NovelToon NovelToon
Vandera Box

Vandera Box

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:527
Nilai: 5
Nama Author: Devi Wulan Lestari

vandera adalah wanita pertama di dunia yang menjalani hidup bersama para dewa dan dewi. Dia menikah dengan cinta sejatinya bernama Epehemetheus lalu bagaimana kisah selanjutnya antara sepasang kekasih yang saling mencintai ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Wulan Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Tawanan Perang dan Cinta Sejati

Di pagi pagi hari sekali, aku terbangun dari tidurku dengan perasaan bersemangat, bahkan aku terbangun disaat semua orang masih tertidur pulas. Aku telalu bersemangat karena hari ini aku akan menikah. Aku keluar ruangan dan duduk di depan teras depan rumah kecil tempat tinggalku saat ini, terasnya tidak luas dan hanya memiliki lebar satu meter dari rumah. Aku duduk terdiam menunggu dewi yang janji akan menjeputku hari ini.

Aku duduk menunggu dengan sangat lama hingga matahari telah terbit di pertengahan bumi dan menyinari bumi dengan sinarnya. Semua orang telah pergi dan sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, namun dewi yang datang kemarin masih belum datang juga. Aku melihat kearah kanan dan kiri dan dewi itu tidak terlihat tanda bahwa dewi itu akan datang lagi.

Aku merasa cemas bahwa dia tidak akan datang hari ini dan aku tidak mau itu terjadi karena aku sangat ingin menikah hari ini. Aku merasa lelah menunggu dewi itu datang dan pada akhirnya aku memutuskan untuk berhenti menunggunya dan masuk kedalam ruangan dengan perasaan kecewa. Aku sangat merasa kecewa dan aku tidak tahu bagaimana cara menghibur diriku. Aku meratapi nasibku dan merasa sedih, aku bersandar di dinding rumah kecil sambil memeluk kakiku. Harapanku telah hilang saat ini, aku tidak akan mendapatkan kejutan yang sangat aku impikan.

Ditengah-tengah keputusasaanku, aku mendengar suara wanita memanggil namaku. Dia dewi yang kemarin datang menemuiku, aku langsung berdiri dan menghampiri dewi yang sedang mencari dan memanggil namaku. Aku keluar ruangan dan melihatnya, dia membawa sebuah gaun putih yang indah. Dia mengajakku untuk berganti baju di ruangan kosong disebelah ruanganku, aku merasa sangat tenang karena dia datang dan menepati janjinya.

“aku datang terlambat karena harus mencari gaun yang cantik ini untukmu”katanya

“aku kira kau tidak akan datang”jawabku

Dia memberikan gaun putih kepadaku dan menyuruhku untuk memakainya. Aku segera mengganti pakaianku dengan gaun putih yang cantik yang di berikan kepadaku. Setelah memakai gaunnya, dewi itu membantuku merapihkan rambutku.

“kamu sangat cantik, kamu sangat beruntung karena dia memilihmu”kata dewi sambil merapihkan rambutku

Aku sangat bahagia karena aku sebentar lagi akan menikah, jantungku berdebar sangat cepat. Kejutan apa yang akan terjadi hari ini, aku ingin segera mengetahui kejutan yang akan aku dapatkan.

Setelah merapihkan rambutku dewi mengajakku untuk mengikutinya pergi ke tempat pernikahanku berlangsung. Aku lupa menanyakan siapa namanya karena terlalu bersemangat dengan pernikahanku dan aku menunggu kejutan yang akan terjadi nanti. Aku sama sekali tidak tahu apa itu pernikahan, aku belum pernah menikah sebelumnya, hari ini pasti sangat menyenangkan.

Dewi itu mengajakku berjalan sangat jauh dari rumah kecil yang menjadi tempat tinggalku dan kami melewati lapangan luas, rumput rumputan yang tinggi dan rumah-rumah yang besar tersusun rapih berhadap hadapan. Kami melewati sebuah jalan yang memisahkan rumah-rumah besar yang kita lewati dan jalannya juga sedikit besar.

Pertama kalinya aku pergi dan melewati tempat seperti ini dan aku baru tahu ternyata disini ada banyak rumah yang sangat besar yang saling berhadapan dan terususun rapi saling berdampingan. Aku terus berjalan di tempat asing yang tidak aku kenal, hingga setelah berjalan cukup lama aku melihat sebuah lapangan yang terbuat dari semen.

Dilapangan sangat ramai dan dipenuhi oleh dewi dan dewa yang tinggal disekitar sini. Aku baru pertama kali melihat dewa dan dewi sebanyak ini. Setelah kami sampai ditempat tujuan, dewi yang datang bersamaku menyuruhku untuk diam ditengah lapangan dan aku menjadi pusat perhatian semua dewi dan dewa yang ada di lapangan ini.

Aku merasa sangat canggung karena semua dewa dan dewi memperhatikan diriku yang berdiri di tengah lapangan sendirian. Aku tidak tahu apa yang terjadi hari ini, namun yang lebih buruknya lagi aku tidak tahu harus melakukan apa selain berdiri dan diam mematung di tengah-tengah para dewa dan dewi yang sedang memperhatikan aku.

Aku merasa malu dan bingung disaat yang bersamaan sampai aku tidak tahu harus melakukan apa di tengah keramaian ini. Untuk pertama kalinya aku melihat dewi dan dewa sebanyak ini, namun yang membuatku sangat canggung adalah mereka semua memperhatikanku dan aku menjadi pusat perhatian mereka. Pikiranku terasa sangat kacau,apakah ada yang salah denganku hingga mereka semua memperhatikanku. disampingku aku melihat empat dewi yang sedang membicarakanku, aku mendengar percakapan mereka karena jarak mereka dariku tidak terlalu jauh.

“dia sangat cantik”kata salah satu dewi berambut pendek yang berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri.

“dia menikah dengan dewa Ephemetheus”kata salah satu dewi berambut panjang disampingnya

“oh ya, Ephemetheus, tapi mereka pasangan yang serasi” kata dewi berambut kriting

“tetapi wanita ini seorang manusia” kata dewi berambut pirang

Aku mendengarkan suara mereka yang sedang membicarakan aku di tengah kebisingan yang terjadi di lapangan ini. Aku melihat kearah mereka dan aku melihat wajah mereka tampak kaget saat mendengar penjelasan bahwa aku adalah seorang manusia. Aku merasa sangat kesal, dalam pikiranku aku berkata memangnya kenapa jika aku manusia.

Semua kebisingan disekitarku terhenti karena kedatangan seorang pria berjubah hitam yang membawa sebuah buku yang sangat tebal dan lumayan besar ditangannya. Dia terlihat sudah sangat dewasa lebih tua dari ayahku. Dewa berjubah hitam itu memakai topi putih dan diikuti oleh seorang dewa dibelakangnya yang membawa sebuah payung.

Semua dewa dewi yang ada dilapangan mundur kebelakang dan menjauh dari lapangan, lalu mereka berdiri di depan teras sebuah rumah yang mengelilingi lapangan tempatku berdiri, hingga yang tersisa ditengah lapangan hanya aku, pria berjubah dan satu dewa yang memegang payung dibelakangnya.

Pria yang memakai jubah itu berdiri di tengah lapangan sama sepertiku, namun dia berdiri agak jauh dari tempatku berdiri. Pria berjubah itu membuka-buka buku yang dia bawa dan aku tidak tahu buku apa yang dia baca. Sebenarnya apa yang dilakukan semua orang saat ini, seharusnya hari ini aku menikah dan aku mendapat kejutan, tetapi aku malah berdiri di tengah-tengah keramaian diantara dewa dan dewi yang bahkan tidak aku kenal. Aku tidak tahu apa pernikahan, tetapi kenapa situasinya sangat jauh dari apa yang ada didalam bayanganku.

“kemana pengantin prianya, jika sampai hujan turun dan pengantin belum datang penikahan dibatalkan”kata pria berjubah kepadaku membuat semua dewa dan dewi dilapangan ini kembali membuat keributan.

Aku tidak mau pernikahanku dibatalkan, bagaimanapun aku sudah menunggu sangat lama disini. Aku berharap pengantin yang dimaksud pria berjubah ini segera datang karena aku tidak mau pernikahanku dibatalkan. Aku merasakan rintik hujan membasahi tanganku, sepertinya sebentar lagi akan hujan karena saat ini sudah gerimis.

Langit terlihat sudah sangat mendung yang menunjukan sebentar lagi akan turun hujan. Aku tidak tahu apa itu pernikahan, tapi aku merasa aku sangat ingin menikah dan aku tidak mau sampai pernikahanku dibatalkan. Aku tidak tahu siapa pengantin yang dimaksud tapi dia harus datang karena aku sangat ingin menikah. Aku berharap pria itu segera datang sebelum hujan turun agar pernikahanku tidak dibatalkan.

Ditengah penantianku, aku melihat seorang pria berlari menggunakan pakiaan berwarna putih kearahku. Dia datang bersama dewi yang memiliki rambut pendek yang berlari kebelakangku, sedangkan pria yang datang bersamanya berdiri di depanku. Dia memiliki janggut pendek di dagunya, dia jauh lebih tinggi dariku tapi sepertinya dia masih muda dan usianya tidak jauh berbeda denganku.

Disaat yang bersamaan dengan kedatangan pria itu, aku merasakan hujan semakin deras. Dewi yang datang bersama pria berbaju putih menghampiriku dan memberikanku sebuah payung unik berwarna bening untuk aku pegang. Aku langsung menerima payung yang diberikan dewi berambut pendek itu.

“kalian berdua bilang iya sepanjang pria itu bicara”kata dewi itu menyuruhku

Aku mengangguk menyetujui perintahnya, lalu dewi itu pergi kembali ke belakangku dan diam bersama dewa dan dewi yang lain di depan teras rumah. Pria berpakaian putih dihadapanku masuk kedalam payung bersamaku dan kami berdua memegang payungnya berdua sambil berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Hujan semakin deras, aku tidak tahu kenapa aku harus melakukan ini. Aku melihat pria berjubah membaca buku yang di bawanya, dan pria berjubah itu di payungi oleh dewa yang berada dibelakangnya.

Aku ingat bahwa aku disuruh mengatakan iya sepanjang dia bicara dan aku mengatakan iya setiap kali pria itu selesai bicara. Aku melihat dewa dihadapanku juga mengatakan Iya sama sepertiku.

Di tengah hujan yang deras aku memegang payungnya bersama pria dihadapanku hingga tangan kita bersentuhan. Jauh dari bayangan yang ada didalam pikiranku tentang pernikahan yang seharusnya aku lakukan, aku malah harus hujan-hujanan bersama pria asing ini.

Hujan semakin deras hingga suara hujannya menutupi suara pria berjubah itu, aku hanya mendengar suaranya samar-samar karena suara pria berjubah itu tertutupi oleh suara hujan yang deras hingga aku tidak tahu apa yang dia katakan.

Aku tetap mengatakan iya meskipun aku tidak tahu apa yang dikatakannya, tetapi aku melihat pria dihadapanku tidak mengatakan apapun. Payungnya terasa sangat berat akibat hujannya sangat deras, hingga aku dan pria dihadapanku harus mengenggam payungnya semakin erat. Aku merasakan tangan pria dihadapanku menyentuh tanganku dan menggenggam tanganku dengan sangat erat, bahkan aku tidak bisa bergerak sama sekali.

Pria dihadapanku menggenggamku dengan sangat erat, hingga aku lupa mengatakan iya seperti yang diperintahkan oleh dewi berambut pendek yang memberikanku payung. Hujan semakin deras dan air hujan mengenai sebagian tubuhku karena derasnya hujan.

Semua yang terjadi membuatku larut dalam emosi, aku tidak mempedulikan semua yang ada disekitarku bahkan hujan yang turun sangat deras karena aku terlalu fokus melihat pria dihadapanku. Aku dan pria dihadapanku saling bertatapan, namun anehnya saat melihatnya membuat perasaanku bahagia. Aku merasa seolah sesuatu mengisi jiwaku dan aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.

Aku tidak tahu harus berapa lama aku berdiri disini. Seharusnya hari ini aku menikah tetapi aku malah berdiri di bawah hujan dengan pria yang tidak aku kenal sambil membawa payung untuk melindungi tubuh kita dari air hujan. Semuanya jauh dari apa yang aku bayangkan, tidak ada makanan atau perayaan apapun dan yang terjadi adalah aku hanya hujan-hujanan selama berjam-jam bersama pria asing dihadapanku.

Setelah berdiri selama berjam-jam menunggu hujan reda, pada akhirnya hujan perlahan mulai reda. Sebagian bajuku basah terutama kakiku dan pria berjubah itu tetap berbicara sesuatu. Dia mengatakan bersama melewati kebahagiaan, susah dan senang selamanya, lalu menutup buku yang dibacanya.

Hujan perlahan berhenti dan awan perlahan kembali cerah. Tetapi sesuatu terjadi pada perasaanku, aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasakan perasaan yang sangat dalam bersama pria dihadapanku. Perasaan bahwa adanya keabadian antara aku dan pria dihadapanku, dimana aku merasa aku akan bersamanya di kehidupan saat ini, selanjutnya dan selamanya. Aku belum pernah sama sekali merasakan ini sebelumnya bersamq siapapun.

Hujan telah berhenti dan sinar matahari telah kembali menyinari bumi. Setelah hujan benar-benar telah reda pria berjubah yang berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri menutup buku yang dibawanya, lalu pergi meninggalkan lapangan. Begitu juga, Pria dihadapanku yang langsung menutup payung yang kami pegang selama hujan dan dia pergi meninggalkan lapangan. Aku tidak tahu nama satupun dari dewa dan dewi yang berada bersamaku saat ini, bahkan semuanya terlihat sangat asing. Aku juga tidak tahu apa yang aku lakukan setelah ini.

Aku melihat semua dewa dewi perlahan meninggalkan lapangan tempat kami berkumpul tadi, begitu juga pria yang berada dihadapanku yang sudah menghilang entah kemana. Seorang dewi berambut pendek yang memberikanku payung menghampiriku dan tersenyum padaku.

“dimana Ephemetheus?”tanya dewi itu padaku

“aku tidak tahu”jawabku

“bagaimana dia ini, dia meninggalkanmu sendirian disini, ayo ikuti aku”kata dewi berambut pendek itu

Dewi berambut pendek itu berjalan entah kemana dan aku mengikutinya dibelakangnya. Kami melewati banyak sekali rumah-rumah besar dan setelah berjalan cukup lama kami berhenti di sebuah rumah besar berwarna abu-abu. Dewi itu mengajakku masuk ke dalam rumah, banyak sekali pintu-pintu di rumah ini. Rumahnya tampak seperti labirin yang dipenuhi ruangan. Aku di bawa kesebuah kamar dengan kasur berseprai putih tanpa ranjang.

“ini kamarmu sekarang bersama Ephemetheus”kata wanita itu

Wanita itu keluar dari kamar dan tidak lama kembali kekamar dan membawakan pakaian merah untukku gunakan karena gaun putih yang kupakai telah basah terkena air.

“terima kasih”kataku

“sama sama, sekarang rumah ini sudah jadi rumahmu juga”kata dewi berambut pendek itu dengan sangat ramah

Aku akan tinggal di rumah ini, pada akhirnya aku meninggalkan tempat tinggalku yang kemarin. Aku merasa sangat bahagia dan aku keluar dari kamarku, lalu melihat-lihat rumah baruku yang aku tinggali. Rumahnya sangat luas, aku sangat bahagia tinggal disini, di rumah yang besar dan luas.

Aku mengelilingi rumah hingga tak terasa hari sudah malam dan aku segera pergi ke kamarku, sesampainya didalam kamar aku langsung berbaring diatas kasur. Setelah sekian lamanya aku tidur di lantai pada akhirnya aku merasakan betapa nyamannya tidur diatas kasur dan itu membuatku tertidur sangat cepat.

+++

1
Vivi imut i love you
Membawa ke dalam cerita.
Pandora
Ceritamu bagus, jangan berhenti menulis ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!