NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Jean

Jingga kembali ke rumah Ayahnya setelah menginap 2 malam di panti asuhan. Dia sudah membaca surat yang di tinggalkan Ibu kandungnya.

Secara jelas dia dapat mengumumkan bahwa Ibu kandungnya bukanlah JALANG maupun SELINGKUHAN.

Perasaannya sedikit lega mengetahui fakta tersebut. Dia memang anak yang lahir karena kesalahan, lebih tepatnya kesalahan yang dilakukan oleh Jerry, orang yang menyandang gelar sebagai Ayahnya.

Jingga menghela napas kasar sebelum membuka pintu rumah. Entah apa lagi yang akan mereka lakukan padanya mengingat ia tidak ada di rumah 2 hari ini.

Ceklek!

Gadis itu mendorong pintu perlahan dan menutupnya dengan pelan. Jam sudah menunjukkan pukul 18.45, waktu untuk makan malam.

Dia menaiki tangga untuk menuju kamarnya, "Wah, Tuan Putri sudah pulang ternyata."

Suara pelan tetapi tersirat makna sindiran memasuki gendang telinga Jingga. Jingga yang memang menaiki tangga dengan menunduk tidak menyadari jika ada seseorang yang menatapnya tajam dari lantai atas.

Jingga menghentikan langkahnya dan mendongak, ia bisa melihat Jean yang menumpukan sikunya di besi pembatas lantai 2.

"Apa ya, hukuman yang pantas untuk orang yang mengabaikan pekerjaannya," ucap pemuda itu dengan sumringah.

"Kebetulan sekarang hanya ada aku di rumah ini, haruskah aku bermain-main denganmu sekarang?"

Jean mengatakan itu sembari menatap Jingga dari atas sampai bawah. Dengan senyum miringnya dan pandangan yang sulit di artikan. Sedangkan yang di tatap mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.

Dia masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana pemuda itu mempermalukannya di

kampus beberapa hari yang lalu.

FLASHBACK ON

"Kau akan melakukan apapun yang aku perintahkan, bukan?" ucap Jean memastikan.

Semua yang berada di kantin dan menyaksikannya membuka telinga mereka lebar-lebar.

Apa yang akan di lakukan Jean pada mahasiswa baru itu?

"Ya." Jingga mengangguk dan menjawab dengan tegas.

"Kau lihat kursi kosong di sana, kan?" Jean menunjuk satu kursi kosong yang letaknya tak jauh dari gerombolan teman-temannya.

Jingga mengikuti arah telunjuk Jean dan melihat kursi yang pemuda itu maksud. "Aku ingin kau berdiri di sana dan berteriak "Aku mahasiswa bodoh" sebanyak 3 kali," perintah Jean dengan angkuh.

Semua orang membelalakkan matanya kaget, benar-benar di luar prediksi mereka. "Sanggup?" tanya Jean dengan senyum remeh.

Rea menarik tangan Jingga yang tidak bergerak di tempatnya. Gadis itu membawa Jingga sedikit menjauh dari Jean.

"Jangan dengarkan omong kosong itu. Dia hanya ingin mempermalukanmu, itu hanya tanda tangan tak berguna. Kenapa dia sampai segitunya?" ucap Rea dengan suara pelan.

Jingga bergeming di tempat, sejujurnya dia juga tidak ingin melakukannya. Tetapi dia sudah terlanjur meng-iya-kan dan di saksikan banyak orang.

Satu hal yang dapat di jadikan pembelajaran, jangan mengambil keputusan saat sedang emosi.

"Bagaimana? Apa kau ingin aku mengganti hukumannya?" teriak Jean.

Selama beberapa hari tinggal bersama, Jingga dengan jelas tau sifat Jean seperti apa. Mengganti? Sudah dipastikan hukuman itu akan diganti dengan yang lebih parah.

Dengan langkah berat Jingga berjalan menuju kursi kosong itu. Para mahasiswa yang menyaksikan mengelurkan ponsel dan membuka kamera mereka. Siap untuk mendokumentasikan peristiwa langka yang sebentar lagi akan terjadi.

Jingga mencengkeram tali ranselnya dan menarik napas panjang. Kaki kanannya mulai di naikkan di atas kursi, lalu di ikuti kaki kirinya. Dia menghadap ke arah orang-orang yang menyaksikannya.

"Aku--"

Dia menghentikan ucapannya karena merasa tenggorokannya tercekat. Matanya mengedar ke penjuru arah, banyak pasang mata menunggunya. Apalagi Jean yang menatapnya dengan wajah bahagianya.

Dengan satu tarikan napas, dia mulai berteriak.

"AKU MAHASISWA BODOH!"

"AKU MAHASISWA BODOH!"

"AKU MAHASISWA BODOH!"

Jingga segera turun dari atas kursi dan berlari menjauh dari orang-orang yang bertepuk tangan dan menyorakinya dengan keras. Dia tidak mengindahkan teriakan Reana yang memanggilnya.

FLASHBACK OFF

Jean mengunyah makan malamnya dengan lahap. Jingga yang masih berdiri di sana hanya menatapnya dengan malas. Pemuda itu menyuruhnya memasak makan malam, Kakak beserta adiknya sedang berkunjung ke rumah neneknya.

"Kau tidak makan?"

Jingga menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu buatkan kopi dan ambilkan alkohol di kulkas," perintah Jean.

Tanpa banyak protes Jingga segera berlalu ke dapur. Dia juga tidak tahan jika harus berlama-lama dengan saudara tirinya itu.

Saat dia akan kembali ke kamar setelah memasak, Jean menahannya. Menyuruhnya untuk menemaninya makan malam.

"Sekalian bawa gelas yang lebih besar!" teriak Jean setelah menelan makanannya.

Jingga membawa semua yang diinginkan pemuda itu dan menaruhnya di atas meja makan.

Jean menatap itu dengan senyum bahagia. "Tuang kopi di dalam gelas yang lebih besar."

Jingga menuangnya dengan baik tanpa tumpah satu tetes pun. "Sekarang tuang alkoholnya di dalam gelas itu juga," perintahnya lagi.

"Je! Kamu gila!" balas Jingga dengan mata melotot.

"Suka-suka gue, lah!" dengus Jean. "Toh, minuman itu bukan buat gue minum," lanjutnya.

Jingga tertegun mendengarnya. Jika bukan untuk di minum kenapa dia memintanya, batinnya.

"Sini deh," panggil Jean agar Jingga mendekat.

Kali ini Jingga lebih waspada, mengingat terakhir kali apa yang dilakukan pemuda itu yang tidak segan menyiramnya dengan secangkir kopi, apa sekarang ia akan melakukannya lagi?

"Mau apa?!"

Jean berdecak kesal dan berdiri, ia menarik Jingga dengan kasar. "Berlutut!" perintahnya.

"Ken---"

"Banyak bacot! Gue bilang berlutut ya berlutut!" teriak Jean dan mendorong Jingga hingga gadis itu tersungkur, setelahnya ia menariknya dengan kasar agar berlutut.

"Kalau nurut dari awal gue gak bakal kasar!"

Jean kembali mengambil soda yang yang masih tersegel dan membukanya, setelahnya ia menuangkan soda tersebut ke dalam gelas yang sudah berisi kopi.

Pemuda itu kembali mendekati Jingga dengan membawa gelas tersebut. "Buka mulut lo!"

Jingga menggelengkan kepalanya dan menutup mulutnya dengan rapat. Jean yang melihatnya mencengkeram rahang gadis itu dan menekannya agar mulut Jingga terbuka.

Jingga mencoba memberontak, tetapi tenaganya kalah jauh dari Jean yang memang memiliki aura dominasi yang sangat kuat.

"Ibu lo kan jalang, nih. Gue cuma mau ngajarin caranya minum, jangan mau kalah sama dia," ucap Jean. Setelahnya ia menuangkan campuran kopi dan alkohol itu ke dalam mulut Jingga.

Gadis itu dipaksa untuk menelan semuanya hingga habis. "Bagus. Jalang itu harus bisa minum biar dapet banyak pelanggan," ucap Jean dengan bangga.

Uhuk! Uhuk!

Jingga tersedak dan memukul-mukul dadanya, kepalanya terasa berputar efek dari alkohol. Apalagi ini di campur dengan kopi yang notabennya tidak diperbolehkan sama sekali.

Tanpa menunggu lama, Jean menggendong Jingga dan membawanya masuk ke dalam kamar gadis itu. Ada yang harus ia lakukan.

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!