Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Bab 1 - Hari pertama

Tok! Tok! Tok!

"Kak! Ibu memanggil Kakak untuk datang ke ruang tamu!"

Suara ketukan pintu dan juga teriakan seorang anak kecil menghentikan aktivitas seorang gadis yang sedang melipat baju di dalam kamar. Kamar yang sudah ia tempati sejak berusia 3 tahun.

Gadis bernama Jingga itu berdiri dari duduknya dan membuka pintu kamarnya. "Tolong katakan pada Ibu, Kakak akan ke sana sebentar lagi," ucapnya pada gadis kecil yang menggendong boneka teddy yang sudah lusuh.

Gadis kecil itu mengangguk dan berlari kecil menuju ruang tamu. Jingga kembali masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian dengan yang lebih layak.

Selang 5 menit, Jingga keluar dari kamar dan menghampiri Ibu yang sudah merawatnya selama 19 tahun di sini.

"Ibu," sapa Jingga saat sudah sampai di ruang tamu. Di hadapan Ibunya, ada seorang pria yang masih terlihat muda secara terang-terangan menatapnya.

"Duduk, Nak" perintah Ibu dan menarik pelan tangan Jingga agar duduk di kursi kayu yang ada di sampingnya.

Jingga menurut tanpa banyak bertanya, "Silahkan perkenalan diri Anda, Tuan," ucap Ibu panti kepada pria yang sedari tadi tidak mengalihkan tatapannya dari Jingga.

"Nama saya, Jerry Januarta. Ayah kandung kamu!"

Ibu panti menatap Jingga yang tampak terkejut dan mengelus punggung tangannya dengan sayang. "Ayah?" cicit gadis itu.

"Ya! Saya Ayah kamu. Saya pernah membuat sebuah kesalahan dan akhirnya lahirlah dirimu. Maaf, jika Ayah baru menemuimu sekarang," jelas pria yang mengaku ayah jingga dengan penuh sesal.

Jingga, selama 19 tahun tinggal di panti asuhan, sejak di tinggal oleh ibunya saat ia baru berusia 3 tahun, tidak pernah sekalipun ada yang datang mencari dan mengunjunginya.

Selama ini, tak ayal selalu terbesit rasa iri di hatinya kala ada beberapa anak asuhan yang diadopsi dan memiliki keluarga baru. Dia sudah berhenti berharap untuk diadopsi saat usianya 13 tahun.

Sekarang, saat ia sudah berdamai dengan keadaan, tiba-tiba datang seorang pria yang merupakan ayah kandungnya?

"Apa benar jika Anda adalah Ayah saya? Kenapa Anda baru menemui saya sekarang? Kenapa Ayah meninggalkan Ibu dan saya saat itu?"

Jerry menatap Jingga dengan dalam. "Ayah sudah berusaha mencarimu dan ibumu selama ini, Ayah bukannya meninggalkanmu dan ibumu. Keadaan lah yang membuatnya demikian," jawabnya.

"Ayah akhirnya mengetahui jika ibumu sempat membawamu ke panti asuhan sebelum meninggal. Untuk menebus kesalahan Ayah, Ayah akan bertanggung jawab dan membawamu tinggal bersama."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah bujukan yang cukup alot, di sinilah Jingga sekarang. Berdiri di depan sebuah rumah megah, rumah ayah kandungnya.

"Ayo masuk, ayah akan memperkenalkanmu kepada istri ayah dan Kakak-kakak kamu," ucap Jerry.

Jingga mengangguk pelan dan mengeratkan tangannya pada tali ransel yang berada di gendongannya.

Di ruang tamu, terlihat satu wanita yang masih tampak muda dan cantik sedang berbincang dengan ketiga laki-laki yang usianya tidak berbeda jauh.

"Sayang," panggil Jerry kepada wanita yang merupakan istrinya itu. Jingga berdiri di belakang ayahnya dengan perasaan takut.

"Oh. Kamu sudah pulang?" balas wanita itu dengan senyum lebar lalu berdiri dan mendekati suaminya. "Siapa yang kamu bawa?" tanyanya lagi saat melihat keberadaan Jingga.

Jerry menuntunnya kembali ke ruang tamu dan mengajak Jingga juga. Ketiga laki-laki yang merupakan anak Jerry menatap Jingga dengan tatapan yang berbeda.

"Sebelumnya, Ayah ingin meminta maaf kepada kalian. Perkenalkan, dia Jingga, adik kalian," kata Jerry di depan ketiga anaknya.

"Apa maksudmu? Siapa yang kamu maksud dengan adik?! Siapa gadis ini sebenarnya!" sentak Tania--istri Jerry.

Coba bayangkan jika suami yang sudah 3 hari tidak pulang karena pekerjaan, tiba-tiba pulang membawa seorang gadis dan memperkenalkannya sebagai adik bagi anak-anaknya?

"Aku akan menjelaskannya nanti. Tetapi, aku ingin kalian semua memperlakukan Jingga seperti anak dan adik kandung kalian sendiri," jelas Jerry.

Jingga kembali bersembunyi di belakang punggung lebar ayahnya. Tatapan tajam dari keempat pasang mata membuatnya menciut seketika.

"Anak? Jadi selama ini kamu bermain di belakangku?!" cecar Tania dengan wajah yang memerah.

"Tania, dengar! Jingga sudah tidak memiliki siapapun, selama ini dia tinggal di panti asuhan. Aku ingin mempertanggungjawabkan perbuatanku dulu dan membawanya tinggal bersama dengan kita. Tolong! Tolong terima dia dengan tangan terbuka."

Tania menatap tajam suaminya, "Kamu menyuruhku merawat anak dari selingkuhanmu?! Benar begitu?"

"Aku tidak sudi! Aku tidak akan pernah sudi menerima kehadirannya di rumah ini!!"

Setelah mengatakan itu Tania melangkah pergi dari ruang tamu. Wanita itu tidak menghiraukan panggilan dari suaminya.

"Jingga bisa kembali ke panti, Ayah. Akan lebih baik jika Jingga tinggal di sana," lirih Jingga dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Jerry menatap sedih putrinya, "Tidak. Ayah sudah berjanji akan menjagamu mulai saat ini, kamu tanggung jawab Ayah."

"Drama murahan macam apa ini," decih salah satu anak laki-laki yang menyaksikan sedari tadi. Dia adalah Jean, anak kedua dari Jerry dan juga Tania.

"Jaga bicaramu, Jean!" sentak sang Ayah.

"Ayah lebih membela anak haram itu dibanding Kakak?"

Sekarang anak bungsu Januarta ikut berbicara, anak yang usianya 3 tahun lebih muda dari Jingga. Tetapi perkataannya mempu menyayat luka dihati Jingga.

"Jio!! Tarik kembali ucapanmu! Tidak ada anak haram di sini! Dia Kakakmu, panggil dia Kakak mulai saat ini," perintah Jerry.

Selama 19 tahun hidupnya, tidak pernah sekalipun sang Ayah membentaknya seperti ini. Sebagai anak bungsu ia selalu dimanjakan.

"Aku tidak akan pernah memanggilnya Kakak!! Kakakku hanya Kakak Jeje dan Kakak Jean!!"

Jio melangkah pergi setelah mengatakan itu, sekarang hanya tinggal Jerry dan kedua putranya serta Jingga. "Jason! Kamu yang tertua di sini, ayah harap kamu bisa menjaga Jingga dengan baik ke depannya," pinta Jerry kepada anak sulungnya yang sedari tadi hanya diam.

"Seperti yang Jio katakan, adikku juga hanya Jean dan Jio, tidak ada adik yang lain. Dia bukan adik Jason, dia orang asing yang berniat merusak keluarga kita," jawabnya dengan datar.

Anak Jerry dan Tania memiliki rentang usia yang sangat dekat. Jason anak sulung kini berusia 23 tahun, Jean si anak tengah berusia 22 tahun seperti Jingga. Serta si bungsu Jio yang masih berusia 19 tahun.

Ketiga anak laki-laki yang sedari kecil selalu bermain bersama dan bergantung satu sama lain harus di hadapkan dengan fakta baru jika dia memiliki adik hasil perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!