NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 10 KEBIMBANGAN PEMIMPIN PERGERAKAN PASUKAN SILUMAN

Sang pemimpin pergerakan Pasukan Siluman Topeng Merah menatap tak berkedip sosok serba hitam yang masih berdiri tenang di atas wuwungan itu. Tatapannya begitu tajam seakan-akan hendak menelan sosok misterius itu.

Tentu saja kehadiran sosok misterius serba hitam itu membuat kemarahan sang pemimpin bergejolak. Sampai-sampai dia mengkertakkan rahangnya karena menahan kegeraman yang sangat.

Dia sudah bisa meraba kalau kehadiran sosok serba hitam itu pasti akan menghambat tugas mereka, mengeksekusi Jenderal Himawan, sekaligus Wakil Presiden Bambang Sudrajat.

Maka apa boleh buat dia harus menyingkirkan pengganggu itu dulu sebelum melaksanakan tugas utama. Itu pemikiran dan rencananya. Namun apakah dapat terlaksana dengan mudah?

"Siapa kau, Keparat?" bentak sang pemimpin dengan keras bernada penuh amarah. "Turun dari situ! Jangan cuma diam di situ bagai pengecut busuk!"

Tentu saja Jenderal Himawan, Wakil Presiden Bambang Sudrajat serta kedua ajudannya terkejut heran dengan ucapan dan tingkah sang pemimpin itu. Tidak terkecuali dengan 4 gadis cantik, personil geng Red-Blue Girls 8.

Pemuda berwajah bengis itu memang memandang ke arah serambi. Tapi bukan memandang ke arah mereka, melainkan seperti memandang ke atas atap.

Jelas memandang orang yang diajak bicara yang berada di atas atap yang entah siapa. entah siapa.

"Orang itu bicara dengan siapa?" gumam Jenderal Himawan dalam kejutnya, entah berbicara sendiri atau entah bertanya pada siapa.

"Sepertinya ada lagi yang datang ke mari, Tuan Jenderal," kata Pak Hendra seakan menanggapi ucapan lelaki paruh baya itu sekaligus memberi tahu. "Dan dia berada di atas atap."

"Siapa lagi?" Pak Bambang yang bertanya sambil menoleh ke atas seolah dia hendak melihat orang yang dimaksud.

Belum sempat Pak Hendra menjawab terdengar lagi bentakan sang pemimpin yang keras.

"Hei, Bangsat! Apa kau bisanya cuma berdiri di situ tanpa bisa turun hah? Atau nyalimu sudah ciut mendengar suara bentakanku?"

Sang pemimpin berkata demikian yang makin menggeram marah, karena sudah lebih dari 3 menit sosok serba hitam itu belum juga turun dari atas wuwungan.

Akan tetapi sosok misterius hitam berwajah datar itu tak menjawab pertanyaan itu, apalagi menanggapi. Dia masih saja diam sambil terus menatap sang pemimpin juga.

Namun tak lama, sosok misterius hitam itu seketika melenting ke udara dengan cepat. Kemudian tubuh tinggi kekarnya melayang turun dengan ringan, dengan indah, dengan tenang.

Semua orang yang ada di serambi dapat melihat dengan jelas sosok serba hitam yang meluncur turun dengan ringan laksana kapas mendarat itu.

Mereka terus saja memperhatikan sosok misterius itu hingga sepasang kakinya dengan ringan tanpa suara mendarat di atas paving, di pelataran depan serambi.

Walau mereka dapat melihat bentuk sosok misterius itu, namun cuma bagian belakang saja dan hanya warna hitam yang terlihat. Jelas mereka amat penasaran ingin melihat rupa bagian depan sosok serba hitam itu.

Tampak 4 personil geng Red-Blue Girls 8 melangkah maju hingga ke bibir serambi, tak jauh di samping 2 pengusaha kaya yang kini beralih menatap sosok serba hitam itu.

Maksud keempat gadis cantik itu adalah ingin melihat lebih dekat lagi sosok misterius hitam itu. Perbuatan mereka jelas diketahui oleh dua pengusaha dan juga yang lainnya.

Akan tetapi mereka seakan tidak menghiraukan kehadiran 4 gadis itu. Urusan besar yang dihadapi saat ini lebih penting ketimbang memperdulikan kehadiran mereka. Ditambah lagi kemunculan sosok misterius yang begitu tiba-tiba itu.

Seakan-akan telah bersepakat benak mereka seketika membetik sebuah pertanyaan.

Siapa lagi sosok misterius hitam yang baru muncul itu?

★☆★☆

Tampak sosok serba hitam itu sedikit menoleh ke belakang, lalu terdengar dia berkata pelan. Namun suaranya terdengar begitu serak dan berat bagai suara dalam dan agak besar atau gede.

"Tuan Jenderal. Kediaman Anda sudah saya amankan dengan mantra pelindung. Jadi, saya harap Tuan tidak membiarkan seorang pun untuk keluar dari kediaman Anda."

Betapa horornya keempat gadis cantik itu rasakan saat mendengar suara sosok misterius hitam itu yang begitu menyeramkan saat berbicara. Tapi mereka yakin kalau sosok misterius itu adalah laki-laki dengan model suaranya seperti itu.

Sedangkan Arabella sempat berpikir, apakah misterius hitam itu juga sosok makhluk siluman? Karena model suaranya mirip dengan Pasukan Siluman.

Kalau begitu, apakah sosok serba hitam itu juga bertopeng?

Sementara Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara maupun Pak Wakil Presiden terang saja bingung dengan apa yang dikatakan oleh sosok misterius hitam itu.

Belum lagi mendengar suaranya yang amat menyeramkan bagai suara hantu atau siluman yang bisa membuat bulu kuduk merinding.

Lalu Jenderal Himawan langsung menanyakannya kepada Pak Hendra dan Pak Burhan, pengusaha kaya yang satunya, apa maksud ucapan orang itu?

Kemudian Pak Hendra menerangkan bahwa kediaman Pak Himawan sudah dilindungi semacam pagar pelindung. Apa pun selain udara tidak bisa masuk.

Tapi kalau yang dari dalam rumah bisa keluar. Makanya sosok misterius hitam itu memperingatkan Jenderal Himawan dan juga yang lainnya akan hal tersebut.

Tampak Clarissa maju dan terus menjulurkan tangan kanannya ke depan. Dan langsung mendapati kalau ternyata keterangan papanya Renatha itu memang benar.

Begitu telapak tangannya yang halus itu seperti menyentuh batas antara dua buah pilar serambi, seketika tampak dinding bening berwarna kuning. Dan semua orang dapat melihat dinding mantra itu.

Sementara sosok misterius hitam itu, tanpa menghiraukan keheranan orang-orang yang masih ada di serambi, dia terus melangkah dengan cukup cepat menuju segerombolan Pasukan Siluman Topeng Merah.

Begitu kira-kira tinggal 15 meter lagi jaraknya di hadapan sang pemimpin, sosok misterius hitam yang memang seorang lelaki adanya itu berhenti. Tapi belum puas telapak kasut hitamnya terinjak di atas lantai paving, sang pemimpin kembali membentaknya dengan garang.

"Siapa kau, Bangsat? Kenapa mencampuri urusan kami?"

"Hahaha...., tidak perlu berteriak-teriak seperti itu, Denta," kata lelaki misterius itu bernada santai seraya tertawa pelan, sepertinya, tapi tetap saja terdengar menyeramkan.

"Jangan menguras tenaga dengan percuma," lanjut lelaki misterius itu, "agar kematianmu bisa lama aku cabut."

"Siapa kau, Keparat?" tanya sang pemimpin terkejut bukan main lelaki misterius itu mengetahui dirinya. "Dari mana kau tahu namaku?"

"Sepertinya tidak penting kau mengetahui siapa aku, Denta," kata lelaki itu masih tenang, tapi suara seramnya membuat orang tidak tenang. "Dan... tidak penting juga dari mana aku mengetahui tentang pengkhianat seperti dirimu..., karena itu percuma."

"Yang perlu kau tahu, kedatanganku ke negeri ini adalah untuk membunuh pengkhianat busuk seperti dirimu!"

"Jumawa," dengus sang pemimpin semakin menggeram marah. "Apa kau tidak sadar kalau sedang berhadapan dengan Pasukan Siluman Topeng Merah hah?"

"Apa kau juga tidak sadar kenapa aku bisa ke mari dengan mudah?" lelaki berwajah seram itu malah balik bertanya yang membuat sang pemimpin bersiap untuk terkejut jika apa yang dia duga ternyata benar.

★☆★☆

"Apa kau....?"

"Maaf, Denta," kata lelaki itu masih bersikap santai, sebenarnya, "terpaksa aku membunuh duluan 15 anak buahmu yang ada di depan. Soalnya... mereka telah membunuh semua prajurit penjaga dan semua Pasukan Pengawal Wakil Presiden."

"Brutal sekali anak buahmu, Denta, mereka membunuh orang-orang yang tidak berdosa. Jadi kau jangan marah kalau aku membunuh mereka semua...."

Semua orang yang ada di serambi mendengar ucapan lelaki misterius itu yang walau terdengar seram tapi terkesan santai. Namun hal itu telah sukses membuat mereka semua terkejut.

Lebih terkejut lagi Jenderal Himawan dan Wapres Bambang. Sungguh kedua petinggi negara itu tidak menyangka kalau Pasukan Siluman sudah begitu banyak membunuh prajurit.

Sedangkan sang pemimpin, mendengar ucapan lelaki serba hitam itu, meski dia sudah bersiap untuk terkejut, tapi tak urung dia tetap saja terkejut bukan main.

Sungguh lelaki berwajah bengis itu tidak menyangka kalau lelaki misterius itu telah membunuh semua Pasukan Siluman Topeng Hitam yang dia tugaskan di depan. Lebih tidak menyangka lagi....

Sang pemimpin lagi-lagi terkejut bukan main ketika menyadari sesuatu. Bagaimana bisa lelaki misterius itu tahu-tahu bisa masuk ke dalam areal kediaman Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara ini?

Padahal seluruh areal kediaman Jenderal Himawan sudah mereka segel dengan Tudung Ghaib Merah. Sebuah mantra pengurung atau penyegel yang menyebabkan apa saja kecuali udara tidak bisa masuk ke sini dan tidak bisa keluar dari sini seperti ucapannya tadi.

Jika lelaki serba hitam itu bisa masuk ke sini, tentu dia mempunyai ilmu yang amat hebat. Kalau sudah begitu, tentu lelaki misterius itu bisa saja akan menggagalkan tugas mereka malam ini.

"Apa kau heran kenapa aku bisa menembus Tudung Ghaib Merah, Denta?" kata sosok serba hitam itu seakan bisa membaca pikiran sang pemimpin.

Lagi-lagi sang pemimpin terkejut untuk yang kesekian kalinya, seakan-akan hanya terkejut saja yang dia bisa untuk saat ini.

Betapa tidak?!

Seolah baru dia sadari kalau keberadaan lelaki misterius itu merupakan ancaman baginya. Dia yang tadinya ingin menghabisi secepatnya lelaki misterius itu, jadi harus menguras pikiran untuk melakukan hal itu.

Dia sama sekali tidak mengetahui peri hak lelaki yang dia duga juga memakai topeng itu. Sedangkan lelaki itu mengetahui dirinya, bahkan menyebutnya sebagai pengkhianat.

Pula kehebatan lelaki itu dapat menembus Tudung Ghaib Merah tanpa harus memunahkannya sudah membuat pikirannya terkuras, karena tidak sembarangan orang dapat melakukan hal itu.

Apalagi berpikir mau menghabisinya. Apakah bisa?

Tapi tidak mungkin dia melarikan diri sebagai seorang pengecut bukan?

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!