NovelToon NovelToon
Oh My Boss

Oh My Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: NovitaEdi Mboknya Gavriel

Menceritakan kisah cinta antara bos dan assisten pribadinya. Dimana mereka dulunya adalah teman dekat sewaktu sekolah dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NovitaEdi Mboknya Gavriel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Jangan Tinggalin Aku Lagi

"Uhm.." Shaka mencium Aiko tanpa peringatan. Tentu saja itu membuat Aiko terkejut. Ia tak menduga jika Shaka akan melakukan hal itu.

Namun entah kenapa, Aiko seperti enggan mendorong Shaka. Ia menikmati deruan nafas Shaka yang tak mau berhenti menciumnya. Perlahan, hatinya mulai merasa tenang. Ia tidak lagi ingin marah seperti sebelumnya.

Dan Shaka menyadari itu. Kemudian ia menghentikan aktifitasnya. Ia menatap Aiko dengan lekat dari jarak yang cukup dekat. Senyuman mengembang di wajah tampannya tatkala melihat wajah Aiko yang merah. "Sorry Ai, tapi, kalau kamu berani tinggalin aku lagi, aku bahkan akan lakuin yang lebih dari ini." ucapnya.

Ia kemudian memeluk Aiko dengan lembut. Sementara Aiko masih belum tersadar dari rasa kagetnya. "Jangan tinggalin aku lagi!" lirih Shaka. Ia mempererat pelukannya.

Aiko masih belum bisa mencerna perkataan Shaka. Karena saking kagetnya, Shaka menciumnya tiba-tiba. Lalu kemudian Shaka menangkup wajah Aiko dengan kedua tangannya. "Ai, kenapa kamu mau resign?" tanyanya.

Kini, Aiko mulai tersadar. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya. Kemudian melepaskan tangan Shaka di wajahnya. "Karena aku nggak nyaman." jawab Aiko pelan.

"Aku minta maaf karena nggak bisa tepati janji aku. Aku janji aku akan jauhi wanita lain. Maafin aku ya?!" Shaka masih menatap Aiko dengan lekat. Ia tahu apa yang membuat Aiko tak nyaman.

"Kemarin situasinya tidak terduga Ai. Aku nggak nyangka kalau mantan Dewi masih berani datang dan buat keributan. Aku spontan hajar dia karena aku paling nggak suka sama lelaki yang suka pukul perempuan." Shaka mulai menjelaskan situasi semalam di acara ulang tahun Dewi.

"Tapi aku janji, mulai sekarang aku tidak akan lagi terlibat dengan Dewi atau wanita lain." lanjut Shaka. Ia masih menatap Aiko dengan lekat. Sementara Aiko merasa tak tenang. Ia menoleh ke kanan ke kiri untuk menghindari tatapan Shaka.

"Aku nggak mau kehilangan kamu." imbuhnya pelan.

Aiko semakin tak nyaman. Ia berusaha untuk melepaskan dirinya. "Lepasin pak!" katanya memohon.

"Janji dulu kalau kamu nggak akan tinggalin aku lagi!" Aiko tetap diam. Ia hanya terus meronta agar Shaka melepaskannya.

Duduk terlalu dekat dengan Shaka membuat Aiko menjadi salah tingkah. Apalagi Shaka malah memeluknya. Membuat jantung Aiko berdebar tak karuan. Itu yang membuatnya tak tenang, karena takut Shaka akan mendengar detak jantungnya yang begitu cepat.

Deg! Deg! Deg!

"Aku mau istirahat." kata Aiko yang tak lagi bisa berkata dan berpikir.

Namun, Shaka dengan cepat membopong Aiko. Membawa Aiko keluar dan memasukannya ke dalam mobil. Tentu saja Aiko meronta dengan tindakan Shaka tersebut. "Pak Shaka apaan sih?" katanya dengan kesal.

"Pak Shaka mau bawa aku kemana?" tanya Aiko saat Shaka menjalankan mobilnya.

"Ke rumah sakit. Kamu harus mendapat perawatan. Aku khawatir." jawab Shaka.

Tak sampai setengah jam, mereka sampai di rumah sakit. Shaka terus menarik tangan Aiko menuju ruang perawatan. Ia tak bisa tenang jika Aiko belum mendapat penanganan yang pas.

"Gimana dok?" tanya Shaka. Justru ia yang nampak khawatir.

"Oh istri bapak nggak apa-apa. Mungkin kecapekan aja. Saya resepkan vitamin untuk istri anda dulu." kata sang dokter yang membuat Shaka tersenyum senang sekaligus lega.

"Tapi saya bu-"

"Terima kasih dok." Shaka memotong perkataan Aiko yang hendak menyanggah perkataan dokter yang menyebutnya sebagai istri Shaka.

Berbeda dengan Shaka yang merasa sangat bahagia. Aiko justru merasa kaget dengan perkataan dokter. "Istri apaan?" gumamnya dengan kesal.

"Ini resep vitaminnya, pak. Silahkan di tebus di apotik! Semoga istri anda segera sehat kembali." dokter memberikan selembar kertas resep kepada Shaka. Tulisan itu terlihat jelas cirikhas tulisan seorang dokter.

"Terima kasih dok.." Shaka menerima resep tersebut dengan wajah bahagia. Kemudian ia menuntun Aiko keluar dari ruangan tersebut.

Aiko masih sangat kesal karena Shaka sama sekali tidak menyangkal perkataan dokter. Wajah Aiko terlihat muram. Tapi, baru di dalam mobil ia berani protes. "Kenapa bapak nggak bilang ke dokter kalau kita bukan suami istri?" tanya Aiko dengan kesal.

"Kenapa emang? Orang dokter itu juga nggak tahu kalau kamu bukan istriku." Shaka masih begitu santai. Ia bahkan memasangkan seat belt untuk Aiko dengan sikap biasa.

Jelas berbeda dengan Aiko yang nampak tersipu saat Shaka memasangkan seat belt untuknya. Namun ia berusaha keras untuk tidak menunjukannya. "Tapi kan seharusnya bapak kasih tahu!" kata Aiko dengan masih kesal.

"Itu artinya dokter tadi tahu kalau kita tuh serasi. Cocok." kata Shaka yang kembali membuat wajah Aiko memerah.

Akan tetapi, Aiko tidak lagi mau terjebak oleh mulut manis Shaka. Ia kembali teringat akan peristiwa semalam di acara ulang tahun Dewi. Ia pun tersenyum tipis. "Berarti orang-orang di pesta semalam juga tahu kalau pak Shaka sama bu Dewi itu serasi dan cocok. Pak Shaka juga tidak menyangkalnya semalam." perkataan Aiko tersebut membuat Shaka menoleh dengan cepat.

Ia menatap Aiko, kemudian meraih tangannya. "Aku udah jelasin situasinya kan?" Aiko terdiam. Ia hanya menarik tangannya tapi dengan cepat Shaka mempererat genggamannya. Ia tak membiarkan tangan Aiko lepas.

Aiko pun pasrah. Ia lebih memilih mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Ia melihat beberapa anak-anak pulang sekolah karena kebetulan mereka lewat di depan taman kanak-kanak. Namun tiba-tiba mata Aiko terbelalak. Ia melihat seorang anak menangis karena ditarik paksa oleh seorang wanita paruh baya. "Pak berhenti!" katanya, membuat Shaka terkejut.

Shaka menginjak rem dengan cepat. Aiko tak menjawab, ia segera membuka pintu mobil dan berlari mendekati anak kecil tersebut. Tentu saja Shaka terkejut dengan tindakan Aiko tersebut. Buru-buru ia mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya.

Aiko berlari mendekati anak kecil tersebut. Ternyata, Aiko mengenal anak kecil itu. Ia segera menarik tangan anak itu. "Lepasin tante!" kata Aiko.

Anak itu mendongakan kepalanya. Ia melihat wajah Aiko kemudian langsung memeluknya. "Tante Aiko.." kata anak itu ketakutan.

"Kamu nggak apa-apa, Chika?" Aiko jongkok di depan anak itu. Anak itu menggelengkan kepalanya kemudian kembali memeluk Aiko. Anak itu seperti menemukan penolong baginya.

"Jangan ikut campur urusan orang lain!" kata wanita paruh baya yang menarik paksa Chika.

"Dia cucuku, aku berhak bawa dia!" katanya lagi.

"Ya aku tahu tante. Tapi tante membuat Chika takut. Harusnya tante tanya dulu ke Chika, apa dia mau pergi sama neneknya atau nggak?" kata Aiko melindungi Chika dari neneknya yang memaksa Chika untuk ikut dengannya.

"Mama bilang apa?" tanya Aiko ke Chika.

"Mama bilang aku harus nunggu mama dulu di sekolah. Tapi nenek paksa aku buat ikut. Aku nggak mau tante, aku mau ikut mama.." rengek Chika.

"Denger kan tante? Jadi tante jangan lagi paksa Chika!"

"Heh, kamu siapa? Kenapa kamu ikut campur urusan aku dan keluargaku? Chika cucuku, aku berhak bawa dia." seru wanita paruh baya itu sembari mendorong Aiko karena kesal.

Beruntung Shaka datang tepat waktu. Ia menangkap Aiko yang hampir jatuh. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Shaka.

Aiko menggelengkan kepalanya. Ia meminta Chika untuk mendekat. Tak membiarkan neneknya membawa Chika pergi.

Shaka menatap wanita paruh baya itu dengan tajam. "Saya bisa laporin anda ke polisi karena menyakiti anak kecil." Shaka mengancam. Dia sebenarnya tak tahu apa yang terjadi. Hanya saja ia melihat anak itu tak mau dibawa oleh wanita paruh baya tersebut.

"Po..polisi? Coba saja! Dia cucuku, aku berhak bawa dia." kata wanita itu dengan terbata.

"Ok, kalau anda minta." Shaka segera mengambil ponselnya. Tetapi, belum ia menelepon, wanita paruh baya itu sudah kabur duluan.

1
❤ Nadia Sari ❤
Duh Rino napa gak nikah sama Dewi juga 😄
❤ Nadia Sari ❤
Wawawaaaawww...Setuju David en Lala 😘
❤ Nadia Sari ❤
Aduh Aiko napa terjadi adegan 21+sblm waktunya takut Rino ancam Shaka untuk menikah dgn wanita pilihan Rino lho 😟
❤ Nadia Sari ❤
Ya udah Rino sama Silvi aja 😜😆
Patrick Khan
..reza baik juga ternyata di balik sikapnya yg ambisius
❤ Nadia Sari ❤
Napa Rino gak sama Silvi aja 😆
❤ Nadia Sari ❤
Rino oh Rino pengen dirinso rasanya 😜
Patrick Khan
.lnjut kak
❤ Nadia Sari ❤
Malah cocokan David en Aiko..Sama2 kocak dan nyambung 😄
Patrick Khan
.aku suka🥰
Patrick Khan
.lanjut kak
❤ Nadia Sari ❤
Reza ayo mandiri tanpa Rino dan bisa menikahi Riska 🙏
Marlina
Luar biasa
❤ Nadia Sari ❤
Reza ini kasihan udah mamanya dimadu, meninggal, eh pacarnya diancam...Rino oh Rino jahat bener sih jadi ayah... Aku berharap Reza mengundurkan diri dari jabatannya biar Rino kelimpungan...Yuk bisa Reza berjuang dengan kaki sendiri 🫠
❤ Nadia Sari ❤
Lama2 David sama Lala nih gpp toh chika nyaman 🥰
❤ Nadia Sari ❤
Ini mah acara kebersamaan ... Sabar ya Shaka😁
❤ Nadia Sari ❤
Shaka ... Shaka .. Kau mlh ngomong Dewi pacarmu tapi Aiko istrimu harusnya kamu tegas mengatakan kalo Dewi pacar boongan ntar Aiko pergi ke luar negri nyesel deh
Patrick Khan
.lanjut kak
❤ Nadia Sari ❤
Ayo Aiko jangan tujunjukkin cemburumu lagi 😊
❤ Nadia Sari ❤
Aiko ayo belajar lupain Shaka walau mereka acting tapi kamu khan gak tau ayo bikin kamu bahagia😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!