NovelToon NovelToon
Ayo'K Cerai!

Ayo'K Cerai!

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Dihadapkan pada kenyataan bahwa lelaki yang dicintai tidak bertanggung jawab, Alana nekat bunuh diri. Namun, ibu Daffa memohon kepada Gafi, anak tertuanya, untuk menikahi Alana menggantikan adiknya, padahal lelaki itu sudah punya kekasih.

Gafi terpaksa setuju demi menyelamatkan aib keluarga dan anak dalam kandungan Alana. Namun, Gafi membuat persyaratan, yaitu keduanya akan bercerai setelah Alana melahirkan.

Sesuai kesepakatan yang telah dibuat, keduanya pun bercerai. Alana membawa anaknya dan hidup bahagia. Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Daffa dan Gafi kembali untuk menagih cinta yang dibuang dahulu.

Persaingan cinta antara dua bersaudara, siapakah yang menjadi pilihan Alana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Belas

Jam sepuluh malam baru Gafi pulang. Setelah menghabiskan waktu seharian bersama sang kekasih. Saat dia masuk, Mama Dewi masih menonton di ruang keluarga.

Gafi lalu mendekati mamanya. Mengecup pipi wanita yang telah melahirkan dirinya itu. Dia lalu ikutan duduk di samping Mama Dewi.

"Kenapa baru pulang? Badan kamu'kan kurang sehat," ucap Mama Dewi.

"Udah sembuh, Ma."

"Tumben cepat sehatnya. Pasti karena Alana yang merawat kamu dengan sepenuh hati. Dia memang istri yang sempurna," balas Mama Dewi.

Gafi hanya membalas dengan senyuman. Teringat tadi dia yang telah membuat istrinya itu menangis. Padahal seperti kata mama Dewi, seharian Alana merawatnya.

"Alana mana, Ma?" tanya Gafi.

"Dari habis makan malam dia tidur. Tadi kepalanya sedikit pusing. Mungkin bawaan hamil. Bagaimana masakan Alana tadi? Bibi bilang, Alana memasak sendiri bekal buat makan siang mu," jawab Mama Dewi.

"Jadi semua yang Alana bawa tadi dia masak sendiri, Ma? Bukan di beli?" tanya Gafi.

Masakan Alana tadi memang terasa pas di lidah Gafi. Dia pikir Alana membelinya atau bibi yang memasak.

Gafi merasa bersalah. Pasti dia sangat kecewa karena sudah capek mempersiapkan bekal, tapi dia dapati suaminya sedang berdua dengan kekasihnya.

"Ma, aku mau ke kamar. Istirahat," ucap Gafi.

"Pergilah, lihat istrimu. Tadi mama sudah tawari ke dokter, tapi dia tak mau," balas Mama Dewi.

"Iya, Ma," jawab Gafi.

Dia berjalan sedikit cepat menuju lantai dua. Membuka pintu kamar dengan perlahan. Dia pikir istrinya telah tidur terjadi sedang merajut di dekat jendela kamar.

"Kamu belum tidur?" tanya Gafi.

"Belum, Mas," jawab Alana sambil tetap terus merajut tanpa menoleh ke arah pria itu.

Gafi lalu berjalan menuju tempat Alana duduk. Melihat tangan terampil wanita itu merajut baju bayi.

"Kenapa harus merajut sendiri. Kamu bisa membelinya di toko. Aku sudah berikan kartu, bisa gunakan untuk kebutuhan kamu dan bayi," ucap Gafi.

Alana menghentikan kegiatannya. Memandangi Gafi dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria itu tampak sedikit gugup dipandangi begitu intensnya.

"Mas, aku senang bisa membuat baju untuk anakku dari tangan ini. Lagi pula, aku tak mau menggunakan uangmu terlalu banyak. Takut nanti ada yang marah dan mengatakan aku matre. Lagi pula aku melakukan ini agar aku makin mahir merajut. Ini bisa aku gunakan untuk mencari nafkah nanti saat kita bercerai," ucap Alana.

"Bercerai ...?" tanya Gafi. Entah mengapa dia tak suka saat Alana mengatakan tentang perceraian.

"Iya, enam bulan itu waktu yang singkat. Aku harus siapin semuanya. Apa Mas mau mandi? Aku siapin air hangat dulu," ucap Alana.

Dia lalu berdiri dari duduknya. Ingin berjalan menuju kamar mandi, tapi tangannya di tahan Gafi.

"Alana ... kamu masih marah denganku?" tanya Gafi.

"Marah? Kenapa aku harus marah? Tidak ada yang salahkan?" tanya Lana.

"Sudah, lupakan saja. Ini aku beli untukmu."

Gafi mengambil kotak dari dalam tas kerjanya. Saat Naura meminta perhiasan tadi, dia juga membelikan untuk Alana. Setelah mengantar kekasihnya pulang, pria itu langsung kembali ke toko perhiasan tersebut. Beruntung masih buka. Dia membelikan perhiasan yang sama untuk Alana.

Alana menerima dan membukanya. Dia terkejut melihat isinya. Dia tak pernah membeli perhiasan.

"Ini buat siapa, Mas?" tanya Alana.

"Buat kamu ...," jawab Gafi.

"Ini pasti mahal. Maaf, Mas. Aku tak bisa menerimanya. Aku takut nanti hilang. Aku tak akan bisa menggantinya," balas Alana.

"Aku membelinya untukmu. Jika kamu menghilangkan, mana mungkin aku minta ganti, Alana!" ucap Gafi dengan penuh penekanan.

"Maaf, aku tak bisa menerimanya, Mas," tolak Alana lagi. Dia tak mau pemberian itu akan diungkit suatu hari nanti. Di tampung selama hamil saja dia sudah senang.

"Jika kamu tak suka, bisa berikan untuk orang lain atau kamu buang saja. Aku membelikan dengan tulus untukmu. Aku tak suka meminta sesuatu yang pernah aku beri. Atau kamu bisa menyimpannya sebagai hadiah bagi anakmu," ucap Gafi.

Gafi lalu masuk ke kamar mandi. Dia takut terbawa emosi jika terus berada di dekat Alana. Baru kali ini pemberiannya di tolak. Jika Naura yang dibelikan perhiasan akan dengan senang hati menerimanya.

Setelah mandi, dan memakai piyamanya barulah Gafi keluar dari kamar mandi. Dia melihat Alana yang telah membaringkan tubuhnya. Pria itu ikut berbaring. Sesekali dia melirik ke arah wanita itu.

"Apa Alana tak mengatakan pada Mama jika dia bertemu dengan Naura di kantor? Mama tak ada menyinggung tentang itu. Kapan aku bisa membawa Naura lagi ke rumah. Aku tau mama sengaja menikahkan aku dengan Alana hanya untuk memisahkan aku dengannya. Aku tak tau, dimana letak salahnya Naura, sehingga mama tak menyukainya," gumam Gafi.

Gafi pernah mengenalkan Naura pada mama Dewi. Bahkan mereka bertiga sempat pergi berlibur bertiga. Entah di mana letak kesalahan yang Naura lakukan sehingga mama tak menyukai kekasih Gafi itu. Selalu saja menjadi pikiran dan pertanyaan pria itu.

***

Pagi harinya Alana masih menyiapkan pakaian Gafi seperti biasa. Dia juga membawa sarapan untuk pria itu.

Setelah Gafi memakai kemejanya, Alana lalu memasangkan dasi sebagaimana biasa dia lakukan. Gafi menghirup bau wangi rambutnya.

"Mas, sarapan dulu," ucap Alana setelah dasi terpasang dengan rapi. Dia mengambil sarapan roti bakar yang tadi dibawanya. Alana menyuapi Gafi, tapi kali ini tanpa ada suara dan dengan wajah yang datar. Biasanya senyum selalu terukir di wajah wanita itu.

"Nanti sore jam empat kita ke dokter kandungan. Aku jemput kamu jam setengah empat," ucap Gafi memecahkan kesunyian di antara mereka.

"Kalau Mas sibuk, aku bisa pergi sendiri," jawab Alana.

"Aku tak sibuk, aku bisa mengantar kamu pergi sore ini," balas Gafi.

"Terima kasih, Mas."

"Terima kasih untuk apa?" tanya Gafi.

"Terima kasih karena mau meluangkan waktumu untuk mengantarku. Aku tak akan pernah melupakan semua kebaikan kamu dan Mama Dewi sampai kapanpun. Walau suatu hari nanti mungkin kita akan saling berjauhan, semua yang kamu berikan dan kamu lakukan akan aku kenang selamanya," jawab Alana.

"Kenapa kamu suka membahas perpisahan?" tanya Gafi akhirnya. Dia sebenarnya tak suka jika Alana sudah mulai membahas tentang perpisahan mereka.

"Aku ini sadar diri, Mas. Semua juga sebagai pengingat bagiku, jika aku di sini hanya sementara," jawab Alana lagi.

"Sudahlah! Aku pamit dulu," ucap Gafi.

Alana lalu meraih tangan Gafi dan menciumnya. Kali ini Gafi kembali membalas dengan mengecup rambut wanita itu. Tapi Alana tidak merasakan debaran lagi seperti kemarin. Mungkin karena dia telah memantapkan diri untuk tidak bermain hati lagi pada pria itu.

1
Arie
Luar biasa
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
massyaAllah hebat ada laki2 berhati mulia sprti Gafi biasane laki2 egois dia aja bekas byk org tp kl pnya istri cr yg msh segel..ini udh bekas adik sndiri hbt lagi nrma anak yg bkn drh dagingnya sprti anak sndiri
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
enak bnaget glrn tau wujudnya cantik lha ngaku2 wktu tau hml g sudi ngatain murahan bkn anak nya..beda crta kl yg lhr jelek pasti msh g mau ngakui
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
wah kyk e naura pemain deh n cm mnfaatin gafi tp bs serapi iitu sndwarany
Zulfa LInda
Luar biasa
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Isna mansur
keren...keren... ceritanya.../Good//Good//Good/
Mama Reni: ♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
Husna Farahdiba
kadang Bu kadang ma?
Akbar Razaq
Ya mmg Gafi tidak boleh menggauli Alana sebelum lahiran dodol.
Ayu Wulan Dari Aseng
Luar biasa
Amelia Setyawaty
ini kayak di Novel "Batal Nikah", bab 54 🤭😅
Kuebalok Sekartaji: sama persis,berasa dejavu🤭
total 1 replies
Amelia Setyawaty
ini sama kayak di Novel mami "Salahkah Aku Turun Ranjang" bab 66 klo gk salah 🤭 Aksa, Gendhis n Alice nyanyi, trus bakar sate juga di villa 😁
Amelia Setyawaty: hihihi duluan baca novel Mama Reni yg "Salahkah Aku Turun Ranjang", baru baca yang ini 🤭 pdhl duluan novel yg ini yak mom ☺️
total 1 replies
Indah Lestari
bagus 👍
Happy Family
Gaffa mati lebih baik
Happy Family
balik² ngungkit nyalahkan org lain.... padahal diri sendiri yg pilih jd Pecundang... nk buat rasa bersalah pulak ... basiiii.... kau sendiri yg jahat... kalau pun kau iri, jdlah lebih baik Dr abg kau...
Happy Family
tak sedar diri si Gaffa ... mcm bapaknya kali
Happy Family
Gafi tu menikah... Kau selingkuh.... kan beza tu..... aduiiiii... Gafi menghalalkan... Kau membuat yang haram.... bedaaaaa...bedaaaaa... taik betullah
Happy Family
kannnn kannnnnn betulllllll...hehhh
Happy Family
nk beranak dh.... aku sakit bagian itu tapi lahir anak laki².... jika sakit seolah tulang belakang tertarik atau nyeri tulang belakang itu perempuan... ( pengalaman sendiri kan ) ..lain org lain rasa . tp tu semua memang tanda²...
Happy Family
ini yg dihadang gadang Daffa sebagai terbaik...? sama saja murahan.. mantre pun iyaa... hahahahahhahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!