NovelToon NovelToon
Cinta Sumpit Bambu

Cinta Sumpit Bambu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Duda / Matabatin / Berbaikan / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hum@ira211

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.

Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.

Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkenalkan, saya Nina

Mandiri Jaya Property atau lebih dikenal dengan MJ Property Adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan perumahan kelas menengah ke bawah.

Perusahaan ini didirikan oleh Sulastri dengan dibantu seorang temannya yang kini menjadi asisten pribadinya sekaligus menjadi wakil sewaktu waktu Sulastri tidak bisa bekerja karena libur atau hal lainnya.

Nina adalah sang asisten yang dimaksud, pagi itu dia menyambut kedatangan sahabat dan sekaligus bosnya yaitu Sulastri dengan pelukan hangat, beberapa hari ini Sulastri memang tidak bisa datang ke kantor dikarenakan beberapa hal telah terjadi kepadanya terutama mengenai ancaman keselamatannya.

Sulastri menceritakan kepada Nina semua yang telah terjadi kepadanya akhir-akhir ini, suasana haru tak terelakan, namun kini Sulastri merasa lebih tenang dikarenakan ada seseorang di dekatnya yang membuat dirinya merasa aman.

"Siapa orang itu Las?" tanya Nina penasaran, meskipun dia sudah bisa menerka..

"Namanya Adi, dia pria yang pernah datang menemui kamu waktu itu" ungkap Sulastri.

"Dua kali dia menolongku dengan cara yang tidak biasa.' tambah Sulastri.

"Bukankah dia terlihat sedang sakit? Bagaimana dia bisa menolongmu?" tanya Nina penasaran..

"Panjang ceritanya, nanti lain kali saja aku ceritakan." pungkas Sulastri

"Bagaimana keadaan di lapangan?" tanya Sulastri mengalihkan pembicaraan.

"......" baru saja Nina hendak menjawab terdengar pintu di ketuk.

"tuk..tuk..tuk..."

"Masuk!!" Sulastri mempersilahkan orang yang mengetuk pintu

Adi membuka pintu dan segera mendekati mereka berdua..

"Selamat pagi Non,... Anda meminta saya datang kesini?" sapa Adi formal..

"Perkenalkan, ini Nina sahabat dan asisten saya" Sulastri memperkenalkan Nina kepada Adi

"Nin, ini Bang Adi, untuk sementara dia menjadi sopir sekaligus pengawal saya" tambahnya..

Nina memandangi Adi dari atas sampai bawah, "Ganteng juga kalau sudah rapi begini..hihi.." ucap Nina dalam hati..

"selamat datang Adi, panggil saja saya Nina, kalau kamu perlu bantuan bilang saja jangan sungkan.." kata Nina sambil mengulurkan tangannya bersalaman..

Adi menyambut tangan itu sekedarnya, namun bagi Nina ada rasa yang lain hingga tanpa sadar tangannya semakin erat menggenggam tangan Adi, seolah tak mau dilepaskan kalau tidak segera diingatkan Sulastri..

"Ehemmm..." Sulastri membuat kaget asistennya yang segera melepaskan jabatan tangannya.

"Oh..iya...em.. Anu... Ini laporan progres kita minggu ini.." Lapor Nina gelagapan,

Ada rasa malu campur aduk menghampiri perasaanya, maklum saja untuk pertama kalinya dia sedekat itu dengan lelaki dan menjabat tangannya, bukan berarti sebelumnya dia tak pernah bertemu dengan laki laki, namun mungkin lebih tepatnya baru kali ini ada lelaki yang mampu menggetarkan hatinya.

Ini pertemuan keduanya dengan Adi, namun di pertemuan pertamanya dulu ia tidak begitu memperhatikan karena profesional kerja saja, hingga tidak berani memandang lebih jauh orang yang datang menemuinya karena mereka yang datang dia anggap sebagai klien.

Sulastri mengambil tempat duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Nina menyerahkan berkas-berkas yang dibuatnya terakhir kali..setelah diperhatikan beberapa kejanggalan muncul disana..

"Ini kenapa Nin, koq yang sebelah sini sepertinya ngga ada perubahan yang signifikan.."tanya Sulastri sambil menunjukkan satu angka di lembar kedua..

"Menurut laporan di lapangan, ada beberapa kendala disana Las, sepertinya ada pandangan berbeda antara pelaksana dan mandor, jadi progres nya terhambat.." Nina menjelaskan

"Lalu bagaimana? Apa langkah untuk mengatasi nya?" tanya Sulastri

"Mungkin sebaiknya kita panggil mereka ke sini?" usul Nina agak ragu..

"Hmmm... Tidak.."

"Ada baiknya kita tinjau ke lapangan, aku juga ingin lihat kendala para pekerja secara langsung" Sulastri menegaskan..

"Baiklah, Kapan kita akan ke lapangan?" tanya Nina..

"Nanti menjelang sore saja, aku mau menyelesaikan beberapa berkas dulu" jawab Sulastri sambil membuka laptop nya.

"Siapkan saja berkas-berkas yang dibutuhkan Nin" pinta Sulastri

"Okey Las..."jawab Nina singkat

"Bang Adi istirahat saja dulu di ruangan sebelah, Nina...bisa tolong antarkan dia?" tanya Sulastri

Tanpa bersuara Nina mengiyakan dengan gerakan tangannya dan senyuman dan anggukan kepala.

"Mari bang Adi, saya antarkan.." ajak Nina..

Setelah sampai di ruangan sebelah..

"Di sini ada minuman dingin dan Snack, ambil saja kalau Abang mau..'' jelas Nina.. Adi berterimakasih untuk itu.

Ruangan dimana Adi berada adalah ruangan yang diperuntukkan untuk Sulastri beristirahat siang, disana ada sebuah sofa panjang dengan meja kecil berada di ujung kanan sofa, sementara disisi lain ada ranjang kecil seukuran 120x200 an, di sampingnya ada meja kerja dan seperangkat komputer yang bisa digunakan sewaktu-waktu.

Mini kabinet menghadap sofa, diatasnya ada televisi yang menempel di dinding, dispenser dan kulkas dua pintu ikut melengkapi ruangan ini, menyediakan minuman dan makanan ringan bagi penghuninya.

Setelah Nina berlalu dari ruangan itu, Adi menyandarkan tubuhnya di sofa, mencoba merilexkan badan, namun hari masih terlalu pagi baginya untuk beristirahat, Ia pun bangkit dan menghampiri meja kerja di ruangan itu..

Adi yang terbiasa bekerja keras pun iseng saja melihat lihat berkas yang ada di meja, dan tak tahu mengapa Ia tergerak untuk menyalakan komputer, lalu seolah sudah terbiasa dia mulai memasukan data data dalam berkas itu dan melakukan beberapa hal..

Karena terlalu asyik dengan apa yang dia lakukan, kini seolah olah dia adalah karyawan yang sedang melakukan tugasnya dan dia menikmatinya karena memang sebelumnya itulah yang ia kerjakan di rumah, meskipun hanya untuk keperluannya sendiri..

Tanpa disadari apa yang adi lakukan diperhatikan oleh seseorang yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Orang itu mengagumi apa yang Adi kerjakan..

"Boleh juga..." Gumam orang itu dalam hati..

Entah berapa lama Adi berada di depan komputer, mengutak atik data dan gambar sehingga membuat susunan data yg diperlukan dan memunculkan gambar desain yang apik dan mengagumkan orang dibelakangnya, begitu detailnya gambar itu hingga orang awam pun akan bisa membacanya dengan jelas.

"prok.. Prok.. Prok.." suara tepuk tangan itu mengagetkan Adi, ia segera menoleh dan mendapati seseorang yang sedang memandanginya..

"Su.. Sulastri... Maafkan saya, sudah lancang menggunakan komputernya.." Adi gugup dan merasa bersalah..

"Tidak Bang, kamu tidak bersalah.." jawab Sulastri..

"Justru saya kagum dengan Abang, ternyata kamu bisa melakukannya " tambah Sulastri.

"Tadinya saya cuman iseng saja, karena ngga tahu mau ngapain, jadi saya lihat lihat.. itu.." Adi memberi alasan

"Enggak bang, bagaimana kamu menyelesaikannya, saya sudah mencobanya namun belum bisa menemukan gambar yang sesuai keinginan klien.." terang Sulastri..

"Ini sih hampir sempurna Bang, tinggal sedikit lagi yang perlu diperbaiki.. Sebaiknya kita bisa diskusikan ini dengan Nina.." tambah Sulastri

Nina pun dipanggil dan mereka pun mendiskusikan hal hal yang diperlukan dalam proposal yang dibuat tanpa disengaja oleh Adi.

Sebenarnya berkas yang dimeja itu adalah berkas yang sedang dipersiapkan Sulastri untuk proyek selanjutnya, karena sifatnya tidak mendesak dia pikir akan dikerjakan secara perlahan ketika dia sedang santai di ruangan itu, karena ruangan itu privat jadi Sulastri pun merasa aman meninggalkan berkas apapun diruangan itu, komputer pun tidak menyimpan data pribadi, jadi bisa dibuka tanpa password.

Setelah mereka berdiskusi, Sulastri mengajak Adi dan Nina makan siang di kantin kantor, namun belum lagi mereka beranjak, Nina menerima pesan di ponselnya..

"Gawat Las, apakah kita harus segera kesana?" ucap Nina setelah membaca isi pesan itu..

***

Apa yang terjadi? Apa pesan yang diterima Nina? ..

Ikuti terus kelanjutannya ya..

Jangan lupa like dan komentar nya, boleh juga loh kasih bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 nya, terimakasih....

1
Maya Lestari
semangat authorrrrrr, aku nunggu up nya yaa
Maya Lestari
Thor, jgn lama amat flashback nya yaa. mau tau kelanjutannya yg dimasa mereka sekarang/Smile/
Amin Wahyudin: ok kak, mungkin sekitar 2 atau 3 episode lagi
total 1 replies
Agustini Sunarto
karyanya bagus ayo dilanjut
Amin Wahyudin: masih dalam proses kak..
total 1 replies
Agustini Sunarto
Kecewa
Amin Wahyudin: kalau boleh tahu apa yang membuat kaka kecewa?
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Menarik perhatian.
tecna kawai :3
Seru banget, berasa ikutan karakternya!
Amin Wahyudin: terima kasih kak atas support nya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!