Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Tanda tanya
#Makin penasaran, hayo like dan comment, jangan lupa kasih hadiah flower 🤭#
Next
El dan Alena pun pamit pulang, akan tetapi Alena memberikan sesuatu pada sang nenek. Alena pun mengambil barang tersebut di mobil mereka.
"Nenek, ini ada hadiah buat nenek seperti nya sangat cocok untuk nenek, ini edisi terbatas loe nenek, kalau nenek berminat beli pakaian di Alena saja ya, kalau begitu Alena izin pulang nenek," ucap Alena pergi meninggalkan nenek Delan.
Nenek pun berucap terima kasih dan tersenyum. Nenek membuka hadiah yang diberikan oleh Alena, dia pun memakai pakaian tersebut setelah dikenakan sangat cocok dengan nya.
Hingga sang nenek, meminta anak buahnya mencari brand baru atas nama Alena Alster. Setelah dicari produk tersebut tidak ada di mall ternama manapun, akan tetapi sang nenek menemukan sebuah live streaming yang dilakukan oleh Alena beberapa waktu yang lalu.
Nenek pun menghubungi Delan untuk berbicara, Delan pun menunggu sang nenek ke kantor.
Tidak lama setelah pembicaraan mereka di telpon, nenek sudah tiba dikantornya Delan.
"Wah, nenek pakaian hari ini sungguh berbeda, beli pakaian dimana?" tanya Delan.
"Calon istri kamu memberi nenek pagi ini, dan dia berpesan pada nenek untuk memesan pakaian padanya, apakah kamu tahu tentang keahlian Alena?" tanya nenek.
"Saya sudah tahu nenek, akan tetapi dia tidak berani memasarkan di dalam negeri, pasarannya sudah sampai internasional, kalau pun kita ingin bekerja sama Alena harus bisa di ajak berbicara," ucap Delan.
"Oke, kalau begitu biar nenek yang bekerja sama dengan Alena, kebetulan nenek memiliki alamat rumah mereka dan nomor ponsel Alena, sehingga nantinya nenek bisa menemui mereka sekaligus melamarkan untuk mu Alena," ucap nenek.
"Nenek, urusan masa depan ku itu urusan ku," ucap Delan bernada kesal.
"Sudah berapa kali kamu mengalami kegagalan karena pilihan kamu sendiri, dan juga wanita seperti Alena hany wanita polos, dia bahkan bukan seperti wanita lainnya, dan nenek menyukai wanita seperti dia, karena dengan sikap dia bisa melawan papa kandung kamu yang tergila-gila dengan mama tirimu," ucap Nenek.
"Tapi nenek, saya tidak ingin jika Alena dijadikan alat," ucap Delan.
"Kamu akan tahu, ketika Alena berhadapan dengan orang yang pintar manipulasi, sebenarnya kepolosan Alena itu hanya kedok, dia wanita yang cerdas menutupi dirinya dengan kepolosan, nenek juga tidak menyukai wanita yang terlalu kaku," ucap nenek tersenyum.
"Sejak kapan nenek menyukai wanita seperti itu? bukankah nenek menyukai wanita yang beretika tinggi," ucap Delan heran.
"Memang benar, akan tetapi nenek lebih suka cucu menantu yang berbeda , karena dia bisa menetralisir keadaan," ucap nenek.
Pembicaraan mereka terhenti, karena nenek mendapatkan panggilan telpon sehingga nenek kembali ke kantor nya. Begitu pun Delan yang kembali dengan rutinitasnya.
Di tempat berbeda
Alena kembali berulah kabur dari rumah dengan menulis surat di atas meja tamu. Para keamanan menghubungi tuan Al. Al pun langsung menelpon sang adik, karena mengetahui keberadaannya.
Dering ponsel Alena pun bersuara, Alena pun mengangkat telpon tersebut.
📱"Katakan, kamu sekarang dimana? atau para keamanan dirumah akan Abang pecat karena sikapmu," ancam Al.
📱"Aku di tempat buku, lagi cari referensi Abang, Abang tidak membolehkan aku keluar, padahal tadi aku sudah tanya dengan keamanan, katanya tidak di izinkan Abang aku keluar, jadi ya salah satunya begini," ucap Alena begitu saja.
📱"Tapi kan kamu bisa telpon Abang kalau perlu sesuatu," ucap Al.
📱"Abang kejam melebihi papa, Abang itu harusnya berkencan bukannya sibuk mengurus aku," ucap Alena.
Untuk sesaat Al terdiam dengan kata-kata sang adik. Alena yang tahu abangnya tersinggung segera meminta maaf, Al pun meminta Alena disana sampai anak buahnya memantaunya dari kejauhan.
Alena hanya mengiyakan saja, Al pun menutup panggilan telpon tersebut. Alena sungguh merasa bersalah atas sikapnya, karena perkataan nya berpengaruh buat abangnya Alena pun berpikir untuk berbuat sesuatu kepada abangnya.
Di tempat berbeda.
Al meminta izin kepada papa nya, untuk pulang lebih awal karena ada urusan mendesak. Sang papa tidak mengetahui hal itu, meskipun terlihat wajah tidak semangat dari Al.
Al pun menghidupkan mesin mobilnya, saat di sebuah jalanan yang sepi, Al hampir saja menabrak seseorang. Seseorang tersebut pun mengetok pintu mobilnya.
"Hei, kalau berkendara itu lihat jalan dong," ucap Caca menggedor kaca mobil orang tersebut yang ternyata Al.
Al pun membuka kaca mobilnya dan meminta maaf. Caca mengetahui wajah Al pucat, dia pun meminta Al membuka pintu mobilnya. Al pun menurut tanpa tahu siapa yang di ajaknya bicara.
"Al, kamu pindah tempat ya duduk di belakang," ucap Caca.
Entah angin apa yang membuat Al patuh pada Caca hari itu, setelah meletakkan Al di belakang, Caca pun fokus mengemudi ke tempat yang membuatnya tenang yang kebetulan habis menyelesaikan operasi selama beberapa jam yang lalu.
Tidak lama, mereka pun sampai di resto yang dekat dengan pantai. Hingga tiba-tiba Al menangis dan membuat Caca bingung.
"Al, bangun Alena datang?" teriak Al.
Al pun langsung membuka matanya yang sembab dikarenakan menangis di dalam mimpi. Al terkejut dengan kondisi ada Caca di dalam mobilnya.
"Kok, kamu bisa di mobilku, dan terus kenapa aku duduk di belakang?" tanya Al.
"Nanti aku jawab, kamu ikut turun dan cuci muka di dalam, aku masuk duluan ok," ucap Caca pergi begitu saja.
Al pun perlahan keluar dari jok belakang dan mengambil kunci di mobil. Saat dilihatnya dia terkejut sudah berada di dekat pantai.
"Sejak kapan Caca mengetahui atas sikap ku tadi? atau aku benaran linglung atau ah lebih baik aku bertanya padanya?" ucap Al bingung dengan sikapnya.
Al pun turun mengikuti arah Caca duduk. Caca pun menunjukkan menu pada Al untuk memesan makanan, Al pun memanggil pelayan untuk memesan makanan tersebut.
"Hari ini, aku saja yang traktir ya, karena sepertinya kamu sangat linglung deh," ucap Caca.
"Tidak, saya sudah baik, semuanya baik-baik saja, saya sudah sadar, terima kasih kamu sudah membantu ku," ucap Al.
"Tidak masalah, sebenarnya kamu memiliki masalah apa sih?" tanya Caca.
"Permasalahan keluarga saja sih, menurut mu apakah benar aku terlalu mengekang? ehm maksudku wajar nggak jika saudara kandung selalu mengingatkan dan mengawasi saudara lainnya," tanya Al.
"Ada boleh dan tidak boleh sih, yaa sesama saudara memang memiliki hal saling terikat, tapi dasar kepercayaan harus ada dong, nanti hilang kepercayaan saudaranya kita jika kita masih minim kepercayaan padanya," ucap Caca.
"Oh begitu, baiklah aku paham maksud kamu, terima kasih ya Caca sarannya," ucap Al.
"Adik kamu Alena ya, dia mulai berontak gitu sama kalian semua, menurut aku sih bukan Alena memberontak justru dia ingin jika keluarga nya memberikan ruang kepercayaan pada dia, sebab saat ini dia tahap memperkenalkan diri pada dunia, bukankah itu hal yang luar biasa bagi seseorang yang memiliki trauma yang mendalam," ucap Caca.
Al hanya mendengarkan semua penjelasan Caca. Bahkan Caca menceritakan sendiri pengalamannya saat harus menghadapi dunia ini tanpa orang tua yang selalu berada disisi nya.
🍃 Bersambung 🍃
"Yakinkah setiap masalah yang ada, akan ada solusinya jika anda bersikap tenang," author _aloha-zahra.
🌹 untukmu thor