NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri BOS

Mendadak Jadi Istri BOS

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat / Paksaan Terbalik
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Setelah dikhianati sang kekasih, Embun pergi ke kota untuk membalas dendam. Dia berusaha merusak pernikahan mantan kekasihnya, dengan menjadi orang ketiga. Tapi rencanya gagal total saat Nathan, sang bos ditempatnya kerja tiba tiba menikahinya.
"Kenapa anda tiba-tiba memaksa menikahi saya?" Embun masih bingung saat dirinya dipaksa masuk ke dalam KUA.

"Agar kau tak lagi menjadi duri dalam pernikahan adikku," jawab Nathan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI BEKERJA

Hari ini, Embun kembali bekerja. Dan untuk pertama kalinya, dia berangkat ke kantor bersama Nathan. Sesampainya di kantor, bukannya turun, Embun malah diam saja sambil melamun. Hanya menatap bangunan tempat dia bekerja, rasanya sudah seperti menatap wahana rumah hantu super seram. Kalau saja tadi dia naik ojol, sudah pasti akan putar balik.

"Mau sampai kapan disitu?" Pertanyaan Nathan menyadarkan Embun dari lamunannya. "Kamu selalu bilang gak mau makan gaji butakan? Jadi ayo buruan masuk. Didalam banyak kerjaan buat kamu."

Tapi Embun masih diam saja. Semalam sudah memantapkan hati, tapi saat ini, dia kembali ragu untuk masuk kedalam. Dia takut kembali dibulli dan menerima tatapan tajam dari para staf lain.

"Astaga," Nathan berdecak pelan. Dia keluar lebih dulu lalu membukakan pintu untuk Embun. "Turun."

Tak ada pilihan lain, akhirnya Embun turun dari mobil. Nathan menutup pintu mobil lalu berjalan menuju pintu lobi. Setelah berjalan beberapa langkah, dia berdecak karena Embun masih jauh dibelakangnya.

"Astaga, perusahaanku bisa bangkrut kalau karyawannya kayak siput gitu," ujar Nathan dengan nada menyindir.

"A-aku pulang aja, gak jadi kerja," Embun langsung balik badan. Saat hendak berjalan, Nathan lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.

"Ck, ternyata mentalmu sangat lemah."

"Apa!" Pekik Embun yang tidak terima. "Tahu apa Kakak tentang mental? Emang Kakak pernah dibulli kayak aku? Kalau gak pernah ngerasain, gak usah komen. Gak usah sok tahu," Mata wanita itu berkaca-kaca, membuat Nathan merasa bersalah.

"Maaf," ujar Nathan.

"Enak banget cuma bilang maaf doang," Embun menatap sengit.

"Terus maunya apa? Minta dibeliin yang berenda?"

Mata Embun langsung membulat dengan mulut menganga lebar.

"Ihhhh nyebelin," Embun mencubit perut Nathan saking keselnya. Tapi makin kesel karena yang dicubit bukannya merasa kesakitan, tapi malah cekikikan. Dan apa tadi, kenapa seperti itu rasanya. "Keras," gumamnya.

Nathan makin gak bisa menahan tawanya mendengar Embun bilang keras. "Aku rajin gim, makanya keras."

Embun bercecak, nada bicara Nathan terdengar seperti sedang pamer. "Aku tadi nyubit ikat pinggang, makannya keras," kilah Embun. Padahal jelas jelas, tadi dia mencubit perut. "Orang aku udah pernah lihat, kayak roti, pasti empuk," cibirnya.

Nathan meraih telapak tangan Embun lalu menempelkan diperutnya. "Sabar, sekarang raba dari luar aja, ntar kalau udah diruanganku, baru boleh raba dari dalam." Goda Nathan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ish, mesum." Embun menarik telapak tangannya menjauh dari Nathan. Tak mau digoda lagi, dia segera jalan cepat menuju lobi. Dia sampai lupa akan ketakutannya. Tapi bagitu masuk lobi,

Deg

Kaki Embun langsung berhenti melangkah. Jantungnya berdetak cepat. Dan pori porinya mulai mengeluarkan keringat dingin. Tatapan beberapa orang membuat wajah Embun langsung pucat.

"Kenapa berhenti, ayo." Nathan menggenggam erat telapak tangan Embun lalu menggadengnya masuk kedalam. "Jangan menunduk, tegakkan kepalamu."

Pelan-pelan, Embun mulai menegakkan kepalanya. Menatap beberapa orang yang melihat kearahnya, lebih tepatnya, melihat kearah genggaman tangannya dengan Nathan. Entah apa yang mereka pikirkan, tapi satu yang pasti, tak terdengar lagi cemoohan. Mereka tersenyum, yang pasti pada Nathan, bukan dirinya.

Diantara banyaknya orang dilobi yang sedang terburu-buru dan berebut masuk lift, Embun melihat sebuah punggung yang sangat familiar. Pria itu sedang menunggu lift terbuka, meski posisinya membelakangi, Embun yakin itu Rama. Pacaran 10 tahun, membuatnya sangat hafal postur tubuh Rama.

Ting

Terdengar suara lift terbuka, pria itu masuk lalu membalikkan badan. Ya, tidak salah lagi, dia Rama.

Embun tiba-tiba merasa tangannya ditarik. Entah apa maksudnya, Nathan malah menariknya dengan sedikit terburu-buru masuk kedalam liff vip. Jadilah sekarang, mereka berada didalam lift bertiga, dengan posisi Nathan ditengah.

Rama menunduk sambil tersenyum pada kakak iparnya, tapi tak dibalas dengan hal yang serupa oleh Nathan, pria itu hanya diam.

Suasan canggung langsung tercipta. Hanya berisi 3 orang, tapi rasanya penuh dan sesak, begitulah yang dirasakan Embun. Sampai-sampai rasanya susah bernafas.

Embun menoleh saat lengan Nathan melingkar dipinggangnya. Dan suaminya tersebut, langsung tersenyum kearahnya.

"Menjaga pandangan itu lebih baik."

Deg

Rama terkejut, mungkinkah Nathan tahu kalau sejak tadi, dia berusaha curi pandang pada Embun?

"Permisi, saya keluar dulu," pamit Rama saat pintu lift terbuka dia lantai 4. Baik Nathan maupun Embun, keduanya tak ada yang menjawab basa basi tersebut.

Rama kesal bukan main. Dia yakin jika tadi, Nathan sengaja menyusulnya dilift.

"Sepertinya dia sengaja mau menunjukkan kemesraan didepanku," gerutu Rama sambil berjalan menuju ruangannya.

Sementara Nathan, dia terus menggandeng Embun hingga sampai diruangannya.

Disinilah kebingungan Embun, apa pekerjaannya? Ya, dari mulai masuk tadi, dia hanya duduk duduk disofa dan gak ngapa-ngapain. Setiap kali Anisa atau Dimas masuk, dia jadi salah tingkah. Tak mau dikatain nganggur, dia jadi pura pura sibuk didepan laptop. Memasang wajah serius meski layar laptop menunjukkan gambar deretan kartu yang dia mainkan.

"Kak, tadi katanya banyak kerjaan didalam. Tapi kok dari tadi aku gak ada kerjaan?" Embun tak tahan untuk tidak bertanya.

"Nanti bakal ada kerjaan, sekarang kamu santai dulu aja," sahut Nathan tanpa melihatnya. Pria itu terlihat sangat sibuk.

Lama-lama Embun ngantuk karena bosan. Tapi jika ingat kejahilan Nathan saat dia tidur, dia jadi berusaha menahannya.

Nathan yang sesekali memperhatikan Embun menahan tawa melihat wanita itu berusaha menahan kantuk.

"Tidurlah kalau ngantuk," ujar Nathan.

"Enggak," Embun menggeleng.

"Kesini."

Embun segera bangkit dan menghampiri Nathan.

"Mau kerjaan?"

Embun mengangguk cepat.

"Kamu baca dan cek berkas-berkas ini." Nathan menyodorkan map yang baru saja diberikan Anisa. "Nanti biar aku tinggal tanda tangan kalau menurut kamu, semua sudah ok."

"Hah! Apa itu artinya, Kakak gak mau baca lagi saat mau menandatanganinya?"

"Gak usah, aku percaya sama kamu."

Embun bergeming, rasanya masih tak percaya jika Nathan bersikap seperti ini padanya.

"Kenapa malah bengong, tadi katanya mau kerjaan."

Embun tersenyum. "Baiklah, akan segera aku kerjakan." Dengan penuh semangat, dia kembali ke sofa. Dia tak akan mengecewakan Nathan, setelah kepercayaan besar yang pria itu berikan padanya.

Embun berusaha konsentrasi, tapi tatapan Nathan membuatnya susah untuk fokus. Suaminya itu terus menatapnya sambil senyum senyum sendiri, entah apa yang dia pikirkan saat ini.

"Kak."

"Hem," sahut Nathan.

"Kakak gak ada kerjaan?"

"Ada."

"Lalu, kenapa ngeliatin aku terus?"

"Kerjaanku harusnya memeriksa berkas tersebut. Tapi karena kamu sudah melakukannya untukku, jadi kerjaanku sekarang cuma ngelihatin kamu yang lagi kerja."

"Sesimpel itu?" Embun mengernyitkan dahi.

"Yaps, benar." Nathan meletakkan kedua lengan dibelakang kepala sambil bersandar. Matanya tak pernah lepas menatap Embun.

Apa aku sudah gila? Bagaimana mungkin aku merasa bahagia hanya dengan melihatnya. Nathan

Sepertinya dia sudah gila, sejak tadi senyum-senyum sendiri sambil melihatku. Embun

1
Rafly Rafly
liar buah beligo ya mbun/Slight//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rafly Rafly
bagus ceritanya..
Fitri Fitro
trimakasih novel nya kakak.. karna uda tamat.. qq baca nya bisa maraton donk.. puas puas tanpa penasaran...
asya yussi
Luar biasa
Reni Setia
makasih untuk novelnya ya author
yutantia 10: sama sama kakak 🥰
total 1 replies
dwi alfiah
banget benernya
mak mak doyan novel
karya yg keren thor
yutantia 10: Makasih kakak. Jangan lupa baca novel saya yang lainnya
total 1 replies
aliyah alaydrus
alur ceritanya sangat menarik. Ringan tapi bikin penasaran untuk terus baca sampe tamat
Sri Wahyuni
dul sekali dg cerita nya...bonchap dong kak♥️
...
Luar biasa
Shee
kirain kembar 3 kak
/Grin/
Shee
selamat embun n nathan
🥳🥳🥳🥳
Shee
/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Shee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Shee
ya Allah sakit perut, dimas ampe mau pingsan
🤣🤣🤣🤣🤣
Shee
senjata makan tuan
Nathan 🤣🤣🤣
Shee
Luar biasa
Widia nurasih
lanjut kk
Susanti Susanti
Luar biasa
princess manjaa
kelakuan anisa kocak bgt sotoy lagi mna deketin embun lgi biar dpt cowo tapi suka sii 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!