*Harap bijak membaca. novel ini mengandung cerita dewasa*
Kisah cinta antara Alaska dan Kejora yang diawali dengan perjodohan
Alaska mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Universitas terkenal di Bandung yang Gaul, ganteng dan terkenal, banyak gadis yang mengejarnya tetapi agak arogan dan dingin atau cuek dipaksa menikah dengan dengan seorang gadis 19 tahun yang tidak dia kenal sebelumnya bernama Kejora gadis dari Bali yang seorang anak pesantren yang lemah lembut, cantik dan mempunyai mata yang indah dan kulit yang putih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman pertama
Hari ini Kejora bener - bener lesu.
perutnya sakit tubuhnya lemas.
Bahkan setelah pulang dari kampus ia langsung mengurung diri di kamar.
Kejora hanya tiduran saja karena banyak bergerak membuat perutnya semakin sakit.
"Kejora, mama masuk ya?" teriak Bu. Dania dari balik pintu.
"Iya ma" sambil merubah posisinya menjadi duduk diatas kasur.
pintu kamar terbuka, beriringan dengan masuknya Bu. Dania dengan memakai baju rumahan.
Bu. Dania dan Pak. Dirga sudah pulang dari kantor tapi Aska belum juga pulang.
"Kejora, kamu kenapa sayang? kok mengurung diri di kamar! kamu gak betah tinggal disini? tanya Bu. Dania perlahan
wanita itu duduk di pinggir ranjang menantunya itu.
" Gak kok ma, Kejora cuma lagi gak enak badan aja" ucap gadis itu dengan bibir tersenyum supaya Bu. Dania yakin dengan ucapannya.
"Gak enak badan? pasti kamu kecapean ya? sekarang kampus masih masa ospek kan" Bu. Dania menatap lembut kearah menantunya itu.
"iya ma"
"ya sudah kamu istirahat dulu, nanti biar Aska memeriksa keadaan kamu. kamu jangan sakit ya? Bu. Dania bangkit mengusap lembut kepala Kejora
setelah itu Bu. Dania keluar dan kebetulan Aska baru pulang
"Aska tolong kamu periksa Kejora ya, katanya dia lagi kurang enak badan." titah Bu. Dania kepada putranya itu
"iya ma"
Derat pintu terdengar dan Aska masuk. sorot mata pria itu langsung tertuju ke Kejora yang sedang duduk di atas kasur itu
"Kamu sakit apa?" tanyanya seraya mendekat kearah Kejora
"Cuma meriang aja"
Pria itu duduk di depan Kejora, ia menatap intens Kejora yang membuat jantung Kejora berdetak kencang.
entah kenapa saat ini detak jantungnya tak bisa dikondisikan.
"Kak Aska mau ngapain?"
"Ya mau meriksa kamu lah"
Gala mengambil stetoskop dan mengarahkan ke dada Kejora
Gadis itu semakin tegang tangan kekar Aska berada di dekat dadanya.
"Detak jantung kamu cepat sekali, apa kamu punya riwayat penyakit jantung?" Aska menatap gadis itu dengan dahi mengkerut.
"Enggak, enak aja" Kejora menjauhkan tangan Aska dari dadanya.
ia benar - benar merasa tak karuan.
"Kamu sakit apa sih? Aska menempelkan tangannya pada dahi Kejora yang membuat gadis itu mengeluarkan keringat dingin
Wajah Aska terlihat sangat tampan dari jarak begitu dekat.
" Gak panas, malah dingin, keringetan lagi" ucap Aska sambil menarik lagi tangannya.
"Udah aku gak sakit" Kejora malah meringis memegangi perutnya.
"Kamu sakit perut?"tanya pria itu
Kejora hanya menggeleng
"Enggak aku hanya nyeri datang bulan" Jawab Kejora spontan.
"Ooo nyeri datang bulan kenapa gak ngomong dari tadi." ucap Aska dengan wajah yang terlihat santai.
"kakinya luruskan supaya peredaran darahnya lancar" Aska memegang kaki Kejora dan meluruskan nya.
"kamu minum obat ini, ini obat pereda nyeri haid" Aska mengambil tablet obat dari dalam kopernya.
Ia membuka satu tablet obatnya membuat mata Kejora seketika membulat
"Nih minum, tuh airnya sudah ada kan?" Aska menyerahkan sebutir pil tadi ke Kejora dengan sorot mata tertuju ke arah air diatas nakas.
"Gak mau, aku gak suka minum obat" tolak gadis itu dengan cepat.
"Tidak ada orang yang suka minum obat, udah minum aja! setelah ini pasti nyerinya berkurang.
Kejora menggelengkan kepalanya tanda penolakan.
"Ck.... ayo minum, susah banget sih!" geram Aska
"gak mau!" tolak Kejora lagi.
"Buka mulutmu!" titah Aska
Kejora kembali menggeleng
Pria itu mendekat dengan sorot mata intens yang membuat detak jantung Kejora tidak normal.
"Kejora buka mulutmu!" titah Aska lagi dengan nada penuh dengan penekanan.
reflek Kejora membuka mulutnya.
"Hap!"
Aska langsung memasukkan sebutir pil tadi ke dalam mulut melodi.
"jangan dibuang!" Aska membekap mulut Kejora
"ini minum dulu, supaya pil nya tertelan"
Pria itu menyodorkan segelas air ke mulut Kejora yang langsung diteguk oleh gadis itu.
Namun, Kejora tak langsung menelan air dan pil tadi.
Ia gak terbiasa minum obat, benar - benar kesusahan menelan pil yang berukuran lumayan besar tadi.
Wajah Kejora memerah ia akan membuang air dan pil yang masih ada dalam mulutnya.
"jangan dibuang!" ucap Aska lagi
Pria itu mendekatkan wajahnya kepada Kejora yang seketika membuat mata gadis itu membulat.
Dengan gerakan cepat ia menempelkan bibirnya ke bibir Kejora
Aska tak melepaskan bibirnya sebelum gadis itu benar - benar menelan pil itu.
ia bahkan meny*sap bibir bawah Kejora yang membuat gadis itu terpaksa menelan pil beserta air dalam mulutnya.
sementara Aska masih menempelkan bibir mereka.
Ia merasakan sensasi yang luar biasa
sampai membuatnya semakin mengh*sap bahkan melu*at bibir manis Kejora
Gadis itu malah membuka mulut dan memberi celah pada Aska untuk mengabsen setiap inci mulutnya.
Mereka berpag*tan cukup lama bertukar saliva dengan tubuh semakin memanas.
Bugh!
Kejora mendorong tubuh Aska sampai pria itu terjatuh di kasur
"kak Aska ngapain?" sergah Kejora dengan mata memanas.
Aska segera bangkit dan menatap Kejora
sebuah tatapan yang sulit diartikan. jantung gadis itu masih berdebar kencang, terlebih lagi sorot netra abu - abu yang terpancar kearahnya
"Sorry!" satu kata yang keluar dari bibir pria itu.
Tangan Aska terulur mengusap sudut bibir Kejora yang masih basah dengan ibu jarinya.
lagi - lagi Kejora terdiam.
besok obatnya boleh diminum lagi kalau masih terasa nyeri
pria itu turun dari ranjang dan menaruh pil itu diatas nakas disamping tempat tidur.
"Apa kak Aska selalu melakukan itu ke pasien kak Aska yang gak mau minum obat? " sebuah pertanyaan dari keluar dari mulut Kejora yang membuat Aska
kembali menoleh ke arah Kejora
"Tidak ada pasien ku yang susah minum obat sepertimu" jawab Aska dengan nada dingin.
setelah itu ia kembali melangkah meninggalkan Kejora menuju balkon kamarnya.
Kejora terdiam menatap aneh ke arah pria itu
maaf ya cuma koreksi dikit