Berkisahkan tentang bangkitnya arwah seorang gadis yang ingin membalaskan dendam kepada pelaku yang telah membunuhnya secara keji. mampu kah arwah gadis itu membalaskan dendamnya.?? buat yang penasaran cuss langsung kepoin kuy. tak kenal maka tak sayang baca dulu siapa tau suka dengan cerita ini😉😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Mengantar perempuan tak dikenal
Di sebuah tempat,, terlihat keempat pelaku sedang berkumpul di markasnya, mereka tengah membagi uang hasil penjualan motor rampasan mereka.
"Busett.. banyak bener tuh diut, gue udah gak sabar." ucap Jaki saat melihat Rehan meletakkan segepok uang di atas meja.
"Okee.. sekarang gue akan bagi rata semua uang ini. ini buat kamu Jaki, dan ini kalian berdua. dan ini punya gue"
Rehan membagi uang itu secara merata kepada ketiga temannya.
"Wih mantapp..!! Hemm wangi sekali.. kalau gini terus bisa kaya kita iya gak bro.? gak harus susah paya nyari duit, yang ada duitnya datang sendiri pada kita." ucap Jaki tersenyum senang sambil menghirup aroma uang itu.
"Iya dong.. kalau tiap hari dapat segini terus bisa kaya kita." sahut kedua temannya yang menanggapi ucapan Jaki.
Teryata uang yang mereka dapatkan itu adalah hasil dari menjual motor Diana yang mereka rampas.
Kurang ajar!! bisa bisanya mereka bersenang senang di atas penderitaanku, Tunggu "pembalasanku...!!!
Tanpa mereka sadari teryata dari tadi Arwah Diana tengah mengawasi mereka. di balik pepohonan, Diana merasa sangat geram dengan keempat pelaku itu.
"Mantap banget cuyy.. uang banyak hati pun senang, bisa buat makan satu bulan ini mah." ucapJaki tersenyum senang.
"Selanjutnya apa yang harus kita lakukan guys?" tanya Jaki sambil melihat ke arah ketiga temannya itu.
"Kita habisin duit ini dulu lah, setelah itu baru kita nyari target baru." sahut Rehan sambil menaik turunkan alisnya.
"Yoi.. boleh juga ide Lu, uang kita kan masih banyak kalau udah mulai menipis kita beraksi lagi, iya gak?" ucap Bayu sambil menaik turunkan alisnya.
"Iya Bre gue setuju, lagian duit kita masih banyak, cukup ini mah kalau buat makan satu bulan." sahut Jaki sambil tersenyum senang.
"Eh guys.. kok gue jadi kepikiran omongan cewek itu ya, sepertinya dia tidak main main dengan perkataan nya." ucap Dika sambil bergidik ngeri, ia teringat dengan sumpah yang dikatakan oleh Diana.
"Udah lah bro jangan mikirin dia, biarkan saja, tenang aja aman bro." ucap Rehan dengan santai nya menanggapi ucapan Dika.
"Ada benarnya apa kata Dika bro, kemarin cewek itu kan sempat bilang akan balas dendam sama kita. omongan cewek itu memang tidak main main bro" sambung Bayu yang juga ikut bergidik ngeri.
"Yaelah kalian berdua takutan amat sih, gak bakal dia balas dendam orang cewek itu udah mati, mana ada orang mati bangkit lagi." ucap Rehan sambil menghisap sebatatang rokok.
"Kalau dia gak Terima terus arwahnya gentayangan jadi hantu gimana, kita juga yang susah. yang ada kita dihabisi sama dia."
"Hadeh.. kalian ini masih aja percaya sama yang begituan, jaman sekarang kagak ada hantu, hantu itu hanya cerita rakyat, kalau orang sudah mati ya mati gak akan bangkit lagi apa lagi jadi hantu. kagak adaa." Rehan hanya menggelengkan kepala melihat tingkat laku ketiga temannya itu yang menurutnya aneh.
Mereka bertiga hanya diam tak ada sautan apapun dari mereka.
"Gue jabut dulu ya guys." ucap Dika sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana Lu Dik masih jam segini udah mau pulang aja." tumpal Rehan.
"Ngantuk gue bro mau pulang, pegel semua nih badan rasanya kayak mau rontok." sahut Dika.
"Yaelah anak muda jam segini udah mau tidur aja lu, gak sangar blas lu." ucap Rehan yang meledek Dika.
"Serah kalian dah, gue ngantuk mau tidur, yaudah ya gue cabut dulu." Dika langsung melenggang pergi dari tempat itu dan berjalan ke arah motornya.
"Gak sangar blas tuh si Dika masih jam segini udah mau tidur aja."
Saat ini di kediaman markas keempat pelaku itu hanya menyisahkan Rehan, Bayu dan Jaki saja karna salah satu teman mereka sudah pulang terlebih dahulu.
Sedangkan di perjalanan, Dika tengah menempuh perjalanan menuju rumah, suasana jalan saa itu nampak lah sepi tak ada pengendara lain pun yang melintas.
"Duhh.. dingin banget sih gue lupa bawa jaket lagi." guman Dika, sambil fokus mengendarai motornya.
"Eh itu kok ada orang.? ngapain cewek itu malam malam sendirian, Hmm.. kasian juga.. coba gue samperin deh."
Saat tengah asyik mengendarai motornya, samar samar Dari kejauhan Dika melihat seorang perempuan yang tengah berjalan seorang diri, dibawah pantulan sinar rembulan.
"Mau kemana Mbak malam malam gini keluar sendirian.?" tanya Dika saat sudah sampai di samping perempuan itu.
"Saya mau pulang Mas.." sahut perempuan itu singkat.
Perempuan itu nampak sedikit aneh, semua tubuhnya nampak pucat layaknya seperti orang sedang sakit.
"Oh mau pulang ya, bareng sama saya aja mbak mari saya antar bahaya loh kalau malam malam gini Mbaknya jalan sendrian." Dika yang merasa tak tega dengan perempuan itu ia menawarkan tumpangan pada perempuan itu.
"Apa gak ngerepotin kalau saya ikut sama masnya.?
"Gak ngerepotin sama sekali kok Mbak, cuma gitu doang, mari Mbak saya antar."
Perempuan itu hanya mengangguk dan langsung naik di belakang motor Dika.
Lalu setelah itu Dika kembali mengendarai motornya.
"Rumah mbaknya dimana.? ini masih jauuh apa gak dari sini?" tanya Dika sambil fokus mengendarai motornya.
"Masih jauh mas." sahut Perempuan itu dingin.
"Oh.. emang mbaknya dari mana kok sendirian.? gak takut apa malam malam gini keluar sendirian.
Perempuan itu hanya diam dan menunduk saja tak menjawab perkataan Dika.
"ini kemana mbak masih jauh apa gaak. kok dari tadi gak nyampek nyampek."
"Masih jauh mas, jalan Mawar 2 arah arah rumah saya."
"oh jalan mawar 2 toh, oke deh."
Tak lama kemudian Kini Dika mulai memasuki perhutanan,, suasana saa itu nampak Mencengkram dan sunyi.
"Ini beneran jalan ke arah rumah mbak, kita gak salah jalan ini kan.? ucap Dika sambil melihat sekelilingnya.
"Iya mas benar, ini jalan ke arah rumah saya." sahut Perempuan itu singkat sambil menunduk.
"Waduh.. agak ngeri juga ya disini." ucap Dika sambil bergidik ngeri melihat suasana di sekelilingnya.
"Berhenti disini Mas." pinta perempuan itu.
Dika langsung menghentikan motornya saat perempuan itu menyuruhnya berhenti.
Nampak saat ini mereka berdua nampak berada di tengah hutan yang sangat sepi dan sunyi, hanya terdengar semilir angin lalu lalang yang berhembus di sekitar mereka.
Dika turun dari motornya sambil melihat sekeliling hutan itu yang tak terlihat satu rumah pun disana.
"Loh ini kan.?? kok! bukannya tempat ini."
Seketika itu Dika jadi teringan dengan tempat itu dimana sewaktu ia dan ketiga temannya membunuh seorang gadis. perasaannya menjadi gelisah tak karuan saat mengingat tempat itu.