NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab IX

"Bukankah Lotus kek terlalu aneh"

"Ya mencurigakan banget gak sih"

"Kayak lagi usaha nutupi sesuatu gitu gak sih?"

Grace dan Lewly saling pandang kemudian melirik  ke arah kubikel Lotus secara bersamaan menyadari ada yang janggal dari gelagat wanita itu. Tentu saja mereka paham, Mereka adalah wanita dewasa yang tidak bodoh. Tingkah laku Lotus terlalu mencolok, mulas? Omong kosong macam apa itu?

"Kira-kira apa yang gadis itu sembunyikan?" Grace melipat tangannya di depan dada dengan alis berkerut.

"Apapun itu pastinya bukan sesuatu yang perlu kita ketahui kan... Itu urusan pribadinya" ucap Claudia yang tiba-tiba menjadi so bijak. Pada waktu tertentu kadang dia menjadi lebih parah dan selalu menjadi wanita yang menyebalkan.

"Mungkin hanya sedang nyeri karena datang bulan" Lewly menambahkan dengan singkat. Pendapat nya begitu sederhana dan positif.

Grace mengangguk setuju pada Lewly, tetapi matanya terarah pada kolong meja Lotus.  "Aku hampir berpikir dia sedang menyembunyikan seseorang di bawah mejanya, soalnya dia terkesan ingin segera mengusir kita secepatnya lalu bertingkah aneh. Padahal aku sendiri ketika sedang nyeri datang bulan juga lebih heboh dari dirinya. Ya mulasnya memang luar biasa"

Lewly tersenyum geli. "Menyembunyikan sekertaris Eriko di bawah meja maksud mu?" Ujar Lewly bercanda. "Aku tak bisa membayangkan hal itu"

"Hah, kenapa deh tiba-tiba jadi sekertaris Riko?"  Tanya Clau bingung. Perkataan Lewly sukses memancing rasa penasaran gadis itu.

Lewly dengan gaya andalannya seperti penggosip handal memberi gesture untuk mendekat. "Aku ngeliat  dengan mata kepalaku sendiri, siapa pengirim bunga Lotus tempo hari" Jawab Lewly bersemangat. "Dan tidak lain itu adalah sekertaris Riko cuy!" Lanjutnya, kali ini dengan suara lebih pelan.

Ketika Karina berusaha bersuara dengan pelan, kedua temannya justru berbuat sebaliknya.

"APA?!"  Teriak Grace dan Clau secara bersamaan.

"Wah? Kenapa harus sekertaris itu? sekertaris itu emang ganteng sih. Tapi kek robot banget. Mukanya sering datar dan agak ngeri. Jarang senyum juga. Dia kayak terlalu mengabdi ke keluarganya Adhikara. Hidupnya di dedikasikan untuk kerja. Terus bagaimana gak ada angin mereka tiba-tiba dekat?"

"Hah berlebihan" cibir Clau pada Grace.

"Ya, tapi aku berani bertaruh Lotus gak bakal ngelirik sekertaris Riko. Soalnya lagi di pepeti yang waktu di bar " Kata Lewly mengabaikan pendapat Clau.

"Nicole maksudnya?"

"Dan Lotus mau dengan pria itu?"

"Tentu, mereka sudah melakukan one night stand dan mungkin itu akan berlanjut"

"Lotus meskipun dia pintar tapi sangat lugu dan polos. Masalah pria dia sangat bodoh. Jadi alangkah baiknya kita bantu mencari tahu Karakter pria bar itu supaya kita bisa memperingati kalau-kalau Nicole ternyata pria berbahaya yang hanya mau bermain-main"

"Kenapa begitu ingin ikut campur urusan Lotus? Dia sudah dewasa, meskipun dia bodoh sekalipun dia akan menemukan kebenaran dan pilihan sendiri. Mungkin dia tak terlalu suka kita ikut campur. Kehidupan asmara itu bersifat pribadi. Kita hanya temannya atau dalam bahasa kasar hanyalah rekan kerja"

"Baiklah, itu menurut mu, tapi aku hanya peduli pada gadis itu"

"Haduh, sudahlah!  Jadi panjang lebar. Lebih baik kita pergi bekerja lagi. Lihat Lotus orang yang kalian bicarakan bahkan tidak pusing sama sekali!"  Lewly akhirnya menengahi perdebatan kedua temannya, apalagi dia tak sengaja melihat manager Nia yang sudah mulai memperhatikan mereka dengan tatapan tajam sebagai peringatan untuk kembali bekerja.

Ya memang susah menjadi kebiasaan para gadis itu untuk selalu ribut dalam berbagai hal, apalagi untuk urusan membicarakan orang.  Sudah seperti ahlinya sekalipun sedang bekerja. Para gadis itu kembali kemeja kerjanya masing-masing dengan cepat saat manager Nia  bergerak seolah akan berjalan kearah mereka.

***

"Tidak ada cara lain. Sekarang lakukan perintah ku atau aku akan terjebak disini sampai jam pulang karyawan!" Geram  Elion.

Dia sudah benar-benar diambang batas kesabarannya untuk terus-menerus bersembunyi di bawah meja, tetapi ide yang sangat buruk jika ia keluar begitu saja sekarang. Apa pendapat semua karyawan nantinya? Hanya akan membuat buruk reputasinya.

Jadi opsi terakhir adalah mendesak Lotus melakukan sesuatu untuknya.

"Tapi—"

"Kecuali kau menginginkan ini terjadi sampai malam" Ucap pria itu sebelum meluncurkan tangannya menyusup semakin dalam ke rok Lotus dan menyentuh paha dalam gadis itu dengan nakal. Dia mengelus kulit telanjang Lotus yang terasa begitu lembut seperti bayi sekaligus hangat dengan gerakan sensual. Menekan dan sedikit mencubit kulit kenyalnya hingga gadis itu panas dingin.

Lotus menggelinjang, dia mengigit bibirnya berupaya menahan suara aneh, andai ia tidak menyuruh pria itu bersembunyi mungkin kejadian aneh dan menjijikkan ini tak akan terjadi. Lotus melakukan hal yang sama, memasukan tangannya kedalam rok namun dalam upaya menghentikan tangan pria itu untuk masuk lebih dalam.

"Ya brengsek!!! Baiklah Akan aku lakukan! Sekarang hentikan atau aku akan benar-benar berteriak!"

Tekan Lotus sambil menahan lengan kekar Elion yang masih bergerak kurang ajar.

"Apa? Apa kau bilang? Kasar sekali mulutmu kepada atasan!" Ujar Elion hampir tak percaya. Akhirnya setelah sekian lama ia biaa mendengar kembali gaya bicara Lotus yang sesungguhnya di masa lalu. Tidak seperti takut-takut dan malu kepadanya, seolah tidak mengenalinya sama sekali.

"Itu karena kau memang berengsek! Direktur."

Lotus sendiri merasakan hal yang sama, dia tak tau datang darimana keberaniannya. Tetapi tingkah Elion memang keterlaluan, dan Haechan sudah berada diluar batas sabarnya.

Elion menyeringai mendengar perkataan Lotus. "Tapi kau menyukainya kan?"

"Seperti ini" lanjutnya menekan daerah intim Lotus dari luar celana dalam gadis itu.

Sial, umpat Elion di dalam hati. Kenapa Lotus tidak memakai dalaman lagi, seperti celana pendek.

Gadis itu membiarkan kakinya telanjang di balik rok yang tipis dan super ketat itu, memperlihatkan bokongnya yang sintal.

Tapi jujur saja, meskipun  Elion tau dia keterlaluan namun, pria itu senang menggoda Lotus untuk menikmati wajah marahnya, dan perasaan kesal gadis itu justru memberikan sesuatu yang baik untuknya, seperti kesenangan tersendiri. Lotus menjadi lebih berani kepadanya, meskipun dalam artian marah tapi bagi Elion lebih baik daripada gadis itu bungkam dan terus bersikap malu-malu.

Elion tak bisa menahan dirinya untuk tetap bersikap baik pada Lotus untuk bisa membuat gadis itu kagum kepadanya, karena hal itu tak akan berhasil. malah lebih senang melihatnya kesal. Karena dengan begitu Lotus berani melawan padanya. Berbicara lebih banyak.  Dan itu adalah hal yang baru, biasanya ia tak pernah kehilangan kontrol untuk menjaga sikap. Tak sekalipun. Kecuali saat ini.

Apakah mungkin karena Elion merindukan sosok Lotus-nya yang dikenal koleris semasa SMA. Yang selalu berkuasa atas dirinya.

"Kau benar-benar kurang ajar. Bajingan! Lihat setelah ini aku menampar mu! Kau bukan Elion yang ku kenal. Kau iblis yang mengambil raganya dan mengubahnya!!" Umpat Lotus kesal.

Untuk mengakhiri tingkah Elion yang tak bisa di tolerir. Lotus kemudian berdiri dan meminta perhatian pada seluruh karyawan divisi pemasaran. Sebelum berbicara kepada hampir semua mata yang kini tertuju kepadanya, Lotus terlebih dahulu berdehem.

"Halo semuanya, maaf mengangggu waktu bekerja kalian" Ucap Lotus berusaha terdengar lantang.

"Aku mendapatkan email dari sekertaris Riko. Katanya, direktur eksekutif meminta semua karyawan dari divisi ini untuk berkumpul di ruang rapat. Ada sesuatu yang perlu beliau bahas" lanjutnya.

"Secepatnya!! " Tegasnya lagi. "Ini penting"

Para karyawan langsung berisik mereka semua mendumal dan saling bertanya mengenai agenda mendadak dari direktur muda yang baru itu.

Kebanyakan mencela tingkah Elion dan segala kebijakan barunya yang dinilai terlalu kejam dan memberatkan.

Dan semua itu tak luput dari pendengaran Elion sendiri. Dia mengetahui pendapat para karyawan itu untuk dirinya. Lotus langsung meringis tidak enak.

Sebenarnya yang Elion minta adalah Lotus keluar dari ruangan pemasaran untuk menemui sekertaris Riko dan minta pertolongannya. Setelah itu sekertaris Riko yang memberikan pemberitahuan langsung.

Namun Lotus dengan cerdas mengambil cara lebih praktis yang memang sedikit mencurigakan.

Harusnya jika pun ada sesuatu maka biasa lewat manager Nia dahulu, atau setidaknya petugas lainnya yang lebih berhak. Kenapa sekarang tiba-tiba kepada Lotus yang merupakan pegawai biasa yang jarang di ketahui karena memang tak ada urusannya?

Disisi lainnya Grace dan Clau berasa di perkuat mengenai opini Lewly yang tak sengaja melihat Sekertaris Riko meletakkan bunganya di meja kerja Lotus. Alih-alih memilih pada manager Nia malah lewat karyawan biasa. Itu sudah lebih dari cukup memberikan bukti. Bahwa mereka berdua berkomunikasi, dan bisa saja memang sering, karena sedang dekat.

Para karyawan mulai bergerak dari tempat duduknya, divisi pemasaran memiliki cukup banyak orang dan itu sedikit merepotkan. Lotus mengintip kebawah dimana Elion sedang menatapnya.

Teman-teman Lotus berteriak. "Ayo Lotus!!"

Lotus menegakan tubuhnya dan menggeleng. "Duluan saja! aku akan menyusul. Ini tanggung sekali" kilahnya merujuk pada pekerjaan.

Teman-teman Lotus mengangkat bahunya acuh dan berjalan meninggalkan gadis itu sendirian di ruangannya.

Setelah di pastikan aman, Elion keluar dari bawah meja dan mendekati Lotus. Pria itu menyeringai sebelum mencuri satu kecupan lembut di pipi berisi milik Lotus.

Lotus langsung mengusap bekas kecupan Elion dengan kasar.  Gadis itu kemudian menepati perkataannya tadi yang ia ucap akan menampar Elion.

Lotus tersenyum manis terlebih dahulu dan mengambil ancang-ancang untuk melayangkan tangannya pada pipi pria itu dengan kekuatan penuh yang tidak di tahan-tahan.

Menimbulkan suara cukup nyaring dan membuat kepala Elion sedikit terlempar  kebelakang. Pukulan itu meninggalkan jejak kemerahan.

Lotus tersenyum puas. "Maafkan saya direktur, saya terpaksa melakukan hal itu. Karena anda tidak memiliki batasan yang baik. Dan semoga anda tidak mengulanginya karena jika hal itu terjadi maka saya akan membunuh anda!!" ancam Lotus namun dengan nada lembut.

"Kau berani menampar atasan mu? Padahal kenyataannya kau sendiri yang salah dengan cara menarik diriku ke bawah meja. Memangnya kenapa? Lagipula nona Lotus, siapa yang mampu memiliki batasan baik ketika berhadapan dengan gadis seperti dirimu" Jawab Elion berusaha tenang, meskipun sudah mendapatkan pukulan dari Lotus yang sanggup membuat kepalanya terasa berputar.

Kau terlihat berkali-kali lipat lebih cantik saat marah, lanjutnya di dalam hati. Atau karena cara marahnya yang unik. Mungkin dia pikir dia menyeramkan? Padahal lucu sekali.

"Perempuan seperti ku?!" Sela  Lotus "Tentu saja saya berani meskipun saya hanya karyawan biasa. Tindakan mu adalah pelecehan"

Elion menyeringai, dia menerima konsekuensi atas tingkahnya, Lotus memang berhak untuk memberinya pelajaran. Elion tak marah apalagi keberatan sebenarnya.

Dia bertekad, jika sekarang tindakannya dianggap sebuah pelecehan maka suatu saat dia akan membuat gadis itu menyerah dan mau menyerahkan dirinya begitu saja secara sukarela. "Sudah lama aku tidak merasakan pukulan mu lagi, dulu ketika semasa sekolah kau sering sekali melakukan hal itu. Ini terakhir kalinya kau bisa menampar atau memukuli ku. Karena kedepannya kau tak akan sanggup . Mulai nanti aku yang akan menampar wajah cantik mu itu" Ujar Elion tajam.

Lotus tercengang di tempatnya dia kira Elion tak akan membalas kata-katanya dan juga membawa-bawa masalalu.

"Kau sudah mendapatkan surat dari bagian HRD kan? Aku harap kau segera menandatangani surat itu" Ucap Elion sebelum pergi mendahului      Lotus keruangan rapat.

Lotus menghela nafasnya melihat punggung lebar Elion dari arah belakang. Gara-gara dia semua karyawan jadi berkumpul di ruangan rapat dan dapat ia pastikan Elion mengambil kesempatan itu untuk mencela semua pekerjaan karyawan. Dia juga merasa bersalah karena hal itu pula Elion jadi mencuri dengar pendapat buruk para karyawan tentang dirinya.

Lotus mengusap wajahnya. Setelah apa yang baru saja Elion lakukan, apakah dia akan baik-baik saja menjadi asisten pribadi pria itu?

Pria itu berani berbuat sesuatu yang kurang ajar kepadanya, dan itu membuat Lotus merinding, dirinya tak akan aman. Dirinya tak bisa menjamin bahwa akan tetap baik-baik saja dan juga bisa menjaga diri. Jelas sekarang Elion adalah pria yang berbahaya. Lotus sudah tak kenal lagi dengan pria itu. Lotus  menggelangkan kepalanya ia berjalan menyusul Elion, dan sesuai dugaannya, para karyawan di marahi dan semua pekerjaan mereka di cela.

Tak ada yang luput dari Omelan pria itu. Termasuk dirinya.

***

Pukul sembilan malam, Lotus membuat janji bertemu dengan Nicole sepulang dari kantor.

Lotus bersyukur tak lagi mendapatkan gangguan dari Elion setelah ia di omeli habis-habisan di ruang rapat.

Pria itu benar-benar menyindirnya habis-habisan. Membuat suasana hatinya begitu buruk dan yakin untuk tak menerima tawaran sebagai asisten pribadinya. Mungkin lama-lama bersama pria angkuh itu mentalnya akan terganggu dan itu lebih berbahaya. Uang mungkin bisa di dapatkan dengan mudah ketika ia menjadi asisten pribadinya tapi waktu muda tak akan kembali.

Dia harus menemani, mengerjakan tugas-tugas dan bersedia di perintah setiap saat. Berinteraksi kecil Saja sudah sanggup membuatnya gugup, malu, kesal, marah, dan takut secara bersamaan. Apalagi jika menghabiskan waktu lama bersama dengan karakter Elion baru yang aneh itu.

Apalagi pria itu sangat mesum dan berani bertingkah kurang ajar. Wah?? Mimpi buruk sekali.

Lotus kira Elion memang sedang berusaha membalaskan dendam dengan cara menganggunya dari berbagai emosi. Tentu saja Lotus tak akan membiarkan hal itu terjadi dengan mudah. Lotus berpikir sudah gila ketika dia tak sengaja bercerita pada Nicole  yang merupakan pria asing, tentang suasana hatinya yang kurang baik saat ini gara-gara Elion.

Tentu saja pria itu dengan pintar memanfaatkan situasi, langsung mengajaknya untuk bertemu dan menunjukkan sikap simpati.

Lotus malu sebenarnya, tetapi sudah terlanjur. Lagipula dia memang sedang membutuhkan penghiburan dan Nicole ada menawarkan hal itu secara cuma-cuma.

Sekalian sambil mengembalikan pakaian pria itu yang sudah di pinjamnya tempo hari.

Mereka membuat janji untuk pergi ke sebuah kedai yang tak jauh dari rumah Lotus, atas ide gadis itu sendiri. Kedai sederhana yang cukup terkenal dan memiliki rating tinggi dalam urusan cita rasa makanan.

Lotus sengaja akan mentraktir Nicole dan pria itu sama sekali tidak keberatan makan di kedai sederhana. Dia menghargai usaha Lotus mengajaknya makan bersama dan itu sudah lebih dari cukup membuatnya merasa senang.

Hanya memandang wajahnya seharian pun rasanya Nicole tak akan  menolak. Lotus datang dengan sweater merah mudanya dan celana jeans panjang yang membungkus kaki jenjangnya. Terlihat manis sekali.

Tanpa riasan sama sekali, terlihat sederhana namun menawan.

Gadis itu menenteng paperbag berisi bajunya yang sudah di cuci bersih dan di setrika licin. Nicole tersenyum lebar, ia menyambut Lotus dan meminta tangan gadis itu untuk ia cium. Lotus memberikan reaksi tersipu malu-malu.

Keduanya akhirnya memesan makanan cukup berat. Dan mengambil tempat paling sepi di pojokan.

Nicole tak henti-hentinya menggenggam tangan Lotus, yang gadis itu rasa berlebihan. Namun tak berupaya untuk melarangnya. Untuk ukuran baru kenal langkah yang diambil Nicole terlalu berani dan cepat.

"Maaf aku hanya mampu mentraktir mu di tempat seperti ini"  Ucap Lotus menyesal. Dia tau Nicole bukan orang biasa. Dan ia hanya mampu mentraktir pria itu di tempat sederhana, tetapi Lotus bisa menjamin bahwa makanan disini sangat lezat. Semoga sesuai dengan selera pria itu.

"Tak masalah, justru aku sangat senang" Jawab Nicole ringan.

"Aku sekalian mengambalikan baju ini, terimakasih banyak. Dan maaf merepotkan. Aku benar-benar menyesal atas apa yang terjadi pada malam Minggu"  Sesal Lotus.

Nicole menggelangkan kepalanya, lalu  menyentuh kepala Lotus dan mengusapnya dengan lembut.  "Aku sama sekali tidak berpikir kau merepotkan. Senang bisa membantumu, dengan itu aku bisa berkenalan dengan mu lebih jauh"

"Sekali lagi terimakasi" Ucap Lotus malu.

Lotus Kemudian menunduk dengan wajah memerah ketika ia tak sengaja melihat bekas keunguan masih terlihat jelas di leher Nicole. Dan itu adalah ulahnya. Tetapi Nicole sama sekali tampak tidak malu dan berusaha menutupi hal itu.

Seolah ingin menunjukan kepadanya. Atau mengejeknya mungkin?

Seorang pelayan datang mengantarkan pesanan ke meja mereka dan Nicole menerimanya dengan sopan, pria itu juga berterimakasih. Lalu dengan cekatan ia malah melayani Lotus. Membantu gadis itu untuk berbagai hal dan bertanya apakah ada yang kurang. Lotus menggelang pelan.

Kemudian Lotus dapat melihat tatapan kagum dari pelayan yang terlihat masih remaja itu terarah pada Nicole. Pria itu memang sangat tampan dan ramah. Dia begitu mencolok di kedai, padahal penampilan pria itu sangat sederhana dengan kaos hitamnya yang di padukan dengan celana Jeans robek namun tidak bisa menyembunyikan auranya yang mahal dan seperti model, Nicole adalah pria blasteran paling tampan yang pernah Lotus lihat.

Sambil makan mereka mengobrol dengan santai. "Aku sudah tau namamu, tapi aku belum tau banyak tentangmu. Jadi apa pekerjaan mu nona Lotus?" Tanya Nicole bersemangat. 

"Aku hanya karyawan biasa di sebuah perusahaan" Jawab Lotus jujur.

"Adhikara group bukan?" Tanya Nicole lagi untuk memastikan.

"Ya disana"

"Lalu rumah mu?"

"Rumahku tak jauh dari sini, aku tinggal di perumahan kumuh dekat sini"

Nicole mengerutkan keningnya tak suka mendengar jawaban Lotus. "Jarak rumah ke kantor mu sangat jauh. Kau naik kendaraan umum setiap hari?"

"Yah begitulah"

"Kau wanita yang hebat" tutur Nicole hampir tak percaya. Dia memuji gadis itu dengan tulus.Pria itu dapat membayangkan stress nya naik kendaraan umum setiap hari dengan jarak tempuh cukup jauh.

"Tidak juga" tukas Lotus. Dia terpaksa dan tidak memiliki pilihan selain itu, bukan karena hebat.

Nicole hanya tersenyum. "Di pesan kau mengatakan sedang dalam suasana tak baik. Jadi kenapa?"

Sebelum menjawab pertanyaan penuh perhatian dari Nicole, Lotus menghela nafas. "Aku mendapatkan tawaran untuk menjadi seorang asisten pribadi direktur perusahaan. Gajinya berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan menjadi karyawan biasa. Selain itu aku bisa mendapatkan pengalaman lebih luas tidak hanya diam seharian di depan layar komputer dan tak akan ada peningkatan.  Namun masalahnya direktur ku adalah orang yang cukup menyebalkan. Aku dibuat pusing olehnya.  Dia juga sering marah dan bersikap aneh. Menurut mu bagaimana?" Lotus meminta saran  pada Nicole. Tetapi dia tak bercerita bagian bahwa Elion seperti sedang bermain-main. Seperti kerap mencuri ciuman atau kejadian di bawah kolong meja.

"Tergantung, kau masih bisa mengatasinya atau tidak. Jika merasa masih bisa, lebih baik kau mengambilnya. Kesempatan tak datang dua kali" Sarannya.

"Ya benar"  Lotus membenarkan saran Nicole.

Tapi dia juga tak menceritakan kisah lengkapnya tentang sikap Elion. Jika ia bercerita spesifik tentang cerita bahwa ia kenal dengan direkturnya semasa SMA, dengan sikapnya yang menunjukan kebaikan, lalu melecehkannya hari ini, mungkin Nicole akan berpendapat berbeda kan? Atau haruskah ia bercerita bahwa dulu dia perundung jahat.

"Atau kau keluar saja. Bekerja denganku. Aku punya banyak pekerjaan untuk mu. Lebih menjamin" tawar Nicole.

Lotus tertawa dan tak menganggap ucapan pria itu benar-benar serius.

"Lalu bagaimamana dengan mu, ceritakan!" Kini Lotus bergantian ingin mendengarkan tentang pria itu.

"Aku hanya pria biasa yang menghabiskan waktu berdiam di studio dan keluar sesekali jika ada proyek di luar studio. Malamnya berkunjung ke bar. Sebenarnya bar itu bukan benar-benar milik ku. Itu milik kakak ku. Dan sekarang akulah yang mengolah semuanya"

"Oh begitu. Kau pria yang luar biasa" puji Lotus"

"Ya kau tahu Lotus—"

Ucapan Nicole terpotong ketika suara ponsel Lotus berdering sangat nyaring dan mengganggu.

Lotus mengecek ponselnya untuk menemukan pesan dan panggilan telepon dari Elion. Lotus kemudian mematikan dering di teleponnya.

"Kenapa tak diangkat?" Tanya Nicole penasaran.

"Ah bukan apa-apa tidak penting sama sekali" jawab Lotus singkat.

"Ayo lanjutkan"

Nicole tersenyum lebar mendengarnya. Dia senang Lotus menunjukkan ke tertarikan "Kau tau, aku bukan pria hebat sama sekali"

"Tapi di mataku tidak begitu" Ucap Lotus.

"Benarkah? Apa itu berarti baik?" Nicole bertanya penuh pengharapan dengan mata berbinar.

"Tentu saja" Jawab Lotus lugas. Dia menyukai Nicole kalo boleh jujur, pria itu baik dan menyenangkan, visualnya luar biasa tampan, ramah. Dan yang terpenting pria itu sopan tidak mengambil kesempatan aneh ketika dia mabuk—padahal ia menggoda pria itu, Juga merawatnya dengan sangat baik.

Nicole tertawa ringan. "Senang mendengarnya"

Jika ditanya apa yang membuat Nicole menyukai Lotus alasannya adalah karena kecantikannya. Itu Ketika mereka pertama' kali bertemu. Padahal jika diukur melalui cantik, Nicole sering bertemu gadis yang lebih cantik dari Lotus. Baik selebritis maupun non. Tapi entah kenapa berbeda auranya. Lotus meski di tutupi riasan tebal dan pakaian terbuka dan terkesan nakal namun masih tak bisa menyembunyikan betapa menariknya ia jika pun tak memakai riasan, dan begitu murni.

Nicole semakin suka saat melihat Lotus yang sederhana tanpa riasan. Seperti seorang gadis SMA kalo boleh jujur.

Lagi-lagi ponsel Lotus bergetar. Lotus berniat untuk mematikan ponselnya namun Nicole melarangnya, pria itu menyuruh Lotus mengecek ponselnya takut kalau-kalau ada sesuatu yang penting dari seseorang karena ponselnya terus-menerus berbunyi.

Lotus tersenyum tak enak dan mengecek ponselnya. Ternyata Elion menerornya dengan berbagai pesan dan juga telpon. Akhirnya Lotus memutuskan mengangkat telepon pria itu dan meminta ijin pergi dari hadapan Nicole.

"Ada apa?" Tanya Lotus ketus begitu mengangkat telepon dari Elion, si tersangka penganggu.

"Kau tidak punya sopan santu bicara dengan atasan mu"   Jawab seseorang di seberang sana dengan suara beratnya.

Lotus merotasikan matanya dan berbicara ulang dengan nada berbeda. "Halo, tuan, permisi ada perlu apa menelpon saya malam-malam?"

Terdengar suara kekehan nyaring disana. "Kau dimana sebenarnya? Aku sedang berada depan rumah mu"

Lotud mengerutkan keningnya. "Sedang apa?!" Tanyanya.

"Aku sedang ada urusan diluar!" lanjutnya buru-buru.

Dia tak memperdulikan apakah yang Elion katakan benar atau hanya sedang menggodanya. Untuk apa pria itu berkunjung kerumahnya malam-malam? Seperti tidak ada urusan lain. Dia masih ingin menikmati makan malamnya bersama Nicole.

"Aku tak peduli, cepat pulang sekarang" Perintahnya menuntut.

"Aku tidak mau, aku sedang sibuk" Jawab Lotus tak mau mengalah.

"Pulang sekarang!!" Katanya lagi, kali ini lebih tajam dan penuh penekanan seolah sedang mengancam.

Lotus tidak menjawab perkataan pria itu. Tetapi dia mendengar suara Elion yang terkesan mutlak dan tak ingin di bantah.  Sebenarnya, dia bisa saja mengabaikan ucapan pria itu dan melanjutkan acaranya bersama Nicole tapi Lotus merasa firasatnya buruk jika di biarkan.

Jadi dia kembali untuk meminta ijin untuk pulang kepada Nicole. Pria itu keberatan melepaskannya dan menawarkan diri untuk mengantarnya.

Namun Lotus menolak dengan keras kepala. Dia meminta maaf pada Nicole atas apa yang terjadi.

"Aku berjanji akan menemui mu lagi lain kali. Aku benar-benar minta maaf harus pergi" Lotus benar-benar merasa menyesal sekaligus tak enak hati.

"Kau memang harus menemui ku lagi.  yakin tak mau diantar?" Tanya Nicole memastikan.

"Ya aku yakin, setelah ini aku akan mengirimkan pesan dan menjelaskan apa yang terjadi. Maaf ya sekali lagi. Dan terimakasih"

Nicole mengangguk pelan, dengan raut wajah yang tampak kecewa.

Dan Lotus bisa menangkap hal itu namun tak mempunyai pilihan gara-gara Elion.

Jadi ketika Lotus sudah berjalan pergi dan berada di ambang pintu keluar,  dia kembali lagi untuk menghampiri Nicole.

"Ada yang tertinggal?" Tanya pria itu bingung.

"Ada" Jawab Lotus cepat sebelum keberaniannya menghilang.

Gadis itu kemudian mengecup bibir Nicole sekilas.

"Selamat malam" Bisiknya di depan bibir Nicole sebelum berlari keluar.

Nicole diam mematung di tempatnya, seolah jiwanya diambil lari oleh Lotus dan dilepaskan begitu saja hingga naik ke langit meninggalkan raganya.

Kenapa Lotus sangat manis?

Dia tidak pernah di buat salah tingkah oleh Seorang wanita sebelumnya.

Malam itu Nicole tidak melunturkan senyum dari bibirnya.

TBC.

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!