NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantai dan Janji Manis

Sinar mentari pagi menembus pohon-pohon jeruk milik orang tua Dion. Dengan suka cita ibunya merawat pohon-pohon itu sambil bersenandung kecil. Tidak jauh darinya, gadis muda yang tengah duduk di kursi roda menikmati sinar matahari pagi.

Beberapa buah jeruk sudah matang, ibunya memetik satu persatu ke dalam ke ranjang. Kali ini gadis muda tersebut menggerakan kursi rodanya sesuai lantunan yang terdengar dari ibunya. Lumpuh dan tunanetra adalah nasih yang gadis ini dapatkan, tetapi ia masih bisa tersenyum untuk menyentuh buah jeruk yang sudah matang. Pohon jeruk itu lumayan pendek dan buahnya dapat disentuh.

Dari jauh Dion melihat kedua orang tersayangnya tertawa. Matanya beralih kepada ayahnya yang tengah mengurus kandang ayam untuk diperbaiki. Padahal uang mereka cukup untuk hidup dengan lebih bergaya, tapi mereka memilih untuk hidup sederhana.

Dion segera bersiap-siap datang ke rumah bosnya. Sesampainya di sana ia bertemu bosnya dengan sikap penuh hormat dan selalu sopan. Hal ini yang menjadi kesukaan David dalam memelihara Dion. Baginya orang-orang seperti ini adalah peliharaan dan tidak terkecuali istrinya juga.

"Istriku masih tidur. Setelah dia bangun ajak dia ke toko buku untuk membeli buku-buku yang dia suka," titah David yang tiba-tiba saja pergi.

Lagi-lagi Dion hanya bisa menghela nafas gusar, ia melirik arlojinya yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dalam benaknya ia bertanya mengapa orang-orang seperti ini selalu bangun kesiangan. Namun ketika ia melihat Aletha yang telah berpakaian rapi, pikiran anehnya langsung buyar.

Aletha menghindar dari Tuan, begitu pikirnya untuk saat ini. Lalu ia mengangguk kecil paham situasi yang terjadi.

"Aku ingin pergi ke sesuatu tempat," pinta Aletha.

"Maafkan aku Nyonya, tetapi Tuan memerintahkan untuk mengajakmu ke toko buku," tolak Dion dengan sopan.

"Mengapa harus begitu?" Satu pertanyaan dari Aletha yang membuat Dion pasrah. Gadis ini ternyata juga keras kepala pikirnya.

"Mungkin ia melihat cctv kau yang mengendap-endap ke ruangan kerjanya." Dion menjawab dengan jawaban yang dia karang secara tiba-tiba. Untungnya jawabannya masuk akal dan diterima Aletha dengan anggukan.

Setelah berbicara cukup lama, akhirnya mereka tiba di sebuah toko terbesar kota itu. Dengan ditemani Dion, Aletha membeli banyak buku hingga muat dalam keranjang besar. Semua jenis seperti sastra, novel hingga buku untuk anak-anak pun ia beli.

"Banyak sekali," gumam Dion menggelengkan kepala.

"Ah satu lagi, aku akan membeli alat-alat untuk melukis," kata Aletha sembari memilih beberapa buku yang ada di pajangan.

"Kau suka melukis?" tanya Dion yang dijawab Aletha dengan anggukan kecil.

Karena penasaran, Dion kembali bertanya, "Boleh aku melihatnya?"

Merasa hal tersebut cukup membingungkan, Aletha kini berbalik badan menatap pria yang bertanya mengenai hal tersebut. Pertanyaannya cukup membuat Aletha terkesan, sangat jarang nagi beberapa orang yang Aletha kenal ingin melihat lukisannya.

Senyum manis terukir di wajah gadis itu. "Boleh, temani aku melukis pantai di tempatnya."

Wajah penuh kepuasan hinggap pada pria itu. Dia juga tidak menyangka akan melihat hasil seni yang sedang dibuat oleh seniman dan bahkan ada di tempatnya.

Sebelum pergi ke pantai, mereka membereskan buku-buku yang dibeli dan menyusun satu-persatu ke dalam rak yang sudah David sediakan. Beberapa pelayan ikut membantu dan menyusunnya. Sebagian buku diletakkan di rak yang ada di dalam kamar Aletha.

"Waw kau suka buku ini?" Dion bertanya dengan penuh kekaguman.

"Ahh aku belum membacanya. Itu rekomendasi dari temanku. Katanya buku itu sangat bagus."

"Kisah buku ini menyedihkan, sebaiknya jangan membaca," saran Dion yang membuat aktivitas gadis itu berhenti.

"Kisah protagonis di dalam buku ini berakhir tragis, ia tidak bisa menyelamatkan siapapun anak dan istri serta keluarganya. Dan akhirnya ia dituduh dan masuk ke dalam jeruji besi," imbuh Dion.

Mendengar kalimat dari keseluruhan buku tersebut membuat Aletha terdiam. Matanya sedikit berkaca-kaca. Hanya dengan mendengar sedikir saja sudah membuat hatinya bersedih, bagaimana jika membaca keseluruhan.

"Lihatlah," ucap Dion yang membuat perhatian Aletha tertuju padanya. "Kini matamu mulai berkaca-kaca," sambung Dion tersenyum.

Mata Dion seteduh hujan dan Mata Aletha seterang rembulan. Kedua mata yang indah ketika saling menafsirkan kesedihan hati.

"Ayo, kita ke pantai," ajak Aletha yang kemudian disetujui Dion

......................

Angin sepoi-sepoi menghantam pelan merek berdua. Kini Dion bisa dengan jelas melihat hampir setengah dari kata selesai dalam lukisan Aletha. Dia merasa kagum atas kemampuan gadis ini. Tetapi satu hal yang membuat Dion bingung, ada sepasang keluarga di pantai yang sepi.

"Mengapa hanya ada satu keluarga?"

"Hmm mimpiku punya keluarga yang lengkap dan pergi ke pantai. Oleh karena itu aku membuat keluarga ini. Ayah, Ibu dan anak perempuannya."

"Keluargamu itu termasuk keluarga yang tidak lengkap?" Dion bertanya dan dijawab senyuman sedih dari Aletha. Merasa pertanyaannya melukai gadis ini ia meminta maaf.

"Maaf."

"Tidak apa-apa. Aku sudah berada di panti asuhan sejak masih bayi. Tiba-tiba seorang kakek mengangkatku sebagai anaknya. Lucunya aku tidak pernah memanggilnya ayah karena dia ingin menjadi seorang kakek untukku. Paman dan bibiku tidak menginginkan diriku. Oleh sebab itu keluargaku terasa tidak lengkap."

Mendengar hal tersebut membuat Dion merasa prihatin, ia sangat paham. Pikirnya hidup Aletha merasa lebih baik dan aman, ternyata hidup gadis ini cukup menyedihkan.

Dion merogoh saku celananya. Terdapat satu permen yang sempat ia beli ketika Aletha membeli alat untuk melukis. Sebuah permen coklat ia berikan kepada gadis di sampingnya.

"Untukmu," ucap Dion menyodorkan sebuah permen coklat berbentuk hati.

"Ini lucu," gumam Aletha dengan senyuman manis.

"Aku berjanji akan membantumu menemukan orang tuamu."

Perkataan Dion membuat dahi Aletha mengkerut. "Menemukan orang tuaku?"

"Benar. Pekerjaanku salah satunya itu dan aku cukup ahli. Kau bisa menemukan identitasnya jika kau mau."

Gadis disampingnya menelan saliva kemudian berkata, "terima kasih, tetapi aku takut akan semua kebenarannya. Aku takut dengan alasan aku diletakkan disana. Aku takut jika tidak sesuai fakta yang tertulis dalam wasiat peninggalan ibuku."

Dion terkekeh geli.

"Kau tertawa?" tanya Aletha kesal.

"Setidaknya kau tidak hidup dalam pikiran yang terus bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Setidaknya hidupmu bisa menjadi lebih baik atau jika buruk kau bisa belajar untuk menjadi orang tua yang baik. Aku berjanji."

Angin sepoi-sepoi kala itu membuat jarak diantara mereka hilang. Pembatas yang seharusnya ada kini hilang. Tembok pendirian mereka runtuh. Jalan kepada kesalahan mulai terbangun. Dalam rumah tangga jalan itu adalah salah, namun dalam cinta mereka adalah dua insan yang tepat.

Senyuman tulus dari keduanya membangun dinding kepercayaaan yang tidak pernah dibuat untuk siapapun. Dion menemukan cahayanya dan Aletha menemukan lautan yang tenang.

1
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
ceritanya rekomen banget buat dibaca
Rembulan Pagi: terima kasih kak
total 1 replies
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
Nadivhazha
Goblok anying
Rembulan Pagi: sabar ziii
total 1 replies
Minatrigan Gan
sabar y aletha
Nadivhazha
Es krim bukannya dminum ya
Rembulan Pagi: iya juga yaa wkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!