NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Di dalam kamar, aku bingung harus melakukan apa. Tidur, belajar, makan itu terus menerus, karena merasa bosan aku mengambil kertas dan mulai membuat sketsa.

Di tengah-tengah membuat sketsa, aku teringat sebentar lagi aku lulus sekolah, "Aku harus kerja apa setelah lulus?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku harus tinggal di mana, apa kah aku akan bisa bertahan hidup. Walaupun aku memiliki sedikit tabungan, tapi itu tetap membuatku khawatir apakah cukup atau tidak.

Lamunanku seketika buyar ketika ponselku berdering, aku melihat layarnya ternyata Haikal menelpon ku.

"Kenapa?" tanyaku setelah aku menjawab panggilannya.

"Ke ruangan bunda sekarang."

"Buat a...." belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku, panggilan sudah di matikan oleh Haikal.

"Aku belum selesai ngomong main matiin aja." aku pun beranjak dari dudukku.

"Kenapa?" tanyaku kepada Sinta, salah satu anak yang tinggal di lantai 2.

"Kak bisa minta tolong gak?" tanyanya sambil menunduk.

"Bisa, tapi jangan sekarang." ucapku kepadanya karena Haikal menelponku kembali.

Aku pun meninggalkannya di depan kamarku, mungkin dia mau minta diambilkan hp nya, ucap ku dalam hati.

Sesampainya di ruangan bunda, disana sudah ada Haikal dan kak Lita, begitupun dengan ayah.

"Loh kak Lita ada disini." sapaku ke kak Lita.

"Iya bentar lagi ujian jadi bakalan tinggal disini sementara." aku pun mengangguk.

"Lama banget sih." ucap Haikal saat melihatku, seketika aku pun melotot ke arahnya.

"Kenapa?" tanyaku pada Haikal setelah duduk di dekatnya.

"Karena sudah berkumpul, bunda sama ayah mau tanya kesiapan kalian setelah lulus bagaimana." ucap ayah memulai.

"Baru juga di pikirin tadi." ucapku dalam hati, aku sangat gugup karena aku benar-benar belum ada arah kejelasan.

"Kami tidak ingin kalian meninggalkan rumah tapi tidak ada kejelasan akan kemana dan akan melakukan apa, kami orang tua kalian jadi kami harus tau." ucap ayah lagi.

"Lita akan melahirkan dulu baru nantinya akan kuliah, kalau kalian berdua?"

Aku menyenggol lengan Haikal untuk menyuruhnya menjawab pertanyaan ayah.

"Setelah lulus aku akan kuliah yah, ambil jurusan bahasa, rencananya tahun pertama bakalan tinggal di asrama sambil kerja buat ngumpulin uang untuk sewa kost." jawab Haikal.

"Kuliah dimana Kal?"

"Di Univ Nasional yah, Haikal sudah daftar tinggal nunggu pengumuman nya." ayah pun mengangguk mendengar ucapan Haikal.

"Kamu bagaimana Rekha?"

"Belum tau yah, Rekha mau kerja aja cari duit yang banyak." jawabku sambil menunduk.

"Kenapa tidak kuliah, nilai kamu tinggi terus kamu juga pinter." tanya ayah.

"Capek belajar terus."

"Kalau kamu tidak kuliah, kamu tidak boleh meninggalkan lingkungan panti." ucap ayah tegas.

"Soal biaya kalian jangan khawatir, kejar impian kalian, pasti akan ada jalannya, masalah biaya kami sudah siapkan." ucap ayah.

Sejujurnya aku tidak kaget mendengar penuturan ayah, karena memang semua sudah di siapkan dan di atur oleh bunda, walaupun begitu aku tidak enak, disini bukan hanya 1 atau 2 anak yang tinggal tapi ada anak-anak yang lain bahkan jumlah kami puluhan, jumlah kami pun tidak menentu karena bisa saja sewaktu-waktu ada keluarga baru yang datang.

"Kuliah saja nak, coba satu tahun kalau memang tidak kuat, ya sudah kamu berhenti aja gak apa-apa, setidaknya kamu sudah coba." ucap bunda, aku terdiam sesaat memikirkan apa yang di ucapkan oleh bunda.

"Baiklah bun." jawabku, aku berharap ini jalan yang baik.

"Ambil jurusan apa Rek?" tanya kak Lita, aku pun menggelengkan kepalaku.

"Gak tau kak, aku gak ada mikirin jadi gak tau."

"Rekha ambil jurusan keguruan aja, bagaimana?" usul bunda.

"Keguruan? Jangan bun, bisa-bisa anak didiknya pada pindah sekolah karena dia." ucap Haikal cepat saat mendengar usulan bunda.

"Yaaaa aku gak sejahat itu." ucapku sambil memukul lengan Haikal.

"Pokoknya jangan, gak cocok." aku kembali memukulinya karena kesal.

"Sudah-sudah kalian ini." tegur bunda.

"Haikal, kapan pendaftaran tutup?" tanya ayah.

"Kalau gak salah seminggu lagi yah."

"Daftarkan Rekha di kampus tujuanmu terus sama kan jurusan mu, biar dia ada yang awasi." ucap ayah.

"Aku gak mau yah, males aku sama di mulu." ucapku.

"Kamu pilih jurusan lain aja." suruh Haikal.

"Iya nanti aku pikirin."

Setelah selesai mengobrol, aku pun pamit ke kamar. Aku benar-benar harus memikirkannya agar tidak salah pilih jurusan.

Saat sudah naik ke lantai dua asrama, aku melihat Sinta masih berada di depan kamarku sambil duduk di lantai.

"Sinta." panggil ku, ia pun menoleh ke arahku.

"Kenapa kamu?" tanyaku saat melihat matanya berkaca-kaca.

"Kenapa-kenapa? Sakit?" tanyaku mulai panik melihat Sinta.

"Perut aku sakit kak." ucapnya kepadaku.

"Ko bisa? Kamu habis makan apa?" ia lalu menggelengkan kepalanya.

Aku membantunya berdiri untuk masuk ke dalam kamarku, tapi aku melihat lantai berwarna merah lalu mengalihkan pandangan ku ke arah celananya, ternyata ia sedang haid.

"Baru pertama?" ia pun mengangguk.

Aku masuk ke dalam kamarku mengambil pembalut untuknya, aku membawanya ke kamar mandi dan mengajarinya.

Setelah selesai membersihkan diri, aku menyuruhnya ke kamar untuk istirahat, aku pun mengompres perutnya dengan air hangat.

Setelah tertidur aku kembali ke kamarku, awalnya aku ingin tidur tapi saat melihat layar ponselku ternyata ada 13 panggilan tak terjawab dari Haikal.

Aku menelponnya kembali, untuk mengetahui apa maksud dan tujuannya menelpon berkali-kali.

"Dari mana aja sih woy." teriaknya dari seberang sana.

"Aku sibuk, gak kek kamu yang leha-leha." ucapku sinis.

"Kenapa sih nelpon berkali-kali?"

"Pendaftaran tutup 3 hari lagi, aku baru liat tadi, jadi buruan."

"Gak-gak. Aku kirimin persyaratannya, kamu siapin terus turun ke bawah." ucapnya lalu memutuskan panggilannya.

"Yaaa kebiasaan banget sih nutup telponnya." ucapku berteriak ke layar ponselku.

Tak lama ada pesan dari Haikal, setelah melihat isi pesannya aku pun menyiapkan semuanya.

"Gak banyak ternyata." ucapku setelah semuanya siap.

Aku pun langsung turun ke bawah, ternyata ia sudah berada di sana dengan laptop di depannya.

"Ambil jurusan apa?" tanya Haikal, seketika aku pun menggelengkan kepalaku.

"Bahasa Inggris."

"Kamu ngikutin aku ya?" tanyanya.

"Mana aku tau kalau kamu jurusan bahasa inggris, tadi kamu cuma bilang jurusan bahasa." jawabku dengan nada sedikit tinggi.

"Santai-santai." ucap Haikal yang menyadari kalau aku benar-benar kesal.

"Nih daftar sendiri itu udah di situsnya, aku ajarin." suruh Haikal.

aku pun mengambil alih laptopnya, dan mendaftar tanpa arahan dari Haikal.

"Lah tuh bisa."

"Kan tinggal baca terus ikutin arahannya, sudah." ucapku lalu menyodorkan laptopnya.

"Cepat juga." aku hanya mengangkat bahu.

"Apa lagi yang harus di lakukan?" tanyaku sambil merapikan berkas-berkas ku.

"Tinggal tunggu pengumumannya aja. Kalau kita lulus disini berarti kita juga udah dapat beasiswa."

"Lah bisa gitu?" tanyaku cukup kaget.

"Bisa lah."

"Ini kan kampusnya jauh, bahkan lebih jauh dari kampusnya kak Abi, terus kita ngekost gitu?"

"Asrama aja lah, lebih murah." jawab Haikal.

"Heh asrama pasti punya aturan, kuliah pasti sampe sore terus kerjanya malam, asrama punya jam malam pasti."

"Ko tau?"

"Asrama sekolah kan gitu."

"Iya juga ya, liat aja lah nanti." aku pun mengangguk.

Setelah beres aku pun kembali ke kamar, karena aku benar-benar sangat bosan jadi lah aku menonton film horor. Bukannya menonton sampai habis, justru aku ketiduran.

1
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Lhady Uriyama
di panti kok ada bunda ada ayah, gmn konsepnya ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!