NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6 Tidak Tahu Diri

"Aku gak mau tahu Mas Rico dapat duit darimana. Salah sendiri Mas maksa aku untuk berhubungan badan," Elvira sudah tidak mau peduli dengan kebingungan Rico lagi karena merasa dikhianati dan dipermainkan.

"Terus aku harus aborsi kapan nih, Mas? Mumpung umur janinnya belum ada 3 bulan ini," lanjut perempuan berumur 25 tahun itu dengan nada agak sengak.

"Kamu tunggu 1 minggunan lagi ya El, aku tak mengajukan pinjaman ke bank dulu," sahut Rico tak bersemangat.

"Baiklah, aku tunggu 1 minggu lagi. Awas kalau Mas Rico mangkir."

*

Tanpa menunda waktu lagi, keesokan harinya, Rico langsung minta ijin libur kerja ke bos nya untuk mengurus pengajuan pinjaman ke bank, namun pada bos nya, pria itu membuat alasan jika dia membantu keluarganya untuk pindahan rumah.

Sejak SMP, Rico memang doyan berbohong dan hal ini sama sekali belum diketahui oleh anggota keluarganya, malah pria itu dianggap sebagai anak kebanggaan kedua orang tuanya karena sifatnya yang penurut dan tidak neko-neko. Sebenarnya yang punya penyakit bohong bukan hanya Rico saja, tapi kedua orang tuanya dan adiknya juga memiliki tabiat buruk yang sama.

Hari ini Rico mengajukan pinjaman sebesar 30 juta dengan jaminan BPKB motornya. Setelah persyaratannya lengkap, pria itu tinggal menunggu kabar dari pihak bank kapan uang pinjamannya akan cair.

Hari Sabtu jam 6.27 malam...

"Kamu mau kemana, Sis?" Dewi yang saat itu sedang nonton TV di ruang tamu pun bertanya ketika melihat anak perempuannya turun dari anak tangga dengan mencangklong tas slempang.

"Disuruh nemenin Silvi ke mall, Buk," jawab Sisca bohong.

"Pulangnya jangan malam-malam lo," lanjut wanita berumur 48 tahun itu tanpa curiga sama sekali.

"Iya Buk, Sisca sudah tahu."

Karena kamar Jelita ada di lantai bawah, begitu mendengar adik iparnya pergi ke mall, prasangka perempuan cantik itu mulai on. Dia punya firasat jika uang 1 juta yang diminta Sisca ke Rico sebagian dibuat senang-senang di mall.

Bukan tanpa dasar jika Jelita memiliki pemikiran seperti itu, mengingat setelah beberapa hari tinggal dengan keluarga suaminya, perilaku keseharian Sisca sudah menunjukkan kalau dia punya tabiat yang buruk.

30 menitan setelah anak perempuannya pergi, Dewi pun mematikan TV lalu beranjak menuju depan kamar menantunya.

Tok tok tok! wanita berumur 48 tahun itu mengetuk pintu kamar Jelita yang beberapa detik kemudian muncullah sosok menantunya dari balik pintu.

"Ada apa, Buk?" tanya Jelita malas.

"Kamu kok betah banget di kamar sih Ta, gak malam mingguan sama Rico?" kata Dewi sambil sepasang matanya jelalatan mengintip kamar menantunya dari pintu yang terbuka sebagian.

"Jelita lagi sibuk ngecek buku keuangan toko, Buk," ucap perempuan cantik itu apa adanya.

"Ngecek buku keuangan kan bisa ditunda Ta, lagipula sampai kapan kamu bakal tidur terpisah sama Rico? Kalian kan pasangan suami istri," istrinya Baskoro mulai berani mengatur menantunya karena punya niat terselubung.

"Jelita lagi gak mood mbahas masalah begituan Buk, gak penting."

Tanpa menunggu reaksi dari ibu mertuanya, perempuan berumur 27 tahun tersebut langsung menutup pintu kamarnya kembali lalu menguncinya dari dalam yang tentu saja membuat Dewi merasa jengkel dengan sikapnya.

Dasar menantu brengsek! Awas kamu ya! Mentang-mentang kaya, ngomong sama ibu mertuanya gak ada sopan santunnya, Dewi mengumpat dalam hati dengan perasaan jengkel.

Karena gagal mempengaruhi menantunya, wanita berumur 48 tahun itu pun melangkah menuju ke ruang makan sekaligus dapur dimana Bik Sumi dan Wati sedang memasak untuk makan malam.

"Besok masak soto daging ya Bik Sum, aku lagi pingin makan soto daging nih," kata Dewi sambil mengupas kulit jeruk.

"Bu Dewi ngomong ke Mbak Jelita saja, yang nentukan menu makannya kan Mbak Jelita," ucap wanita berumur 54 tahun itu terus terang.

"Gak perlu ngomong ke Jelita segala lah, dia pasti setuju kok," timpal istrinya Baskoro kepedean.

"Saya gak berani Buk, lagipula di dalam kulkas juga tidak ada persediaan daging," jujur Bik Sumi.

"Oalah, pingin makan soto daging saja kok susah banget," sungut Dewi tanpa instropeksi diri.

"Kalau Bu Dewi pingin makan soto daging ya beli saja sendiri Buk, masa' beli soto daging gak ada 25 ribu saja gak bisa," wanita berumur 54 tahun itu mulai berani menyindir karena semakin geregetan dengan omongannya Dewi.

Dasar babu kurang ajar, berani-beraninya dia mendikte aku. Dia pikir dia itu siapa, rutuk istrinya Baskoro dalam hati sambil makan jeruk.

Jam 8.15, Jelita keluar dari kamarnya setelah diberitahu Bik Sumi jika menu makan malamnya sudah siap. Ketika perempuan cantik itu sampai di ruang makan, kedua mertuanya dan suaminya sudah duduk mengelilingi meja makan.

"Sudah ngambil makanan 3 porsi, Bik?" tanya Jelita setelah meletakkan pantatnya di kursi.

"Belum Mbak, saya gak berani," jujur Bik Sumi.

"Kok belum lagi sih, Bik. Langsung ngambil saja gak apa-apa. Gak perlu nunggu ijin dari aku," kata perempuan cantik itu.

Tak berapa lama, Bik Sumi dengan dibantu Wati mengambil makan malam untuk 3 porsi dengan diiringi tatapan mata tidak suka dari Dewi karena menganggap tak sopan jika ART ngambil makanan lebih duluan dari majikannya.

"Kalau boleh Bapak kasih saran, kamu kalau memperlakukan pembantu jangan terlalu baik Ta, nanti mereka bisa ngelunjak," ucap Baskoro setelah Bik Sumi dan Wati meninggalkan ruang makan.

"Bener kata Bapakmu, Ta. Masa' di depan majikannya pembantu ngambil makan duluan. Kalau orang Jawa bilang itu namanya pembantu kurang ajar, Ta," merasa ada pendukungnya, Dewi ikutan ngompori.

Bukan Jelita namanya kalau menggubris omongan mertuanya, justru perempuan itu sedang menyusun rencana untuk memberi mereka pelajaran.

"Besok jadi healing gak, Ta? Kemana gitu lo Ta, Ibuk lagi butuh refreshing ini," bisa-bisanya Dewi masih mbahas soal healing setelah mengatai para ART Jelita kurang ajar.

Karena tidak mendapat respon dari menantunya, lagi-lagi Dewi menjadi muntab karena merasa tidak dihargai.

Rico yang menyaksikan kejadian seperti itu di ruang makan hanya berdiam diri saja karena pria tersebut sedang punya masalah yang lumayan berat yang perlu diselesaikan.

Setelah kegiatan makan malam selesai, Jelita mengirim pesan lewat WA ke 3 ART nya kalau besok mereka akan diajak berlibur ke pantai yang ada di kota itu sebagai aksi untuk memberi pelajaran pada keluarga Baskoro.

Bukan hanya itu saja, Jelita sudah menyiapkan rencana menarik lainnya untuk memberi pelajaran pada keluarga tidak tahu diri tersebut yakni mengunci kulkas serta mengganti kata sandi wifi.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!