Ketika Mantan Kembali

Ketika Tasya tiba di rumah sakit lebih tepatnya di ruangan inap di mana ibunya Desta dirawat justru ia menemukan hal yang tak pernah ia sangka sebelumnya yaitu wanita yang selama ini Desta perjuangkan kesehatannya justru sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu. Suasana duka cita jelas masih terpancar di sana, Tasya masih terdiam di tempatnya andai saja namanya tidak dipanggil oleh Wikka.

"Mama."

Sontak saja Tasya menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Wikka di sana, anak itu langsung memeluk sang mama dengan erat. Tasya memeluk erat tubuh Wikka yang kini sudah ada dalam pelukannya sementara Desta yang menyadari bahwa Tasya datang segera menghampiri wanita itu.

"Maaf kalau aku belum sempat memberikan kabar mengenai aku membawa Wikka ke sini, tetapi aku sudah mengirimkan pesan untukmu dan kamu membacanya kan?"

"Iya, aku membacanya."

"Syukurlah."

Desta nampak tak bisa untuk menyembunyikan dirinya baik-baik saja selepas kehilangan sosok ibunya dan Tasya paham itu. Tasya meminta maaf pada Desta namun Desta yang meminta maaf pada Tasya.

"Setidaknya ibu sekarang sudah tenang karena permintaan terakhirnya bisa aku kabulkan yaitu melihat Wikka."

"Syukurlah, aku turut berduka cita kalau ada waktu maka aku akan datang melayat ke rumah."

"Tidak perlu, kamu sedang ada dalam masa kampanye rasanya tak etis menjadikan meninggalnya ibuku masuk dalam agenda pemberitaanmu selama masa kampanye."

Mendengar ucapan Desta barusan membuat Tasya terdiam, Desta meminta maaf pada Tasya atas ucapannya barusan namun ia benar-benar tak ingin berurusan dengan media dan ingin melindungi Tasya dari serbuan pertanyaan para wartawan yang haus akan berita terbaru.

"Aku mengerti."

"Terima kasih karena kamu sudah mau mengerti."

Tasya mengajak Wikka untuk pulang namun Wikka menolak dan mengatakan ingin bersama Desta di sini. Tentu saja sikap Wikka ini membuat Tasya dan Desta heran.

"Om Desta ayahku kan Ma?"

Tasya tak bisa mengatakan apa pun saat ini dan matanya sudah berkaca-kaca saat ini.

****

Sementara itu Kevin sudah menunggu Tasya di rumah sampai akhirnya wanita itu pulang juga namun hanya pulang bersama mbak Nia dan tanpa Wikka.

"Di mana Wikka?"

"Bersama ayahnya."

Mendengar jawaban Tasya barusan membuat Kevin marah, Kevin mengatakan bahwa ia adalah papanya Wikka.

"Kamu jangan sembarangan kalau bicara!"

"Kamu memang papanya namun yang aku bicarakan adalah ayah kandungnya."

"Bagaimana bisa kamu membiarkan anak itu bersama Desta? Bagaimana kalau Desta mencuci otak Wikka dan mengatakan yang tidak-tidak?"

"Sejak kapan kamu mulai memedulikan mengenai hal ini?"

"Aku adalah papanya Wikka dan aku berhak untuk khawatir pada putriku sendiri!"

"Bisakah kamu berhenti membentakku? Aku lelah seharian rapat di kantor kemudian ke rumah sakit dan ketika pulang ke rumah aku mendapatkan bentakan? Apakah kamu lupa siapa yang membuat aku memiliki tanggung jawab memenangkan pilkada ini?"

Tasya lelah sekali dan rasanya ia bisa meledak kapan pun ditambah Kevin yang sikapnya mulai menyebalkan hingga membuat mood Tasya menjadi lebih buruk. Dari pada membuat kekacauan yang lebih fatal maka Tasya pun memilih untuk gegas masuk ke dalam kamar dan mengunci diri di kamar tersebut.

"Astaga, kenapa dia malah membiarkan Wikka bersama Desta?!" geram Kevin tak terima.

Kini sasaran Kevin adalah mbak Nia dan ia membentak mbak Nia dan mengatakan bahwa mbak Nia tak seharusnya menuruti apa yang diperintahkan oleh Tasya meninggalkan Wikka di sana bersama Desta.

****

Berlian terkejut bukan main saat fotonya yang tak sopan tersebar di media sosial apalagi yang mengejutkannya adalah foto tak senonohnya bersama brondong yang ia bayar kala ia bosan pada Ariel. Berlian tentu saja tahu siapa dalang di balik semua ini siapa lagi kalau bukan Ariel dan keluarganya yang pasti tak terima dengan kehebohan yang ia timbulkan apalagi Ariel yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya akan maju dalam pemilihan wali kota.

"Kurang ajar sekali Ariel!"

Berlian tentu saja tak terima dengan tindakan Ariel ini dan ia bersumpah akan memberikan pembalasan pada pria kurang ajar itu. Baru saja ia melangkahkan kaki keluar dari restoran sudah banyak wartawan yang datang berkerumun menghampiri dia untuk menanyakan perihal foto dan video yang viral di media sosial.

"Bu, bagaimana tanggapan anda mengenai foto dan video yang viral belakangan ini?"

"Apakah benar kalau anda selama ini tak pernah setia dengan pasangan anda?"

"Berapa uang yang anda habiskan untuk menyewa brondong di ranjang?"

Dan masih banyak pertanyaan dari wartawan yang membuat darahnya mendidih. Ia memilih bungkam dan langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan kendaraan itu pergi dari sana.

****

Wikka tak banyak tingkah selama bersama dengan Desta. Walau Desta belum menjelaskan apa pun padanya namun ia sudah cukup besar untuk tahu maksud ucapan Tasya dan Desta beberapa waktu yang lalu ditambah lagi sikap ibunya Desta yang memanggilnya cucu.

"Wikka belum makan? Ini Om bawakan makanan dan minuman, makan, ya?"

"Om belum makan? Om nampak lemas sekali."

Wikka mengatakan itu seraya menyentuh wajah Desta yang nampak lemah namun dipaksa tersenyum di depan anak ini. Desta meraih tangan Wikka dan menciumnya, Desta mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Om makan bersamaku, ya?"

Desta nampak terkejut dengan permintaan Wikka ini, ia sudah berusaha menolak namun Wikka mengatakan kalau Desta tak makan bersamanya maka ia juga tak mau makan.

"Baiklah, Om akan makan bersama kamu."

Desta kemudian mengambil sendok lain dan mulai makan bersama dengan Wikka di piring yang sama. Hati Desta menghangat dengan sikap putrinya ini, ia memang belum menjelaskan apa pun pada putrinya namun dari sikap Wikka yang seperti ini sepertinya putrinya sudah jauh lebih dewasa dari usia yang sesungguhnya.

"Selepas ini akan Om akan antarkan kamu pulang ke rumah."

"Aku mau bersama Om saja di sini."

"Kenapa? Mama dan papa pasti sedang menunggu kamu di rumah."

****

Kevin tak bisa menunggu lebih lama lagi dan ia berniat untuk menjemput Wikka pulang bersamanya. Ia tak mau Desta mengatakan hal yang buruk pada Wikka dan kemudian Desta akan menggunakan anak itu sebagai celah bisa merebut Wikka darinya.

"Mau ke mana kamu?" tanya Tasya.

"Menjemput anak kita."

"Desta pasti akan mengantarkan Wikka pulang."

"Benarkah? Apakah kamu bisa menjamin mantan kekasihmu itu akan mengantarkan anak kita pulang?! Bagaimana kalau dia melakukan hal buruk pada Wikka?!"

"Jaga bicaramu, Kevin! Aku tahu persis Desta bukan pria seperti yang kamu katakan barusan!"

"Menarik sekali, rupanya kamu masih saja membela mantan pacarmu itu!"

PRANG

Sontak saja Tasya dan Kevin menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Brandon berdiri mematung menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.