NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6th : Worried

Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi putri sulung mereka masih tak kunjung pulang. Aletta yang duduk di sofa sembari tak henti - hentinya memanjatkan doa dengan kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya. Sedangkan Jack berdiri menghadap pintu utama yang terbuat dari kaca sembari berharap cemas putri sulungnya akan pulang.

"Sebaiknya kamu istirahat! Ini sudah malam" seru Jack tanpa berbalik.

"Bagaimana bisa aku istirahat? Jika putriku hilang seperti ini. Kamu pikir aku akan tenang.." bantah Aletta.

Selang beberapa saat, terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah mereka. Jack pun dapat melihat jika mobil itu merupakan mobil milik Alya, putri sulungnya.

Aletta pun bangkit dari tempatnya dan menunggu di depan pintu. Kemudian, pintu itu terbuka dan menampilkan putri sulung mereka. Alya tersentak saat menyadari kehadiran kedua orang tuanya.

"Mommy?! Daddy?! Kenapa kalian belum.. tidur?"seru Alya dengan kepala menunduk tak berani menatap mata kedua orang tuanya.

"Alya, kamu darimana saja? Mommy khawatir sama kamu.." cerocos Aletta dengan tatapan cemasnya. Alya yang merasa tak tega pun mendekap Aletta lalu mengelus - elus lembut lengannya berusaha menenangkan sang ibu.

"Alya baik - baik aja kok, mommy tenang aja! Tadi Alya hanya ada urusan..."

Karena Alya janji.. Alya akan melindungi kalian sampai napas terakhirku sendiri. Alya tidak akan membiarkan kalian terluka. Alya janji... Sambungnya dalam hati.

"Alya sudah pulang dan dia baik - baik saja. Sekarang kamu masuk dan istirahatlah!! Ini sudah malam" titah Jack pada Aletta yang segera dibalas sebuah anggukan dari sang istri. Aletta pun melangkahkan kakinya menuju kamar menyisakan Jack dan Alya yang tak saling membuka suara.

Setelah memastikan sang istri masuk ke dalam kamar, Jack pun mulai menatap serius ke arah putri sulungnya yang sejak tadi memasang wajah polosnya.

"Kemana kamu pergi tadi?" Tanya Jack dengan kedua tangan dimasukkan le dalam saku celananya.

"Ke suatu tempat, dad" jawab Alya ragu. Namun, lagi - lagi ia teringat tentang pembicaraannya dengan gadis itu yang membuatnya mau tak mau berbohong. "Temanku dari Filipina mengajakku ketemuan, itu semacam reuni, dad" tambahnya.

"Kenapa kamu melarikan diri dari pengawasan daddy?"

"Alya tidak melarikan diri... Tadi Alya memang berbelok di gang kecil, tapi itu Alya lakukan untuk menjemput temanku untuk ikut bersamaku" bohongnya berusaha meyakinkan Jack.

"Apa kau yakin dengan semua perkataanmu? Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan?" selidik sang ayah dengan tangan terlipat di dadanya.

"I'm sure, dad" jawabnya berusaha tetap tenang.

"Ya sudah. Masuk dan istirahatlah!" titah sang ayah lalu meninggalkan tempat itu. Alya pun bergegas menuju kamarnya.

🔫🔫🔫

Flashback ON

"Ck... I got you!" Alya berdecak sambil tersenyum licik.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan dari ku, nona? Apakah ketua kalian yang menginginkan hal ini terjadi? Atau ini hanya permainan mu saja?" timpal Alya yang terdengar tegas. Sementara, wanita di hadapannya hanya tertawa keras dengan kedua tangan bersedikap.

"Yang akan aku inginkan adalah 'KAU'!" jawab wanita itu sambil menunjuk ke arah Alya yang menatapnya aneh. "Jadi, siapapun yang berusaha melindungi mu akan aku singkirkan tanpa tersisa, termasuk keluarga mu." ancamnya dengan tatapan berubah tajam.

"Jika kau memang menginginkan aku, atas alasan apapun itu. Aku peringatkan kepada mu, jangan pernah sentuh keluarga ku!" balas Alya tak terima wanita itu juga menargetkan keluarganya. Tanpa berkata apapun lagi, Alya bergegas meninggalkan tempat itu. Yang membuat Alya merasa aneh, mereka sama sekali mengejarnya.

"Aku tidak peduli siapapun dia, jika dia berani menyentuh keluarga ku, maka akan aku pastikan siapa Alya yang sebenarnya!" gumamnya dengan jantung yang berdetak kencang. Dengan kedua matanya yang terfokus pada jalanan di depannya, Alya tidak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan melajukan mobilnya entah kemana tanpa tujuan yang jelas. Sampai akhirnya mobilnya berhenti di sebuah rest area yang biasa disinggahi pengendara mobil sebelum meninggalkan kota tersebut. Dengan kata lain, Alya sudah berada di perbatasan kota Salzburg.

Alih - alih ingin melanjutkan perjalanannya, Alya memilih memesan makanan melalui drive thru yang disediakan sebuah restoran. Setelahnya, Alya menyantap makanan sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Karena tiba-tiba saja ia teringat dengan keluarganya yang tidak tahu keberadaannya saat ini, pasti tengah mengkhawatirkan dirinya.

Flashback OFF

🔫🔫🔫

Alya merentangkan tangannya lebar - lebar lalu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Gadis itu selalu bangun siang saat hari minggu tiba. Ia berjalan menuju balkon kamarnya untuk merasakan udara pagi ini. Alya memejamkan matanya dan merasakan segemelintir udara pagi menerpa tubuhnya. Terdengar suara ketukan pada pintu kamarnya, Alya cepat - cepat menghentikan kegiatannya dan segera membukakan pintu kamarnya. Terlihat Audrey berdiri di depan pintu kamarnya masih dengan piyamanya.

"Ada apa?" tanya Alya to the point. Audrey pun melangkahkan kakinya sontak membuat Alya membuka jalan untuk Audrey masuk ke kamarnya.

"Aku ingin cerita sesuatu padamu" ucap Audrey sembari mendudukan bokongnya di pinggir ranjang Alya.

"Oh iya? Memangnya apa yang ingin kau ceritakan?" ceplos Alya lalu ikut duduk tepat di samping sang adik.

"Alya? Kau tahu aku bertemu dengan pria yang sangat tampan saat aku bersembunyi dari para bodyguard daddy.." ujar Audrey dengan tatapan menerawang. "Dia juga nenolongku saat itu.." sambungnya dengan senyuman mengembang di bibir tipisnya.

"Apa dia kuliah di tempat yang sama denganmu?" selidik Alya yang mulai penasaran.

"Iya. Tapi, sepertinya dia seniorku" jawab Alya.

"Begitu rupanya, adikku sekarang menyukai seorang pria yah.." ujar Alya yang terdengar seperti ejekan. "Kalo boleh tahu, siapa namanya?" tambah Alya yang berhasil membuat sang adik tersipu malu.

"Nanti saja aku yang kenalkan dia padamu" tanggap Audrey lalu bangkit dari posisinya. "Ya sudah kalo begitu aku kembali ke kamar. Hanya itu yang ingin aku ceritakan"

"Hm.."

Setelah itu, Audrey pergi meninggalkan Alya di kamarnya yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Semoga kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan.

Drrt... Drrt... Drrt...

Alya bergegas mengambil ponselnya yabg ada diatas nakas. Kemudian, menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah nama yang mungkin saat ini memang ingin ia temui. Tanpa sadar Alya menyunggingkan senyumannya.

"Hallo"

"Sedang apa?"

"Nothing. Aku baru saja bangun"

"Apa hari ini kau sibuk?"

"Kau ini ingin bicara apa? To the point saja!"

"Kau ini selalu saja tidak sabaran. Aku kan ingin basa - basi dulu.."

"Yah yah yah. Terserah kau saja"

"Apa kau ada waktu luang?"

"Yah, hari ini tidak ada yang aku kerjakan. Memang kenapa? Kau ingin bertemu denganku yah?"

Ucapan Alya berhasil membuat pria di sebrang sana tersipu malu lalu berdeham pelan.

"Yahk... Aku memang ingin bertemu denganmu. Karena aku merindukanmu.."

"Baiklah Tuan Kalbert, dimana aku bisa menemuimu?"

"Bagaimana kali ini aku yang menjemputmu?"

"Jangan! Aku tidak ingin daddy tahu. Nanti kau pasti akan menjadi bahan percobaannya.."

"Apakah dia sekejam itu?"

"Tidak juga sih. Hanya saja jangan sekarang"

"Ya sudah. Nanti kau naik taksi saja dan aku akan mengirimkan alamatnya"

"Okay.."

"Alya?"

"Hm"

"I miss you"

"Me too. See you.."

"See you"

Setelah sambungan telepon terputus Alya pun meletakkan kembali ponselnya di nakas lalu segera untuk bersiap - siap.

Alya mematut pantulan dirinya di cermin yang sudah rapi dengan croptee berwarna hitam serta celana joger bermotif army. Tak lupa sneakers putih dan slingbag hitamnya. Alya pun tersenyum simpul lalu mengambil jam tangannya yang ada diatas meja dan memakainya di tangan kiri. Setelah dirasa cukup, Alya pun keluar dari kamarnya dan berpamitan dengan Aletta yang kebetulan sedang ada di dapur.

"Morning, mom" sapa Alya lalu meminum susu yang sudah tersedia diatas meja.

"Kamu sudah rapi. Memangnya kamu mau kemana?" tanya Aletta sedikit bingung dengan penampilan putri sulungnya yang sudah rapi.

"Itu, mom.. Alya mau pergi sama teman" ucap Alya sembari mengalihkan pqndangannya.

"Teman? Yang mana?" tanya Aletta sengaja memojokkan putri sulungnya yang sontak membuat Alya menggaruk - garuk tengkuknya yang tiba - tiba terasa gatal.

"Ada pokoknya.." ujar Alya seadanya. "Ya udah, Alya berangkat dulu. Bye mom.." pamitnya lalu meninggalkan Aletta yang masih menatapnya dengan senyuman simpul tercetak di wajahnya.

🔫🔫🔫

Di sebuah gedung yang cukup tua dan merupakan markas dari sebuah kelompok mafia. Ada seorang gadis yang tengah memikirkan sesuatu hingga membuatnya menampilkan smirk khas miliknya.

Tiba - tiba terdengar suara salah satu anak buahnya yang membawa informasi untuk gadis itu.

"Informasi apa yang kau dapat?" tanya gadis itu to the point.

"Gary dan dua anak buahnya saat ini sedang mengawasi Alya.." ucapnya lalu terhenti sejenak.

"Saat mereka mengawasi gadis itu, mereka menyadari sesuatu.. Pria yang ada bersamanya adalah putra dari salah satu kelompok yang bekerja sama dengan kita, nona" jelasnya dan berhasil membuat senyuman lebar tercetak di wajahnya.

"Woah! Suatu kebetulan yang menarik.. I like it! Awasi mereka terus! Bila perlu beri mereka sedikit pemanasan" titah gadis itu kemudian menyambar kunci mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Kirim lokasi mereka kepadaku!" titahnya lalu menghilang dibalik pintu.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!