance Explosion, orang-orang yang dibayar untuk melenyapkan saingan pasar internasional .... Tau sendiri kan bagaimana berpengaruhnya perusahaan keluarga kita di internasional? Kemungkinan mereka dibayar untuk itu," Jawab Papa Huanrang membenarkan kacamatanya.
"Seberapa besar yakin dirimu tentang hal ini?" Tanya Jiahao lagi.
"Ee .... 50:50," Huanrang menggigit bibirnya sambil tersenyum karena tidak sepenuhnya dirinya yakin tentang hal yang baru diucapkannya.
"Astaga," Annchi menepuk dahinya sendiri mendengar jawaban suaminya.
Sementara anak-anak ZIANJIAXI saat ini sudah hampir sampai ke Bandara Internasional Taoyuan Taiwan, sambil menunggu perizinan untuk mendarat Guotin menyempatkan melacak lagi untuk mencari tau kabar lokasi terbar u orang tuanya.
"Mending hubungin orang tua kita atau jangan?" Tanya Qianfang saat melihat tangan Guotin yang mengetik dengan cepat pada laptopnya.
"Rawan sih ini mending jangan .... Tahan aja dulu kangen kalian sebentar, ini menyangkut nyawa orang tua kita semua," Daxia menyahut saat berjalan mendekat menghampiri.
"Fangxi .... Lihat ini," Mendengar adiknya memanggil Fangxi keluar dari ruang kendali dan bergabung dengan yang lain di dalam.
"Kota Guanshan, kalau kita mendarat ke Taipei perlu beberapa jam lagi menggunakan mobil buat ke sana sedangkan kita gak ada kenalan sama sekali buat menyewa kendaraan," Ucap Fangxi pasrah saat melihat jarak dari kota Taiwan ke Guanshan yang lumayan jauh tersebut.
"Eits .... Yang gak punya kenalan itu lu, gua ada." Zhaoyang yang baru keluar dari toilet menyahuti, Jiayi dan Daxia menggenggam tangan senang mendengar hal tersebut.
❁ See You In The Next Part ❁