NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku ada perlu sama Bang Wanda

Apa yang dikatakan oleh Randu tadi benar benar membuka mata Bram. Selama ini dia begitu terbuai dengan predikat sebagai siswa terkuat dan tak terkalahkan, namun gelar semacam itu tetaplah hanya gelar kosong saja yang sama sekali tak ada isinya apa apa.

Dia selalu bangga dengan sebutan senior dari orang orang yang takut kepadanya atau sekedar ingin menjilat dirinya untuk mendapatkan perasaan aman dan nyaman telah berteman dengan orang kuat yang mampu melindungi mereka.

Namun Randu yang dianggapnya hanya seorang anak kecil kemarin sore dengan terang terangan berujar tak butuh pengakuan sebagai orang kuat, baginya ia hanya ingin melindungi dirinya sendiri dan keluarganya saja dengan kemampuannya itu dan jika kemudian ia bisa mengambil keuntungan dari kemampuannya itu apa salahnya.

"Betapa goblok dan tololnya diriku," gumam Bram pada dirinya sendiri yang sudah mendekam di kamarnya sehabis mengantarkan ceweknya pulang ke rumahnya ia pun langsung pulang ke rumahnya sendiri tanpa kemana mana lagi dan sekaligus melewatkan pelajarannya di sekolah satu hari penuh.

Tiba tiba terbesit ide, untuk melakukan hal yang sama seperti Randu dengan bertanding dan bertaruh melawan orang orang yang ingin melawannya namun sedetik kemudian ia merasa pesimis karena sekarang saja namanya begitu ditakuti, jadi dapat ia perkirakan tak akan ada seorang pun yang mau bertanding dengannya.

Sementara itu di sebuah klub kolam renang, Randu sedang duduk di pinggiran kolam sambil menikmati rujak buah segar dan sesekali memperhatikan Tiara yang sedang belajar berenang.

Beberapa kali ia terlihat tersenyum senyum sendirian meski nggak ada penyebabnya. Namun yang sebenarnya adalah Randu sedang iseng dengan ilmu tembus pandangnya yang ia gunakan untuk melihat ke dalam toilet dan kamar ganti wanita dan tentunya untuk melihat Tiara, meskipun hampir tiap hari ia selalu melakukannya pada kakak angkatnya itu.

Sementara itu di tempat lainnya Heru Keling sedang menemui kakak iparnya yang sedang bersantai bersama beberapa rekannya di dalam markasnya bekas gudang sembako milik salah satu pedagang di pasar kecamatan itu yang menyewa jasanya untuk sebuah pengamanan.

Mulanya hanya pedagang itu sendiri yang menggunakan jasanya namun belakangan Wanda sendiri mampu menggunakan kekuatannya untuk memaksa semua pedagang yang berjualan di pasar itu menggunakan jasanya dengan sebagai upahnya Wanda akan menarik uang setoran keamanan tiap harinya.

Dan seiring waktu yang berlalu Wanda juga menyuruh anak buahnya untuk menarik pungutan pada sopir sopir angkutan yang ngetem di pasar itu juga ditambah dari bisnis parkir liarnya yang ternyata cukup memberikan cuan buat kelompoknya.

"Permisi bang, mau ketemu sama Bang Wanda," ujar Heru Keling kepada salah satu anak buah Wanda yang sedang berjaga di luar, kemudian ia langsung duduk begitu saja di sebuah kursi plastik usang tanpa basa basi.

Orang itu hanya menoleh sekilas kepada Heru Keling meskipun tau bahwa Heru Keling adalah adik dari istrinya Wanda yang juga seorang LC yang bekerja di sebuah pusat hiburan karaoke yang ada di sekitar tempat itu juga.

"Ada keperluan apa?" tanya anak buah Wanda setelah beberapa saat lamanya.

"Saya ada perlu sama Bang Wanda bang," jawab Heru Keling.

"Iya tau tolol, apa keperluan kau kesini ?!" bentak anak buah Wanda itu yang membuat Heru Keling seketika terpancing emosinya.

Setelah terdiam beberapa saat tiba tiba saja Heru Keling langsung menendang muka anak buah kakak iparnya itu hingga terjengkang ke belakang.

"Dasar anjing elu, jangan kira kau adiknya Bang Wanda kau bisa berbuat seenaknya," ujar anak buah Wanda itu sangat kasar namun tak mampu melanjutkan bicaranya lagi karena Heru Keling telah melempar mukanya dengan asbak yang penuh dengan abu dan puntung rokok.

Setelah itu Heru Keling kembali menampar mulut anak buah kakaknya itu yang membuatnya kembali terjengkang dan menatap Heru Keling dengan penuh amarah karena harga dirinya telah diinjak-injak oleh seorang anak yang baru berusia belasan tahun itu.

Namun baru saja anak buah Wanda itu bersiap akan membalas perlakuan Heru Keling, Wanda telah keluar dari ruang dalam hanya dengan mengenakan celana pendeknya saja, sementara badannya yang penuh dengan hiasan tatto murahan itu dibiarkan tanpa sehelai benang pun.

"Ada apaan ini ribut ribut, ganggu orang saja," ujar Wanda menggerutu, tak lama kemudian dari dalam ruang gudang yang dijadikan markasnya oleh Wanda itu keluar pula seorang wanita setengah baya yang terlihat masih cukup menarik parasnya, yang kemudian wanita itu pergi begitu saja setelah saling tatap dengan Wanda.

Heru Keling yang melihat itu sebenarnya semakin tersulut emosinya, mengingat Wanda yang notabene adalah kakak iparnya justru bermain main dengan perempuan lain. Meskipun bukan kali pertama Heru Keling melihat hal seperti itu, namun entah kenapa kali ini hatinya terasa sesak juga mengetahui kakaknya telah diduakan oleh Wanda.

"Ngapain kau kesini Her? bikin ribut saja," ujar Wanda yang kemudian meraih kursi plastik yang tadi di duduki oleh Heru Keling kemudian mendudukinya sendiri.

"Aku butuh bantuan abang," ujar Heru Keling lirih.

"Bantuan apa?" kata Wanda sambil menyulut sebatang rokok yang telah tertempel di bibirnya yang berwarna kehitaman.

"Aku ada masalah sama anak SMP negeri bang," jawab Heru Keling masih lirih.

"Masalah apa?" ujar Wanda yang mulai terlihat malas melayani adik iparnya itu.

"Sebentar lagi sekolah ku dan SMP negeri akan melaksanakan studi banding, yang harus kami menangkan tapi SMP negeri kini sepertinya punya jagoan baru, beberapa temanku telah dipecundangi olehnya,"

"Sudahlah jangan muter muter kepalaku jadi pening mendengar ocehanmu ! katakan saja apa maumu !" bentak Wanda yang membuat Heru Keling tak meneruskan perkataannya.

"Aku ingin menghabisi anak itu sebelum studi banding bang, cuma sayangnya anak itu adalah anggota sasana perguruan silat milik orang tua kawanku," kata Heru Keling yang langsung mengutarakan maksudnya.

"Lagi lagi urusan anak anak SMP, kemarin Pak Priyatna datang kesini dan mengancam aku untuk mengendalikan bocil bocil labil dari klub king karena telah mencoba menyamun anaknya, sekarang kamu datang juga yang sepertinya kamu ingin aku untuk menghabisi bocah SMP yang berurusan denganmu kan? jadi kau pikir aku ini tukang gembala kambing atau apa ?" ujar Wanda terdengar sinis.

"Kalo ingin jadi pengecut sebaiknya kau diam di rumah bantu bantu kakakmu urus rumah saja nggak usah sok sokan berlagak jadi orang terkuat tai kucing, kalo kau memang ada masalah dengan anak SMP negeri selesaikan secepatnya kalo nggak mau pakai tangan pakai mulut, soal nanti urusan di belakangnya baru kau ngomong, jika sasana yang kau maksud adalah miliknya Hasan biarlah nanti aku yang bicara sama Hasan," lanjut Wanda

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!