Aku Richie, pria jomblo tampan, kaya raya yang tak mau menikah. Ayah ku memaksa aku menikahi Alya, gadis cantik yang sabar, tegar dan keras hati.
Entah sejak kapan Alya mencintai ku aku tak tahu. Aku sangat membenci nya, Aku ingin ia hidup tersiksa bersama ku.
Ku pikir, menghadirkan Farah, sebagai kekasih bayaran untuk merusak rumah tangga ku akan membuat ia pergi dan minta cerai dari ku.
Tapi Aku salah. Aku justru terperangkap oleh drama yang ku buat sendiri.
Kehadiran Mario yang sangat tergila-gila pada istri ku membuat hati ku tak rela melepaskan Alya.
Benih-benih cinta yg mulai tumbuh di hati ku, justru membuat aku menderita.
Aku tak yakin, Alya sanggup bertahan dari godaan Mario.
Haruskah ku biarkan cinta Alya direbut oleh Mario yang berpredikat play boy?
CUSSSS,, BACA NOVEL NYA !!!
Jangan lupa, pantau juga karya ku yang lain y 🤗
SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN,VOTE ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ Jika kamu suka y 🤗
Bantu support with GIFT Biar Author tetap semangat ❤️❤️❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FARAH KEKASIH BAYARAN
Pagi hari setelah sarapan, aku sengaja duduk menunggu kehadiran perempuan bayaran yang ku pesan semalam pada Leon di sebuah ruangan khusus yang terletak agak jauh di belakang rumah.
Ruangan khusus itu sengaja ku pilih sebagai tempat pertemuan rahasia ku dengan Leon dan si perempuan bayaran sebab Ayah, jarang sekali menginjak kan kaki nya ke sana.
Hati ku sedikit deg-deg an menunggu kedatangan Leon yang berjanji membawa perempuan bayaran itu sebelum pukul sembilan. Lama ku tunggu, akhirnya Leon muncul juga dengan seorang perempuan yang datang bersama nya.
"Permisi tuan muda, saya sudah membawakan perempuan yang anda ingin kan. Nama nya Farah." ucap Leon seraya membungkukkan sedikit tubuh nya sebagai tanda hormat pada ku.
Mata ku menyipit memperhatikan sosok perempuan yang ada di depan ku dengan seksama.
( VISUAL FARAH, Si perempuan Bayaran. )
Mata ku terpukau melihat kecantikan Farah yang tak kalah cantik nya dengan Alya. Sebuah senyuman lebar terukir di bibir ku memuji kelihaian Leon mencari perempuan yang tepat untuk menjadi saingan Alya.
"Farah! Nama mu sangat sesuai dengan kecantikan mu." puji ku merasa puas dengan pilihan Leon untuk ku.
"Terima kasih tuan muda. Saya siap melayani anda sesuai keinginan anda." jawab nya seraya menundukkan kepalanya sedikit memberikan hormat pada ku.
"Tentu saja kau akan melayani ku dalam segala hal yang ku ingin kan Farah. Karna itu lah guna nya kau ku bayar mahal." ucap ku menyeringai sinis.
"Apa Leon sudah memberitahu tugas utama mu di sini Farah?" tanya ku dengan nada dingin.
Farah melemparkan senyuman manis dan mengedipkan mata lentik nya seakan ingin memikat ku dengan kecantikan nya.
"Sudah tuan, aku akan jadi kekasih bayaran anda untuk menyingkirkan istri anda dari rumah ini." jawab nya sambil tersenyum kembali.
Sejenak aku terdiam mendengar ucapan nya yang terasa ringan keluar dari bibir nya. Seolah ia sudah biasa melakukan pekerjaan seperti itu.
Aku jadi kurang suka dengan gaya nya yang terkesan genit dan tampak murahan meski di balut pakaian mahal dan berkelas.
Entah mengapa, aku membandingkan pribadi nya dengan Alya. Meski Alya terlihat sedikit bar-bar dan bersikap sesuka hati nya, Alya tidak terkesan genit dan murahan. Berbeda sekali dengan Farah yang selalu tersenyum manis dan menatap ku sedari tadi dengan tatapan nakal. Farah seakan-akan ia ingin menggoda ku.
Wajar saja, bukan kah profesi nya adalah perempuan nakal, pikir ku dalam hati menilai kepribadian Farah yang tak ku sukai.
"Oke, kamu akan berada di rumah ini setiap kali ku hubungi. Kau ku larang kesini jika tidak ku butuh kan. Ingat, jangan sampai kehadiran mu di ketahui oleh Ayah ku. Jika tak sengaja kau kepergok Ayahku, sembunyikan identitas asli mu. Katakan kau adalah bawahan ku yang ku pekerjakan khusus untuk melayani keperluan istri ku." Aku menjelaskan lebih rinci lagi agar ia lebih mengerti akan pekerjaan nya saat ini.
Farah mengangguk kan kepalanya tanda ia mengerti.
"Baiklah, mari kita mulai permainan ini." ucap ku bersemangat.
Aku sudah tak sabar melihat reaksi Alya yang mendapat rival setara dengan kecantikan nya setelah hampir seminggu kami bertahan menikmati pernikahan gila yang tanpa cinta itu.
Aku segera berdiri dari duduk ku yang sudah terlalu lama di atas sofa dan melangkah mendekati Farah.
Farah tampak tertegun menatap ku yang kemudian menarik lengan nya agar menggamit lengan ku mesra layak nya pasangan kekasih.
"Ikuti aku!" perintah ku seraya melangkah kan kaki ku lebar keluar dari ruangan itu bersama Farah.
Leon yang melihat Aku dan Farah berjalan duluan sambil bergandengan tangan, terpaksa mengikuti dari belakang dengan raut wajah yang ku sadari sedari tadi tampak masam dan merungut kesal.
Entah apa yang ada di pikiran Leon tentang ku. Aku tak peduli. Saat ini, di benak ku hanya ada Alya yang ku benci setengah mati.
Farah memang sangat profesional dengan pekerjaan nya. Ia menggelayut manja di bahu ku dengan bibir tak henti nya menebarkan senyuman manis. Dan aku tahu, dia terlalu sering mencuri pandang pada ku.
"Anda sangat tampan tuan." puji nya setengah berbisik di dekat telinga ku saat langkah kaki kami mulai mendekati kamar ku yang bersebelahan dengan kamar yang di tempati Alya.
"Panggil aku Richie saat kau berada di dekat Alya." kata ku pelan.
Farah tampak tersenyum dan mengedipkan mata nya padaku sebagai tanda mengerti maksud perkataan ku.
Tak.tak.tak!
Bunyi detak sepatu tumit berjalan cepat mendadak terdengar dari arah belakang kami bertiga.
Kami bertiga pun berhenti di antara pintu kamar yang menjadi kamar Aku dan Alya dan menoleh cepat ke arah belakang.
Sosok Alya yang tampak anggun dan memukau, terlihat berjalan menghampiri kami bertiga dengan dahi ber kerut tajam dan sorot mata mendelik tajam.
Aku dan Farah mulai memainkan peran kami masing-masing. Aku menyambut kedatangan Alya yang menghampiri ku tanpa senyuman dengan memperlihatkan kemesraan Farah pada nya.
Sempat ku lihat, Leon menyembunyikan tubuh nya di balik punggung kami berdua.
"Dasar idiot! Dia lebih takut melihat Alya dari pada diriku yang sedari kecil sudah menjadi majikan nya." batin ku menggerutu melihat kelakuan Leon yang ketakutan seperti melihat hantu siang bolong.
"Darimana saja kau?" tanya Alya terdengar gusar.
Mata nya tampak tak berkedip menatap Farah yang bergayut mesra di samping ku dengan tatapan tak berkedip.
"Apa urusan mu?" jawab ku sengaja memancing emosi nya.
Farah semakin merapatkan tubuh nya pada ku, seolah ingin membuat Alya makin panas. Ia bekerja sesuai dengan yang ku ingin kan.
Tapi tonjolan empuk yang mengganjal di dada nya terasa kuat menekan dada ku sehingga aku sedikit sulit untuk bernafas.
Perempuan itu seolah mencuri kesempatan dalam kesempitan. Ia memancing hasrat ku di tengah peperangan yang baru saja hendak ku mulai dengan Alya.
Alya menarik nafas panjang seakan memberi kesabaran pada diri nya sendiri.
"Siapa dia?" tanya Alya dengan nada garang.
Aku tau, dia sangat cemburu. Wajah nya terlihat memerah karna terbakar rasa cemburu yang teramat dalam. Ada sedikit rasa tak tak tega di hati ku melihat mata nya yang terlihat berkaca-kaca menahan perasaan nya.
"Dia kekasih ku!" jawab ku singkat namun tegas.
Satu kalimat itu, ternyata cukup membuat Alya terpuruk. Ia tampak gemetar menahan tangis nya yang selalu akan hendak keluar. Tapi Alya terlihat kuat. Ia ber upaya sekuat tenaga menahan air mata nya agar tidak tumpah ruah di depan ku.
"Jadi begini cara mu untuk menyingkirkan ku? Oke! Aku terima tantangan mu Richie. Kamu tak akan pernah bisa menyingkirkan ku dengan trik kotor mu itu." ucap Alya dengan nada geram.
Aku terkesima mendengar ucapan nya yang penuh percaya diri tinggi.
"Pergi kau! Jangan sentuh suamiku." mendadak Alya menyentakkan tubuh Farah agar menjauh dari ku dan mendorong nya kuat hingga Farah terhempas jatuh ke lantai.
"Aw,! Aduh!" Farah sontak menjerit kaget dan merintih kesakitan saat tubuh nya menyentuh lantai keramik yang keras.
Aku terkejut dan berniat membantu Farah agar berdiri.
Namun tiba-tiba, lengan mungil Alya yang ku pikir lemah justru menarik tubuh ku kuat hingga tubuh ku berbalik menghadap pada nya.
Ku lihat Alya berniat hendak menamparku. Tapi gerakan tangan nya yang kurang cepat, dapat ku tangkap dengan segera sehingga aksi nya bisa ku gagal kan.
Emosi ku memuncak seketika melihat sikap nya yang berani hendak menampar ku. Alya sudah keterlaluan menurut ku.
Aku pun menggenggam pergelangan tangan nya yang tadi hendak menampar ku dengan kuat. Tanpa melepaskan genggaman tangan ku. Aku pun membuka pintu kamar yang ia tempati dan memaksa nya untuk masuk ke kamar itu.
Aku pun mendorong tubuh nya kuat, hingga ia tersungkur di lantai kamar.
Aku pun berbalik mengunci pintu kamar tanpa mempedulikan Farah dan Leon yang ada di luar kamar dengan keadaan yang tak ku pikir kan sama sekali.
Yang ada dalam benak ku saat ini hanya kemarahan. Aku marah dengan sikap Alya yang ingin menampar ku. Ia makin menyakiti hati dan perasaan ku. Membuat kebencian ku semakin dalam pada nya.
"Kau ingin menampar ku bukan?" ucap ku geram.
Aku mendekati tubuh nya perlahan. Raut wajah ku terasa tegang tanpa senyuman. Mata ku mendelik tajam ke arah nya. Aku marah, sangat marah pada nya. Aku ingin memberi nya pelajaran agar dia tak bisa bertingkah seenak nya lagi pada ku.
Perlahan langkah kaki ku kian dekat. Satu, dua, tiga. Tangan kekar ku terulur panjang hendak menyentuhnya.
.
.
.
BERSAMBUNG.
Tegang gak ? Tegang nggak? Mau di apain si Alya sama si Richie ?
Kasih gift donk,, biar othor bisa jajan dan otak othor fresh lagi saking tegang sendiri. 🤭✌️
Jangan lupa, LIKE, KOMEN, SUBSCRIBE, VOTE DAN KASIH ⭐⭐⭐⭐⭐
Biar cerita nya makin seru, kamu bisa komen kasih kritik, saran, dan inspirasi tambahan utk othor biar cerita nya makin gregeettt 😘😘