Seorang wanita yang suka berganti-ganti pasangan. Dia penggila pria. Dan pria tergila-gila padanya. Takdir baik apa yang akan terjadi padanya. Apakah dia akan berhenti menjadi penggila pria? Atau dia selamanya akan mempermainkan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 22
Selama perjalan pulang
Aku terus memikirkan perkataan Alex
"kami hanya memiliki hubungan yang palsu. Berakhir sampai Vincent menemukan pasangan hidupnya. sebelum itu aku hanya akan menempel padanya."
kata ku dalam hati
Saat memikirkan Vincent dengan wanita lain,
entah apa yang akan terjadi padaku. Mungkin aku akan mulai berkencan lagi dengan banyak pria.
Tiba-tiba ponselku berdering
panggilan dari Vincent
"iya.. ada apa menelpon?" tanya ku setelah menerima panggilan darinya
"Ka-ri-n" panggilnya dengan suara terputus putus
"apa yang terjadi?" cemas ku mendengar suaranya
"kemarilah .." suaranya terdengar sangat lemas.
"baiklah, tunggu... aku akan segera kesana.." kata ku
Dengan spontan aku berlari menuju rumah nya
Dia terdengar seperti sedang sekarat
Dengan nafas tersengal-sengal aku segera membuka pintu rumah Vincent yang tidak terkunci
"hah.. Kenapa tidak terkunci " cemas ku
Dengan cepat aku masuk dan mencari keberadaanya
"Vincent..!!" kaget ku saat melihatnya tengah berbaring di lantai
"apa yang terjadi?" tanya ku dengan nafas tersengal-sengal
"KA..Rin..." panggilnya lemas.
"iya.. Aku ada disini."jawabku
Aku merasa suhu tubuhnya sangat tinggi
"apa kau demam?" tanya ku dan meraba dahinya
Aku terkejut
"ini panas sekali." gumam ku
Dengan susah payah aku berusaha menidurkannya di sofa.
"hah..hah..hah... Kau ini berat sekali." ucap ku sambil mengatur nafas ku.
Dengan suara pelan dia memanggilku, seperti akan mengatakan banyak hal tapi aku tidak paham dengan ucapannya
"iya .iya aku mengerti aku akan merawat mu jangan khawatir. istirahat lah." kataku mencoba memahami perkataannya
Dia terlihat menggigil kedinginan,dengan cepat aku mencari beberapa selimut dan menutupi tubuhnya. Setelah iti aku mencari peralatan untuk mengompresnya.
Aku khawatir kalau panasnya semakin naik akan membuatnya kejang.
Setelah peralatan yang diperlukan terkumpul.
Aku segera mengompresnya sesekali aku mengecek panasnya dengan termometer.
Tapi panasnya belum juga turun.
Berkali kali aku mengganti air kompres nya.
Saking panasnya sampai membuatnya
terus mengigau tapi aku tidak bisa mendengar jelas apa yang dia katakan.
Aku hanya berusaha menenangkannya dengan mengelus-elus bahunya.
"Istirahatlah dengan tenang. Tenang saja Aku tidak akan meninggalkanmu. Tidurlah dengan nyenyak supaya esok pagi kamu bisa pulih kembali. " kata ku.
"padahal kau bilang kita tidak terlalu dekat, tapi tetap saja kau memanggilku kemari " oceh ku
Aku menatap Vincent yang tertidur.
"hah.. Apa kau setampan ini?" perkataan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut ku
"astaga ... Karin apa yang kau katakan " kataku pada diri sendiri sambil memukul kepalaku
"tidak mungkin aku memanfaatkan keadaan, hah...! Yang benar saja. Dia itu hanya ku anggap sebagai teman saja." kataku menenangkan pikiran ku.
Semalaman aku berjaga. Meskipun terkadang aku hampir tertidur.
" apa masih panas." kata ku sambil menempelkan termometer di bibirnya
"ah.. Syukurlah.." lega ku saat ku lihat suhu nya sudah normal.
Aku melihat keringat bercucuran di keningnya.
Dengan cepat aku melap keringatnya, lalu mengambil beberapa selimut dan menyisakan satu selimut supaya dia tidak terlalu berkeringat.
Tadinya aku bermaksud untuk pulang tapi jam dinding menunjukan pukul 12.30 malam. Aku juga takut harus pulang di jam segini.
"ini salah mu, jangan marah padaku yah. Aku menginap disini." bisik ku pelan
"Lagian aku juga tidak tenang meninggalkan mu seperti ini." kataku sambil menatapnya cemas