NovelToon NovelToon
Mengejar Semesta

Mengejar Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: p!!ndaN

Tentang Elora Lentera Adiraja, seorang gadis 16 tahun yang menyukai sahabat masa kecil sekaligus kakak angkatnya, Maharaja Samasta Brajaya.

Sayang, perasaan Elora tidak berbalas. Raja yang dulu menyayanginya berubah total ketika ditinggal mati oleh kedua orang tua.

Raja membenci Elora!

Raja pun tidak repot menyembunyikan ketidak sukaan nya dan lebih sering bersikap dingin pada gadis itu.

Bahkan saking bencinya, di hari Elora mengungkapkan rasa suka, Raja malah menembak orang lain, dan berpacaran dua minggu setelah hari itu.

Tanpa mengatakan alasan nya, Raja terus membangun tembok di antara mereka tanpa tahu jika suatu hari nanti akan kehilangan Elora, seseorang yang ternyata mengidap penyakit langka.

**

'Aku akan membuat mu menderita hingga kau lebih memilih mati dari pada menyukai ku.'
~Maharaja Samasta Brajaya~

'Aku akan menyukai mu hingga saat terakhirku, agar tidak ada penyesalan nantinya.'
~Elora Lentera Adiraja~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon p!!ndaN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9| The Broken

...***...

Dari kejauhan dia bisa melihat perhatian besar diberikan Raja kepada gadis yang baru terbukti tak bersalah beberapa saat lalu.

Membuktikan gadis itu sama sekali tidak bersalah sepertinya berhasil membuat Raja merasa perjalanan ini memiliki sedikit manfaat. Benda yang jatuh dari rambut gadis itu ternyata adalah Label prise. Entah bagaimana benda tersebut bisa tersangkut di rambutnya, tapi yang jelas Raja berhasil membuktikan dan menjadikan karyawati penjaga toko harus tertunduk malu dan meminta maaf serta memohon agar masalah tersebut tidak di beberkan pada manajernya.

"Tidak di beritahu pun pasti akan ada seseorang yang melaporkan. Entah pembeli atau teman sesama karyawannya. Manusia memang seperti itu. Saling menggonggong dan menggigit." Elora bermonolog, mebunuh waktu sambil menunggu Raja memberikan wejangan terakhirnya pada gadis yang ia tolong.

Waktu berlalu, seperti biasa perjalanan pulang malam itu pun tampak sangat sunyi. Kedua manusia penghuni mobil memilih diam, sibuk dengan pikiran mereka sendiri.

Beberapa kali membolak balik, memperhatikan hadiah kalung untuk Sera, Elora pun turut mencoba bungkam. Sekuat tenaga ia mencoba namun sayang tak berhasil. Dirinya terlalu kesal untuk mendiami sikap Raja yang 100% berbanding terbalik ketika bersama nya.

"Kenapa ikut campur urusan orang? Tidak biasanya kakak seperti itu," tanya Elora lebih seperti protes keras.

Tidak menjawab.

Ya, tentu saja Raja tidak akan menjawabnya. Pria itu tidak akan peduli. Apa pun yang terjadi padanya tidak akan mengubah sikap Raja terhadapnya bahkan jika mati pun ia tidak akan peduli.

Mereka diam hingga mobil memasuki pekarangan rumah, memarkir mobil hingga berjalan memasuki rumah, Elora berjalan lambat, menjaga jarak mebiarkan Raja berjalan lebih dulu. Padahal ia sudah me'list tempat yang akan di kunjungi bersama Raja malam itu, menghabiskan waktu berdua tapi malah batal karena kemunculan gadis bermasalah tadi. Mood Elora sudah buruk sejak pertama kali Raja ikut campur.

"Jadi, kenapa kau membantunya?"

Untuk kedua kali, Elora melontarkan pertanyaan yang sama. Ia menghentikan langkah saat mereka berada lima meter dari pintu rumah. Rasa penasaran nya kembali kambuh. Kekesalan menggerogoti nya. Dia tidak tahu sampai kapan akan mampu menanggung kebencian pria yang ia cintai, mungkinkah hari ini?

Entahlah.

"Kenapa diam saja? Apa karena dia cantik."

Tidak! Menurut Elora dia biasa saja.

"Dia di tuduh. Aku harus membantunya."

Elora tak menyangka Raja akan menyahut, tapi lebih tidak menyangka akan jawaban yang keluar dari mulutnya. Dengan amat sadar, Elora menahan rasa cemburu. Raja tidak pernah mengerti, bahkan tak mau mengerti perasaannya.

"Biarkan saja!" Kali ini nada bicara Elora sedikit ketus. Dia berjalan mendekati Raja yang juga berhenti di tempatnya. "Dia kan orang asing."

Raja mendengus. Membuang napas kasar. "Dia sendirian di sana Elora. Kau dengar sendiri dia tidak punya siapa-siapa. Dia seorang yatim pia_"

"Lalu kenapa kalau dia yatim piatu? Meangnya kenapa kalau dia sendirian?" Elora memotong. Nafasnya memburu.

Mendengar alasan Raja, ia akui jika dirinya memang egois. Dia dulu tidak seperti ini. Dulu Elora gadis manja berhati lembut, namun sejak berjumpa lagi dengan Raja, dirinya menjadi egois. Bahkan sejak awal ia sama sekali tidak iba pada gadis yang Raja sebut seorang diri itu.

"Itu tidak meberinya hak istimewa untuk kau bantu. Lagi pula kenapa dia masuk jika tidak punya apa-apa? Bukankah ia harus sadar diri dan tahu tempat nya?"

"Semua orang punya hak untuk berada di mana saja, Elora. Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu! Apa kau tidak punya hati? Kau tidak lihat bagaimana semua orang menatapnya?" Raja pun di buat meradang. Baru kali ini sejak dua tahun ia kembali berbicara banyak.

Marah! Itulah yang Elora rasakan saat ini. Raja selalu memintanya untuk mengerti, tapi pernahkah pria itu mencoba mengerti perasaanya?

Di tengah temaram lampu taman, mereka berhadapan satu sama lain. Elora mendongak sementara Raja menunduk. Binar mata gadis itu menunjukkan luka yang coba ia sembunyikan sementara sang pria tetap gigih dengan pendapatnya.

"Ya! Aku tidak punya hati. Aku egois! Aku tidak suka kau lebih membela mereka dari pada diriku. Setiap orang harus nya tahu diri dan tahu tempat!"

"Kamu memang egois," ucap Raja. Pria itu tampak kecewa.

"Kau membandingkan dirimu dan dia. Dirimu yang Punya segalanya, dengan dia yang bahkan tidak punya orang tua. Kau harusnya bersyukur dengan apa yang kau miliki saat ini. Tidak banyak orang seberuntung diri mu," tambahnya lagi. Elora diam. Dia menunduk, menahan sesak yang sebentar lagi akan segera meledak.

"Apa aku salah kar'na masih punya orang tua? Salahkah aku karena terlahir dari keluarga yang memiliki segalanya?" lirih Elora, putus asa.

Raja memalingkan wajah nya. Elora sadar pria itu tidak ingin menyaksikan air mata dari netra hitam pekat yang baru saja tumpah karena ulahnya.

"Aku tidak ingin membahas hal ini lagi," putus Raja pada akhirnya.

Selalu, selalu dan selalu seperti itu. Ia selalu mengalihkan pembicaran. Menghentikan sepihak atau bahkan tidak menjawab sama sekali. Elora muak. Dia muak selalu menjadi pihak yang bertanya. Ia muak selalu menyembunyikan perasaannya. Ia muak harus selalu menjadi orang terakhir dalam list hidup Raja.

"Kau harus menjawab!" Elora mengejar, menahan lengan pria itu kuat, menghentikan langkahnya. "Tidak bisakah kau menjawab ku? Kau sangat tak terima ketika gadis itu di perlakukan tidak adil, tapi kau bahkan tidak berani menatapku disaat kau sendiri adalah orang yang menyebabkan aku begitu terpuruk. Ini tidak adil, Asta!"

Ya, Elora menumpahkan semuanya. Dia berkata lirih. Suaranya tersendat, bibirnya bergetar lirih. Air mata tidak mampu ia bendung. Hari ini ia akan menangis sepuasnya. Akan ia tumpahkan semuanya. Walau Raja sama sekali tidak mau mendengar, menolaknya bahkan tidak peduli. Elora akan memaksa.

"Tolong jawab aku, Raja?"

Elora mencengkram kaki baju Raja. Pria itu diam, bergeming.

"Kamu memang tidak pernah berubah, Elora. Kau bahkan masih tetap merengek untuk hal sepele. Kau ingin semua orang melakukan, mengikuti semua yang kau inginkan. Tapi Elora, dunia tidak selamanya berputar mengelilingi mu. Bagaimana bisa semua yang kau miliki tidak membuat mu merasa cukup?"

Pedas dan perih. Kata-kata Raja bagaikan ratusan pedang yang tanpa sengaja telah menusuk, menikam hatinya berkali-kali.

"Aku ..." Elora terdiam. Kata-katanya menguap, menghilang di terpa angin malam yang terasa lebih dingin dari biasanya. Rambut hitam sepinggangnya yang terurai, di terpa ke sana kemari, terombang-ambing bagaikan hatinya yang saat ini amatlah rapuh.

Mereka terdiam karena luka dan kata-kata masing-masing. Saling menyakiti, itulah mereka sekarang.

"Bagaimana bisa kau tidak berubah sama sekali di saat dunia semakin kejam dan jauh berbeda dari belasan tahun lalu?"

"Aku hanya ingin seseorang yag selalu mendengar ku kembali. Apakah itu terlalu sulit untuk mu?" lirih Elora pelan, mengacuhkan setiap kalimat pedas yang keluar dari mulut Raja.

Bibirnya nyaris terkatup tanpa bisa membuka lagi. Raja menoleh. Kali ini benar-benar menatap gadis berwajah lembut dengan mata bulat, bibir proporsional dan semua kecantikan yang nyaris sempurna itu. Ia tidak lagi mengalihkan sorot netranya. Begitu tenang dan hangat, jauh dari tatapan dingin yang sering ia tunjukkan.

"Aku bukan lagi Asta yang dulu. Aku tidak bisa memperlakukan mu seperti dulu. Semua sudah berubah. Semua hal bahkan hidup ku. Aku mencoba melupakan semua tentang kita, satu-satunya hal yang berhasil membuat ku ragu untuk melangkah maju dua tahun lalu dan aku berhasil, ... saat ini ... yang bisa ku lakukan hanyalah melanjutkan hidup tanpa harus melibatkan mu di dalam nya."

Deg!

Ingin rasanya Elora meraung, memukul Raja dengan semua kekuatan yang ia miliki, berteriak bahwa kata-kata yang selalu ia lontarkan hanya menyakitinya, membuatnya terpuruk. Harapannya, hatinya, bahkan semangatnya. Tapi sekali lagi, seperti biasa, jauh di dalam sana, Elora masih terlalu menyayangi pria itu. Bahkan kalimat-kalimat tajam itu haya berhasil menggores-gores hatinya.

"Bagaimana dengan aku yang masih terjebak dengan diri mu yang dulu? Bagaimana cara ku melupakan semua hal tentang kita sementara di setiap tidurku sosok mu yang dulu selalu hadir?" Elora merengek. Ya, lagi-lagi yang bisa dia lakukan hanyalah merengek.

Dengan lembut, dan untuk pertama kali sejak berapa tahun lalu, Raja kembali meperlakukannya dengan lembut. Ia menggenggam lembut kedua pundak Elora yang masih bergetar. Menenangkannya. Walau Elora tahu jika kalimat yang mungkin akan keluar kali ini akan merobek hatinya.

"Tidak sulit, Elora. Biasakan dirimu, dan kau akan melupakan semua tentang kita," sahut Raja. Elora terkekeh sumbang. Gadis itu menatap tepat dua netra yang masih setia menatapnya.

"Tidak sulit? Kau tidak akan bisa mengucapkan nya semudah itu jika kau berada di posisi ku," sinis Elora tajam.

"Posisi ku pun cukup sulit, Elora. Aku harus menjadi seseorang yang sempurna untuk hidupku sendiri."

Lagi Elora tertawa sumbang. Ia menatap pantulan dirinya di dalam manik hitam pria tampan di depannya. Pria yang berkali-kali menyakitinya tapi tetap berhasil memenangkan hatinya lagi dan lagi.

"Tapi tidak mungkin lebih sulit dari mencoba menyingkirkan seseorang yang kau sukai!"

...***...

1
Neneng Dwi Nurhayati
kapan up lagi kak?
cahaya mentari pBg
up tiap hari donk thooor seruu niiih 😭😭

aku baca noveltoon dari tahun 2019 loh tp baru kali ini d buat penasaran 🤐 padahal biasa y paling males baca kalo belum tamat 🥲

pliiis thooor up tiap hari yaa
cahaya mentari pBg
up lagi donk thoooor
P!!ndaN
Iya kak, maaf ya...🙏🏻
Aku nya lagi dalam masa" ujian semester, jdinya gak bisa fokus nulis😭
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak..
eps ini lumayan lama up nya yaa
cahaya mentari pBg
up lagi thorr 🙏🙏
cahaya mentari pBg: kapan up lagi thor
cahaya mentari pBg: tiap buka aplikasi buat nengokin author semesta ini udah up apa belum 🥲 ternyata masih belum juga
total 3 replies
cahaya mentari pBg
Kecewa
cahaya mentari pBg
Buruk
cahaya mentari pBg
hah 😆 ini c Didi toohh 🤭

gass thooor semangat trus ya🤩
cahaya mentari pBg
seruuuu 🤩
cahaya mentari pBg
semangatt ya outhor 🙏🙏🤩
Neneng Dwi Nurhayati
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
akhirnya elora punya perasaan sama finn kak/Smile//Smile/
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat raja Bena2 menyesali semua dan menderita kak..
biar elora bersama finn bahagia
Neneng Dwi Nurhayati
jahatnya kalian semua sama elora.. semoga kalian dapat ganjaran setimpal dengan yang elora alami
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak..
bagus ceritanya kak, makin seru..
jadi kebuka semuanya, disini kasian elora kak, semoga mbok cum juga kena hukuman nya karna ulah cucu dan ayahnya Estela/Arumi yg mau perkosa elora.
Neneng Dwi Nurhayati
makin seru kak..
double up kak
Neneng Dwi Nurhayati
jahat semua kak, raja,Estela,Efan,Sera, sampe segitunya raja buat balas dendam yg salah ke elora..
biar raja rasain gmna sakitnya elora selama ini atas kelakuan& perbuatan nya kak,dengan kenyataan ternyata Estela bukan anak yg orang tua nya nyelametin orang tua raja..
double up kak /Smile/
Neneng Dwi Nurhayati
jahat bgt raja, nyakitin elora buat sahabat nya elora benci sama elora, mainin perasaan elora, sekarang sok peduli..
semoga elora udah gak mau sama raja lagi, udah gak ada perasaan sama raja lagi..
bahagia sampai akhir sama finn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!