NovelToon NovelToon
Legenda Pedang (Mata Dewa)

Legenda Pedang (Mata Dewa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:27.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.

Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.

Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.

Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 8 ~ Dijebak

Setelah mengumpulkan cukup banyak bahan obat, Lin Hao dan Jiu Ruo memilih untuk kembali ke kediaman. Tapi sebelum itu mereka sempat bertemu dengan kakek Jiu dan pulang bersama.

Sampai di kediaman, tampak seorang laki-laki berusia sekitar tujuh belasan tahun berdiri di depan gapura, gebang masuk kediaman. Lelaki itu menghampiri mereka dengan wajah datar.

“Yang mana yang namanya Lin Hao?”

Jiu Ruo menoleh ke arah Lin Hao dengan tatapan khawatir. Sementara Lin Hao sendiri tidak menampakkan rasa takut di matanya.

“Aku!” jawab Lin Hao tegas.

“Cih, sampah! Kau diminta untuk menghadap Patriark di aula pertandingan. Sekarang!” Lelaki itu kemudian pergi setelah mengatakan itu. Tatapannya pada Lin Hao tadi sangat remeh dan merendahkan.

Lin Hao mengepal erat tangannya. “Dia bukan Kun Fan, kan?” tanyanya pada Jiu Ruo.

“Benar, Saudara Hao. Pemuda tadi adalah Lui Chun. Dia salah satu anak buah Kun Fang dengan basis kultivasi ranah Petarung tahap 5.”

“Kakak dengan adik sama saja.” Lin Hao menggeleng.

“Saudara, sebaiknya kau tidak perlu pergi ke aula pertandingan. Aku rasa mereka sebenarnya tengah merencanakan sesuatu. Lagipula, patriark tidak akan memanggil seseorang ke aula pertandingan untuk urusan yang tidak penting.” Jiu Ruo mencoba untuk mencegah Lin Hao pergi ke aula. Dia yakin sekali itu adalah akal-akalan Kun Lun dan Kun Fan dengan membawa nama patriark untuk menjebak Lin Hao.

“Kau tidak perlu khawatir. Aku akan baik-baik!” Lin Hao memasang senyum hangat, setelah itu dia memutuskan untuk pergi dari sana dan menuju ke arah aula pertandingan. Jiu Ruo yang mengantar.

Sampai di sana, Lin Hao tidak melihat adanya siapapun termasuk patriark sekte. Aula itu kosong untuk saat ini.

Dia mengernyit, kalau memang itu adalah jebakan, seharusnya Kun Lun dan Kun Fang ada di sini dan menyerangnya secara bersamaan. Tapi, kemana dua bersaudara itu?

Tiba-tiba saja seseorang muncul dibelakangnya dan langsung memukul punggungnya dengan keras. Kekuatan yang dikeluarkan tidak main-main tapi cukup untuk membuat tubuh Lin Hao terpental ke atas arena pertandingan.

Setelah itu, muncul susunan formasi di atas Lin Hao, memberinya tekanan besar yang membuat anak itu berlutut. Terakhir, sebuah rantai tiba-tiba saja datang entah dari mana asalnya, menarik kedua kaki dan tangan Lin Hao, mengikat dari berbagai sisi.

Jiu Ruo melihat itu berteriak histeris. Dia tahu betul akan susunan formasi yang menimpa Lin Hao ini adalah formasi penghukuman. Itu adalah susunan formasi khusus disediakan sekte untuk murid yang melanggar aturan. Kun Fan licik itu tidak mau mengotori tangannya dan dituduh melawan orang yang lemah sehingga melakukan hal ini demi memberi pelajaran pada Lin Hao. Tapi, apa alasan kuat mereka yang menjadi dasar kesalahan Lin Hao sehingga berani mengaktifkan susunan formasi ini?

Beberapa orang segera muncul dari tempat persembunyian masing-masing. Termasuk salah satunya Kun Lun, pemuda songong yang dikalahkan Lin Hao beberapa waktu lalu.

“Hahaha, Lin Hao, bagaimana sekarang? Kau masih berani berlagak sombong di hadapanku? Dasar Pemuda sombong.” Intonasinya begitu mengejek Lin Hao. Tapi, bukankah sebelumnya Kun Lun lah yang seharusnya memiliki julukan seperti yang dia ucapkan tadi? Memang tidak ada harga dirinya.

Lin Hao menatap tajam ke arah Kun Lun. Dugaannya benar-benar nyata, akan tetapi lelaki itu salah memperhitungkan hal ini. Kalau masalah bertarung langsung dengan Kun Lun maupun saudaranya adalah hal yang mudah, tapi berbeda hal dengan yang dia alami sekarang.

Suara lonceng berbunyi dua kali cukup untuk menarik perhatian orang-orang sekte berkumpul di tempat itu. Melihat seorang pemuda asing yang terikat oleh rantai penghukuman, tentu saja ini menimbulkan desas desus yang mempertanyakan akan masalah anak itu.

Setelah cukup, barulah Kun Lun memulai dramanya.

“Lihatlah, pemuda ini sangat tidak tahu malu. Berani sekali dia datang dan menyusup di sekte kita. Orang asing ini mencoba untuk mengumpulkan informasi sekte lalu kemudian membocorkannya ke kelompok lain.” Lantang sekali Kun Lun mengucapakan itu, dan benar saja, perkataannya itu berhasil memancing keributan dikalangan para anggota yang hadir di sana.

“A-apa maksudmu?” Lin Hao membela diri. Tatapannya tajam tertuju pada Kun Lun. Tekanan berat itu yang membuat nada bicaranya terbata.

“Jujur saja, kau ini adalah penyusup, kan? Kau sengaja datang ke sekte Teratai Awan untuk mengumpulkan informasi tentang kelemahan sekte. Lagipula, selama ini aku tidak pernah melihat kamu ada di sekte, perekrutan murid baru juga baru akan dibuka lima bulan lagi. Tapi mengapa tiba-tiba kau datang bersama dengan pelayan itu kalau bukan untuk menyusup?” Kun Lun sengaja meninggikan suaranya. Ini berhasil memancing kemarahan dari orang-orang sekte. Segera teriakan caci serta makian diserukan mereka terhadap Lin Hao.

“Selain dengan perekrutan murid baru, seseorang bisa bergabung dengan sekte kecuali ada rekomendasi dari para tetua. Tapi, mengapa dia tinggal dengan pelayan itu? Seharusnya anak ini masuk dengan cara ilegal. Benar sekali, si Bang**t ini benar-benar tidak tahu malu. Bunuh saja dia!”

Sahut-menyahut orang-orang meminta untuk menghukum mati Lin Hao. Kun Lun memasang senyum senang. Rencana kakaknya berhasil. Dia menoleh kearah berdirinya Kun Fang lalu diam-diam memberikan kode puas kepadanya.

Sementara itu, Lin Hao hanya menundukkan kepala, tidak sanggup mengangkat pandangan hanya untuk melihat wajah-wajah orang yang memakinya itu. Dia sadar kalau kedatangannya ke sekte Teratai Awan ini dengan cara ilegal, sehingga Lin Hao mewajarkan akan tuduhan itu. Tapi, dirinya belum pernah dihadapkan pada situasi ini. Telinganya terasa panas.

Sedikit mengangkat pandangan hanya untuk melihat wajah orang yang telah menjebaknya itu. Kun Lun, ekspresinya sangat mengejek dan begitu merendahkannya. Menyesal tidak langsung membunuhnya tadi.

“Itulah akibatnya jika berani berurusan denganku!” ucap Kun Lun pelan yang hanya dapat didengar oleh Lin Hao.

Tekanan berat masih dirasakan oleh Lin Hao, seolah sebuah mega batu ditimpakan di atas punggungnya. Belum lagi dirinya dalam keadaan terikat seperti binatang. Selain itu perkataan pedas dari orang-orang yang membuatnya semakin merasakan penghinaan yang berlipat-lipat. Memang pantas disebut sebagai penghukuman.

“Berharap saja semoga aku tidak keluar dari situasi ini. Jika tidak, kau dan kakakmu akan menerima balasan yang bahkan lebih menyakitkan dari ini!” gumam Lin Hao. Dia membiarkan perkataan buruk itu terus berdatangan mengetuk gendang telinganya. Mencoba untuk membiasakan diri untuk kemudian dianggap sebagai pelatihan mental.

“Kun Lun!”

Tiba-tiba saja seseorang nona muda cantik datang ke atas arena dan memaki Kun Lun.

“Kau memang tidak punya hati, otak juga. Pantas saja kau sangat bodoh dan ceroboh. Cepat lepaskan saudara Hao!”

Kata-kata wanita itu ibarat sambaran petir disiang bolong. Shi Lin adalah satu-satunya nona muda yang diidamkan Kun Lun. Tapi, hari ini gadis itu bahkan berani mengata-ngatainya dengan kata hina, bahkan di dengar oleh banyak orang demi Lin Hao. Kun Lun sangat malu.

Gadis itu menoleh ke arah Lin Hao, meskipun memang sifat aslinya adalah barbar. Namun saat melihat kondisi Lin Hao yang menyedihkan, entah mengapa rasa iba akhirnya mengetuk pintu hati gadis kesayangan Patriark sekte Teratai Awan itu. Apalagi, dia emang sudah tertarik dengan Lin Hao saat pemuda itu masih tidak sadarkan diri. Cinta memang sangat sulit dan rumit.

“Tapi Nona muda, Lin Hao adalah penyusup. Dia pantas mendapatkan ini!” Kun Lun membela diri.

“Penyusup? Mungkin kau adalah penyusupnya. Kalau tidak tahu lebih baik diam, tidak usah mengambil tindakan bodoh. Saudara Lin Hao telah dipromosikan ayah untuk menjadi bagian dari sekte Teratai Awan.”

Untuk kedua kalinya Kun Lun merasakan rasa sakit dihatinya. Dia menatap Lin Hao tajam sembari mengepal erat tangannya. Mau tidak mau dia akhirnya melepas rantai penghukuman yang mengikat kaki dan tangan Lin Hao. Jiu Ruo segera naik ke atas arena dan menghampiri Lin Hao. Namun, dia mengambil jarak setelah melihat Lin Hao tengah memulihkan diri dengan metode yang tidak dia mengerti.

Sementara itu, Lin Hao setelah terlepas dari rantai penghukuman, dirinya langsung mengambil sikap lotus. Saat mendapatkan tekanan berat tadi, Lin Hao tidak sengaja mendapatkan pencerahan, beberapa titik meridiannya bereaksi. Secara tidak sengaja Lin Hao mempelajari siklus penyaluran energi alam melalui jalur-jalur meridian hingga pembentukan energi Qi. Jika dihubungkan dengan basis kultivasi, seharusnya pemuda itu sudah berapa di ranah Pembentukan Qi tahap Lanjutan. Sayangnya Lin Hao belum memiliki waktu untuk mengumpulkan energi Qi.

Lin Hao membuka kedua matanya, tidak lama. Memasang senyum tulus pada Shi Lin.

“Terima kasih, Nona Lin. Kau sudah membantuku dua kali!” ucapnya.

“Tidak masalah, Saudara Hao. Kembalilah dan istirahat! Pulihkan dulu tenagamu.”

“Belum sekarang. Aku masih memiliki urusan dengan laki-laki itu!” Lin Hao menunjuk ke bangunan lantai dua, tempat Kun Fan memperhatikan mereka dari tadi.

Lin Hao bangkit berdiri, lalu dengan lantang menyerukan tantangan bertarung kepada Kun Fang.

1
Sofandsyah
Up..up...yg banyak thoor
Sarip Hidayat
waaah
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantull Thor
BaronMhk
semangat lin hao
Maz Tama
menarik alur cerita nya
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution
gaspol thor
Jimmy Avolution
gaskeun
Jimmy Avolution
lanjut
Jumadi 0707
kog pengangkatan murid lin haou gk dibahas tau tau diksh baju gk ada pengenalan gurunya siapa
Huang Albern
good
Sarip Hidayat
waah ujian yg sangat hebat
Jumadi 0707
enak jg mulainya Thor lanjuut
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantulll boskuu
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!