NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11

Sukma buru-buru menemui mama mertuanya. Tanpa menitipkan Sifa dan Naya kepada Sandra. Karena Sukma tidak menggunakan jasa babysitter sekarang, setelah kedua putrinya besar.

"Kamu kenapa dipanggil lama sekali? Jam berapa tadi Surti panggil kamu?" cetus Utami mendelik.

"Maaf, Ma. Sifa dan Naya tidak ada yang awasi. Jadi tadi aku berniat menitipkan mereka kepada mbak Sandra. Tapi ternyata mbak Sandra sedang tidur!" jawab Sukma berbohong soal Sandra.

"Makanya, jangan so so jadi Ibu yang baik, dan teladan. Repot kan kamu! Udah sewa babysitter lagi aja, hidup kok dibikin susah!" Utami lagi-lagi mendelik kepada menantunya.

"Iya Ma, maaf. Tapi aku masih bisa menjaga mereka kok! Karena aku pun tidak ada kerjaan. Lagi pula, seorang pengasuh dan guru yang baik untuk seorang anak, adalah ibunya." jawab Sukma menunduk.

"Dasar menantu tak tau diuntung. Masih mending saya mau tawarin jasa pengasuh anakmu. Meskipun mereka tidak ada gunanya di rumah ini!" ucap Utami, dan kata-kata itu begitu panas terdengar di telinga Sukma.

"Cukup!!! Cukup Ma, aku sudah tidak kuat lagi. Mama boleh, menghinaku, menganggap aku ini rendah. Tapi please… jangan rendahkan, dan hina kedua putriku Sifa dan Naya. Walau bagaimanapun dalam tubuh mereka, mengalir darah tuan muda. Dan mereka adalah darah daging Mama juga. Meskipun Mama terus menyangkalnya, dan tidak mau menerima kehadiran mereka!" jawab Sukma dengan dada yang turun naik. Meluapkan semua amarah dan sesak di dadanya selama ini.

"Beraninya kamu Sukma! Sejak kapan kamu berani meninggikan suaramu di rumah ini? Mau kamu, dan kedua putrimu hidup jadi gembel di jalanan??" hardik Utami begitu marah.

"Aku tidak takut Ma, percuma hidup mewah di rumah ini. Tapi batinku tersiksa dan tidak bahagia." jawab Sukma tak gentar.

"Berani, kamu nantangin saya ya! Awas ya kamu Sukma. Jangan salahkan saya. Jika Arya pulang nanti. Dia akan saya suruh menceraikan kamu!" ancam Utami.

"Ohh… silahkan! Aku tidak peduli, bercerai dengan tuan muda, mungkin adalah yang terbaik untukku dan kedua putriku! Permisi Ma!" jawab Sukma lalu berlari menuju kamarnya.

"Dasar menantu durhaka kamu, Sukma!!!" Utami membulatkan matanya dengan wajah yang memerah karena, seumur-umur baru kali ini Sukma berani melawannya.

"Kenapa kalian masih disini? Kalian menonton saya?? Bubar!!!" sentak Utami kepada para pelayannya.

"I-iya ma-maaf nyonya!" jawab mereka lalu pergi.

"Secepatnya aku harus bicara kepada Arya, soal Sukma. Dia sudah mulai kurang ajar kepadaku." batin wanita itu kesal.

Sementara Sukma saat ini. Menjatuhkan dirinya di atas kasur, sembari menangis. Sifa dan Naya, hanya saling pandang saat melihat mama mereka menangis tersedu-sedu, dengan muka di tutupi bantal.

Sifa dan Naya, menghampiri mama mereka. Saat keduanya sedang main boneka-bonekaan.

"Mama, kenapa menangis?" tanya dua gadis kecil itu sembari mengelus rambut mamanya.

Sukma mendongakan wajahnya, kepada dua malaikat kecil yang selalu menjadi penyemangat, dan penghiburnya selama ini.

"Mama tidak apa-apa kok sayang. Mama hanya sakit kepala saja!" jawab Sukma lalu memeluk kedua putrinya, dan menciumi keduanya.

Sifa berusia lima tahun dan dia adalah putri pertama Sukma, dan sedikit tidak nya Sifa sudah tau, dan mengerti, saat mamanya sedang sedih. Sedangkan Naya yang masih berusia empat tahun, gadis kecil itu pun seolah terbawa oleh kakaknya.

Tangan dua gadis kecil itu. Mengusap air mata yang membasahi pipi mama mereka. Lalu mereka memegang tangan sang mama, sambil ikut menangis.

"Mama, dimarahi grandma lagi? Mama, mari kita pergi dari sini! Karena kami pun, tidak betah disini, grandma suka marah-marah, dan bentak kami. Padahal kami tidak salah, benarkan Naya?" ucap Sifa kepada adiknya.

"Iya, Mama. Kata Kak Sifa itu benar!" balas Naya.

"Mama, sebenarnya ingin pergi dari sini, tapi. Kita akan pergi kemana? Orang tua Mama sudah tiada Nak, yaitu kakek dan nenek kalian," jawab Sukma seraya mengelus kepala kedua putrinya.

"Mama, bagaimana kalau kita mengontrak rumah saja? Sifa suka lihat di televisi. Ada seorang istri kabur dari rumah, dan dia mengontrak rumah," ucap Sifa begitu polos.

"Hah… di televisi? Sifa dan Naya suka lihat sinetron? Astagfirullah.. itu gak boleh Nak, kalian masih kecil sayang!" Sukma tampak begitu kaget.

"Kami tidak sengaja menontonnya Ma, itu Mama yang nonton. Saat kami sedang bermain. Nah saat Mama ketiduran, kami, yang melanjutkan menonton, benar kan Naya?" jawab Sifa. Sedangkan Naya hanya mengangguk saja.

"Tapi itu tidak boleh ya. Maafkan Mama ya, itu juga salah Mama, menonton acara sinetron dewasa, di hadapan kalian!" ucap Sukma lalu memeluk kedua putrinya.

***

Esok hari.

Alina dan Arya sudah kembali lagi ke hotel mereka, yang pertama. Gadis itu tampak begitu bahagia, namun kebahagiaannya itu seketika lenyap, saat Arya mengajaknya pulang ke rumah.

"Tuan, sehari lagi ya! Aku ingin menginap disini!" rengek Alina.

"Tidak bisa. Jatah menginap disini sudah habis. Dan saya hanya izin libur tiga hari dari kantor." jawab Arya tegas.

"Tuan Muda kan, pimpinan di perusahaan dan Tuan menjabat sebagai CEO, jadi Tuan bebas, tidak usah izin kalau mau libur." jawab gadis itu.

"Sudah, tidak usah banyak protes. Cepat kemasi barang-barangmu!" suruh Arya kepada Alina.

Gadis itu hanya menurut saja, meskipun bibirnya berubah jadi mengerucut.

"Kembali lagi ke laptop, kirain tuan muda, sudah berubah dari kardun ke pangeran. Eh tetap saja masih kardun,," gumam gadis itu, sembari mengemasi barang-barangnya.

Daun kuping Arya gerak-gerak, saat mendengar sang istri ngedumel lagi padanya. Tentu dia paham, Alina pasti tidak ingin cepat-cepat kembali ke rumah.

"Barusan, mama telpon. Katanya saya harus segera pulang. Ini urusannya sangat urgent, banget. Saya janji nanti kapan-kapan kita main lagi, biar kamu tidak jenuh di rumah. Dan kalau perlu kamu nanti menginap di rumah orang tuamu bagaimana?" tawar Arya kepada istrinya.

"Serius, Tuan??" Hidung gadis itu kembang kempis. Karena merasa bahagia sekaligus merasa diperhatikan.

"Iya… masa saya bohong. Dan bila saya lupa kamu boleh ingetin."

"Caranya?"

"Ya bilang, sama saya!"

"Iya, caranya? Aku susah nyari Tuan, jika sudah ada di rumah," jawab gadis itu.

"Suruh dua pelayan kamu nanti untuk bilang ke saya, atau pakai itu hp kamu, disitu ada kan nomor ponsel saya!" tukas pria itu.

"Ou iya, aku lupa, hehe…" gadis itu nyengir.

"Tuan, maaf. Mbak Sukma pernah bilang sama aku. Kalau, kami para istri tidak diperbolehkan punya akun medsos apapun! Masa Tuan Muda, setega itu sih? Lalu apa gunanya kami pegang hp mahal. Jujur aku pun berasa mimpi, punya hp mahal berlogo apel bekas digigit. Tapi mubazir Tuan, jika isinya, hanya nomor suami dan mertua saja!" ungkap Alina, sembari menggigit bibir bawahnya. Takut nanti diomelin suaminya.

"Jadi maksud kamu, hp kamu itu, mau di masukin penghuni baru? Kamu mau simpan nomor siapa memangnya?" Arya menautkan alisnya.

"Bukan, ingin menyimpan nomor orang. Tapi maksudnya aku ingin akun medsos ku dulu, bisa diunduh di hp ini, begitu," jelas gadis itu tersenyum sembari hidungnya kembang kempis.

Arya, sedikit agak menahan tawa, melihat tingkah istri kecilnya itu. "Usia kamu berapa, sekarang?" tanyanya.

"22 tahun kurang dua bulan, Tuan." jawab Alina. "Kenapa sih, kok Tuan, menanyakan umurku?"

"Pantas saja. Ternyata kamu masih bocah, hahaha…" tawa Arya, akhirnya memecah.

"Kok, bocah? Aku segede begini, di bilang bocah sih?" bibir mungil gadis itu mengerucut lagi.

"Ya sudah, kamu boleh memakai kembali akun medsosmu. Tapi sini hp kamu!"

"Untuk apa, Tuan?"

Tangan gadis itu, dengan cepat menyembunyikan ponselnya kebelakang tubuhnya.

"Tenang, saya tidak mungkin merebut hp kamu. Saya juga punya," ucap Arya, tak henti menahan tawanya.

Akhirnya Alina memberikan hpnya, meskipun agak sedikit tidak rela. Takutnya hp itu disita suaminya, gara-gara dia ingin mempunyai akun medsos kembali.

Arya membuka ponsel milik istrinya. Lalu dia masuk ke sebuah aplikasi penyadap tersembunyi, yang ada di ponsel istrinya. "Apa yang mau kamu, download?" tanyanya.

"Face****, insta****, tik***. Udah itu aja." jawab Alina.

Arya kemudian, mengunduh aplikasi tersebut. Setelah semuanya terinstal di ponsel istrinya. Arya lalu masuk ke aplikasi tadi. Setelah itu, dia mengeluarkan, aplikasi yang barusan dia unduh. Dari aplikasi penyadap itu.

"Nih, tinggal kamu pakai, saja. Tapi ingat, kamu pakai itu diam-diam, jangan sampai mama tau. Jujur hp kamu itu, udah ada alat penyadapnya. Jadi setiap gerak-gerik kamu, dapat mama ketahui." ucap pria itu, seraya menyodorkan hp di tangannya.

"Hah… penyadap? Kalau begitu untuk apa aku punya itu semua, kalau ujung-ujungnya ketahuan mama juga?" mimik wajah Alina jadi acem.

"Aman, saya sudah pastikan kalau, mama tidak akan bisa mengetahuinya. Tapi ingat kamu jangan coba-coba mengunduh apapun, karena kamu pasti ketahuan mama!" pesan Arya kepada sang istri.

"Lalu, kalau aku chat, atau telepon Tuan, mama tau isinya?"

"Tidak, khusus untuk nomor saya. Mama tidak tau, kecuali kamu menghubungi orang lain lewat hp kamu itu,"

"Terus-terus… kan di hp ini, tidak ada nomor ayah, ataupun adikku Aura, dan aku ingin menghubungi mereka lewat akun medsos aja. Mama tidak akan tau kan?"

Gadis itu, mencoba memastikan keamanannya.

"Iya, tidak, mama tidak akan tau. Tapi ya begitu, kata saya tadi. Kamu jangan mencoba menghubungi orang tua, atau temanmu kecuali, dari aplikasi yang baru tadi saya unduhkan!" jelas Arya.

Gadis itu, akhirnya manggut-manggut. Tandanya kalau dia sudah paham.

"Terimakasih ya, Tuan!" ucapnya tersenyum begitu manis.

"Ya. Sama-sama, ayo buruan kamu sudah beres? Kita harus segera pulang!" jawab Arya, lalu mengajak sang istri pulang kerumah.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!