NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tak berujung

..."karang yang berdiri ditengah samudra biru, diterjang ombak dan badai tanpa ada persiapan apapun...ia hanya berusaha untuk tetap berdiri di sana, membiarkan ombak itu mengikis dirinya hingga akhir waktu yang tak ditentukan..."...

...✓✓✓...

tuhan telah mengambil mu

tuhan telah mengambil ragamu dariku

tuhan telah mengambil jiwamu dalam diriku

tuhan telah mengambil hidupku

tuhan tak lagi mengizinkan ku untuk mencintaimu secara nyata di sisiku

tuhan tak lagi mengizinkan kita berdua untuk berdiri di atas bumiNya

tuhan mengambil segalanya dariku, dan hanya menyisakan sebuah kenangan yang begitu menyesakkan ketika ku kenang...

membiarkan aku tersiksa dengan rasa yang telah ku habiska hanya untukmu, bahkan tak ku sisakan untuk diriku sendiri disini...

merasakan rasa rindu yang berkepanjangan, rasa rindu yang tak akan pernah bisa terobati itu...

sama seperti karang di samudra biru yang selalu diterjang oleh ombak dan badai. aku pun sama sepertinya, mencoba tetap berdiri sendiri di sini, selalu berusaha untuk bertahan agar tetap bisa berpijak diatas bumi ini...

seolah duniaku telah berhenti, namun dunia tetap berputar seperti biasanya...mereka bahkan tak membiarkanku untuk merasakan kehangatan bumi ini lagi...

namun dibalik semua itu, ada sebuah tekad di dalam hati ku ini...

bukan untuk melupakan segala rindu dan kenangan bersamamu dulu, namun sebuah tekad untuk diriku sendiri, agar bisa bertahan sampai akhir disini,

tanpa dirimu...

✓✓✓

jovandra terbangun dari tidurnya, nafasnya terengah dan terasa berat, keringat mengalir membanjiri sebagian tubuhnya.

pukul 02.00

masih dini hari ternyata...

berniat mengambil air dingin di dapur karna tenggorokannya merasa sangat kering.

jovandra mendudukkan diri di kursi dekat meja bar sembari meneguk air dingin yang sudah ia keluarkan dari lemari es.

kepalanya masih memikirkan mimpi yang baru saja ia alami, sebuah mimpi yang selalu datang dalam tidurnya.

entah karena terlalu larut dalam kesedihan nya ataupun memang hanya bunga dalam tidurnya.

"mau dengan seribu cara apapun kita meminta tuhan untuk mengembalikan mereka yang telah menjadi abu, tuhan tak akan pernah bisa mengabulkan yang satu itu..."

"tak harus melupakan segalanya, karna memang sifat alamiah manusia yang sudah seperti itu sejak dulu. kamu hanya perlu berjalan dengan waktu...mencoba bangkit setidaknya untuk diri kamu sendiri..."

"apa yang tuhan ambil dari kita, percayalah... tuhan akan menggantikannya dengan yang lebih, bahkan sesuatu yang tak pernah kau sangka kedatangannya"

jovandra masih teringat jelas dengan ucapan yang dikatakan oleh dokter psikiater yang menangani dirinya, dan dokter itu benar...

nyatanya, sudah sejauh ini ia menangis meraung di makam istrinya, ila tak akan pernah bisa kembali lagi ke dunia ini...

"mas andra tidak tidur?"

sebuah suara membuyarkan lamunan jovandra kali ini

"tadi kebangun mbak, haus"

mbak sani mengangguk, jovandra tau bahwa mbak sani memang selalu bangun dini hari guna melakukan ibadah sholat tahajud karna beliau adalah seorang muslim.

...✓✓✓...

"gimana kemaren jo?"

"gimana apanya?"

jerry, seorang sahabat yang sudah me-rekomendasi-kan seorang dokter psikiater kepada jovandra, bertanya ingin tau tentang keadaan laki-laki itu setelah mendatangi sebuah dokter psikiater.

"kemaren lo jadi dateng ke psikiater kan?"

jovandra hanya mengangguk

"terus gimana?"

"ya ngga gimana-gimana, dokter yang waktu itu lo kasih kartu namanya ke gue, beliau waktu itu lagi berhalangan untuk hadir, jadi gue konsultasi sama dokter lain" jelas jovandra kepada jerry

"serius?"

"hmm...namanya dokter serayu"

"serayu denada?"

"lo tau beliau?"

"dia kan pernah satu kampus sama mendiang nilam dulu"

jovandra menghela nafasnya, rasanya masih begitu sesak ketika ia mendengar nama dari wanita yang sangat ia cintai itu.

"terus konsultasinya lancar?"

"ya lancar-lancar aja, udah dua kali pertemuan sejauh ini si baik-baik aja menurut gue" jovandra menjeda perkataan nya sebentar

"meskipun rasanya masih sama aja, tapi menurut gue sesi konsultasinya nyaman karna orangnya terlampau lembut dan bisa mengerti pasiennya" lanjutnya

jerry mengangguk, "gue pernah denger sedikit tentang serayu, ia orangnya emang begitu. kabarnya, banyak pasien serayu yang cocok konsultasi sama dia, dan ada beberapa juga yang udah bisa keluar dari zona kelabu itu"

jovandra melamun kembali, jujur saja dirinya tak yakin apakah bisa bangkit dan melewati semuanya, tapi ia juga ingin sekali keluar dari zona kelabu ini.

zona yang membuat dirinya merasakan mati rasa dan kehilangan sebuah gairah untuk hidup.

zona yang membuat dirinya terbelenggu dalam masa lalu yang membuatnya tak ingin mencintai yang lain bahkan dirinya sendiri.

zona yang telah mengambil sebagian dari hidupnya...

"yang semangat jo, lo harus bisa bangkit dari zona itu...gue disini, kalo ada sesuatu yang ngga bisa lo bagi sama gue, lo bisa bagi sama dokter yang nanganin jiwa lo"

jovandra bersyukur, setidaknya masih ada orang-orang baik di dekatnya saat ini yang mengerti tentang jiwanya...

...✓✓✓...

sore ini, jovandra mengunjungi sebuah pusara, pusara yang sama yang selalu ia datangi 7 bulan terakhir ini.

kali ini ia tak bersimpuh lagi, jovandra hanya meletakan sebuah bucket bunga mawar merah yang telah ia siapkan sebelum kesini.

jovandra sudah memantapkan dirinya, menahan segala air mata yang selalu ia tumbahkan ketika mengunjungi pusara ini.

tak lama ia berdiri di sana, kini jovandra sudah berada di mobil miliknya kembali dan berniat mengunjungi rumah sakit guna melakukan konsultasi sesi lanjutannya dengan psikiater disana.

"Gimana kabarnya, jovandra?"

Tanya seorang dokter wanita dengan antusias saat bertemu dengan salah satu pasien miliknya.

"Seperti yang terlihat, bu"

Dokter itu menyunggingkan senyum nya simpul, merasakan sebuah atmosfer yang sedikit berbeda saat jovandra memanggilnya dengan sebutan bu barusan.

Bukan hal penting, tapi ia merasa sedikit tak nyaman saja karna belum pernah ada seorang pasien yang memanggil dirinya seperti itu.

"Baik...bisa kita mulai sesi konsultasi hari ini?"

"Silahkan"

"Gimana hari-hari kamu? Lelah atau sangat lelah? Ada yang mau diceritakan?"

Seperti dejavu...

"Halo jovandra, kamu dengar saya?"

"A-ah iya saya dengar, maaf karna kurang fokus. Hari ini saya full di lapangan jadi sedikit lelah"

"Uhmm...saya ngerti kok, buat sebagian orang emang seperti itu setelah ketemu sama orang banyak. Beberapa dari mereka bilang kalau bersosialisasi terlalu lama sama banyak orang itu menguras energi banget"

"Memang benar"

"Lauk makan siang kamu hari ini apa jovandra?"

Jovandra sempat bingung dengan pertanyaan dari dokter di depannya, mungkin karna sedikit keluar dari pembahasan pokok mereka. Tapi meski begitu, jovandra tetap menjawab semua yang ditanyakan oleh dokter serayu.

"Hari ini menu makan siang saya aglio olio. Sebenernya saya mau makan bebek packing hari ini. Tapi jerry ngajak saya buat ke salah satu restaurant western punya dia, jadi saya ikut aja"

Serayu sempat terdiam saat mendengar sebuah nama yang baru sana disebut oleh jovandra. Tapi kesadaran dokter wanita itu kembali dengan cepat.

"Bagus dong, punya temen makan itu lebih asik daripada makan sendirian kan?"

"Lumayan bu"

"Terus gimana? Pasta nya enak?"

"Lumayan lah, tapi saya lebih suka makanan korea sebenernya"

"Wah kebetulan banget jo, saya juga suka makanan korea. Nanti kapan-kapan saya ajak kamu ke tempat langganan saya, oke?"

Jovandra mengacungkan jempolnya seperti halnya serayu.

"Jadi, gimana? Hari ini melelahkan?"

Kembali lagi ke pembahasan awal, jovandra...

Jovandra terdiam sejenak, mengumpulkan energinya yang merasa tiba-tiba hilang entah kemana saat serayu menanyakan tentang hari ini. Hanya hari ini saja, jovandra...bukan yang lain...

"Hari ini cukup melelahkan. Sebelum kesini, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat ila"

"Kamu suka bawa bunga apa kalau kesana?"

"Saya suka bawa bunga mawar putih, tapi ila lebih suka tulip putih. Jadi saya selang seling buat gantian biar ila ngga bosen"

"Ngga masalah jo, ila pasti bakal ngerti"

To be continued...

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!