Butuh pikiran terbuka dan kebijkan membaca novel ini.
Mona Ayunda, itulah nama seorang wanita pengantar pizza yang tidak sengaja bertemu dengan seorang pengacara terkenal bernama Abraham Reno Winata, di sebuah Penthouse mewah milik sang pengacara.
Dengan kehidupannya yang sulit di sebabkan ibu tirinya. Mona harus bekerja paruh waktu sambil berkuliah di sebuah Universitas Swasta terkenal dengan beasiswa yang dia dapatkan.
Namun peristiwa berdarah yang melibatkan keluarganya membuat dirinya terpaksa terikat pernikahan kontrak dengan sang pengacara. Selama perjalanan pernikahan kontrak itu, Mona harus menerima semua perjanjian yang di tetapkan sepihak oleh sang pengacara, yang merugikan dirinya.
Di tambah kisah masa lalu yang sedikit demi sedikit terkuak, memperburuk hubungan keduanya.
Bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya? Apa kebencian mereka bisa berubah cinta atau semakin jauh jarak dia antara keduanya.
Ikuti terus cerita My Love My Lawyer
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rimza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Yang Tak Diharapakan
...BAB INI MENGANDUNG CERITA DEWASA. MUNGKIN TIDAK COCOK DENGAN SEBAGIAN PEMBACA. MOHON KEBIJAKAN DALAM MEMBACA ❗...
Di kampus dimana Mona menempuh pendidikan, sudah ramai orang-orang yang membicarakan skandal Alice.
Dari berita terakhir, wanita tersebut di panggil pihak kepolisian mengenai video syurnya yang meresahkan sekaligus menggemparkan jagad dunia maya maupun nyata.
"Kan apa aku bilang, Alice pasti ada main dengan pria lain" ucap Resti yang kini sedang berada di sebuah kantin bersama Mona.
"Tapi kamu kan sempat mengidolakan artis itu?" Menatap Resti sambi menyunggingkan sudut bibirnya.
Tatapan Mona membuat Resti agak malu, karena sebelumnya dia sering memuja Alice di hadapan Mona. Namun nyatanya saat ini, dia tidak mengaguminya, malah akhir-akhir ini terus mencela Alice.
"Waktu itu aku khilaf. Lagi pula siapa suruh memfitnah Reno, akhirnya dia sendiri yang karirnya hancur" ucap Resti sambil melipat tangan di dada.
Sungguh Mona tak mengerti arti sebuah idola bagi fansnya, atau sebaliknya. Perkataan Resti membuka pikirannya. Jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi pada seseorang, sekalipun dia artis atau ratu sekalipun. Karena saat seseorang yang kau kagumi tak sesuai harapanmu. Maka seseorang yang awalnya pengagum bisa menjadi pembenci dalam waktu yang singkat. Hanya karena tak sesuai dengan ekspektasinya. Karena bagi Mona, berharap terlalu tinggi pada seseorang hanya akan membuatnya kecewa.
"Maka dari itu, kalau memuja artis jangan berlebihan, apalagi pada si Reno itu" ucap Mona.
"Hei....! Apa maksudmu?" dia memang pengacara hebat kok?" Resti tak terima atas ucapan Mona.
"Terserah kau saja, yang pasti apa yang terlihat di media, itu bukanlah kepribadian mereka yang sebenarnya" Mona berusaha menjelaskan pada Resti yang terlihat kesal.
"Tapi bagiku Reno itu sangat sempurna, kamu tak akan mengerti, karena kau sama sekali tak punya seseorang untuk diidolakan. " Resti terus berdebat dengan Mona. Resti benar-benar menjadi fans fanatik Reno saat ini, tanpa tahu sifat sang pengacara sebenarnya.
"Bagiku Reno pria sempurna tanpa celah. Andai saja aku punya pacar sepertinya. "Ucap Resti lagi.
Mona memutar bola matanya malas mendengar sanjungan untuk Reno dari mulut temannya itu. "Kamu belum tahu saja siapa Reno, kalau kau tahu mungkin kau tak akan bicara seperti itu" batin Mona.
Resti mengerutkan dahinya melihat ekspresi mona, " kenapa? Sudah jelaskan, Reno itu tampan, pintar, kaya dan badanya itu loh, ingin sekali aku memeluknya" ucap Resti dengan ekspresi berkhayalnya.
Mona hanya menghela nafasnya dalam, melihat kelakuan Resti yang sudah terlanjur militan mengidolakan Reno, pria yang dia anggap sangat menyebalkan dan sombong.
"Baiklah, ayo berangkat kerja, nanti bos ngomel kalau kita terlambat" ucap Mona, lalu beranjak dari duduknya. Diikuti Resti menuju parkiran motor. Keduanya berangkat dengan motor masing-masing.
Sampailah keduanya di restoran Yummy Pizza, tempatnya bekerja.
Keduanya pun sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Resti terlihat sibuk melayani para pelanggan, sedangkan Mona sudah pasti sibuk mengantar pizza pesanan para pelanggan.
"Mona, antar ini" ucap Resti sambil memberikan lima box pizza yang akan di antar temannya itu.
Dengan segera Mona mengantar pizza itu ke beberapa alamat yang di tuju, dan terakhir, dia sampai di sebuah apartemen kelas menengah untuk mengantar pesanan terakhirnya.
Dengan langkah yang cepat dia menuju unit pelanggan nya berada. Sampai di depan pintu, dia mengirim pesan ke pemilik unit apartemen tersebut.
(Mona) selamat malam kak? Yummy pizza disini, saya sudah di depan pintu.
(Pelanggan) iya.
Tak lama kemudian pintu terbuka. Dan betapa terkejutnya Mona saat mengetahui siapa penghuni apartemen tersebut.
"Kau?!" suara keduanya bersamaan.
Nampak sosok wanita yang tak asing bagi Mona. Dia adalah Ratna, mantan ibu tirinya.
Keduanya saling melempar tatapan tajam, menunjukkan ketidak sukaan baik itu Mona pada Ratna, maupun sebaliknya.
"Ini pesanan anda" ucap Mona yang mulai tidak nyaman pertemuannya dengan mantan istri ayahnya itu.
Ratna langsung mengambil dengan kasar box berisi pizza itu, sambil memasang wajah ketus. "Ini!" ucap Ratna sambil melempar uang tepat di wajah Mona.
Langsung di banting pintu itu oleh Ratna dengan sangat keras, hingga suaranya mengagetkan Mona.
Mona hanya bisa bersabar sambil mengelus dadanya, mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari Ratna. "Dasar wanita lampir" umpatnya. Lalu meninggalkan apartemen tersebut.
Sedangkan di dalam kamar apartemen, terlihat Ratna yang sedang bersama seorang pria, yang bernama Didit.
"Ada apa sayang?" tanya si pria yang sempat mendengar suara pintu yang cukup keras.
"Tidak ada apa-apa, hanya pengantar pizza yang tak tahu diri" ucap Ratna ketus yang tengah duduk di tepi ranjang.
"Apa maksudmu?" Didit mengernyitkan dahinya, menunjukkan ekspresi penasaran.
Ratna langsung memasang wajah malas mendengar pertanyaan si pria. "Sudahlah sayang, jangan membahas itu, aku sudah pesankan pizza"
Pria itu langsung menarik tubuh Ratna di atas ranjang sambil mencumbui wanita tersebut" Aku masih belum lapar, aku ingin melanjutkan yang tertunda tadi"
"Apa kau masih belum puas juga" ucap Ratna sambil merangkul leher pria tersebut.
"Belum, aku belum puas, mari kita lanjutkan ronde selanjutnya" bisik Didit ke telinga Ratna.
"Baiklah aku yang memimpin" saut Ratna.
Ratna pun melucuti pakainya, lalu menggerakkan naik turun tubuhnya dia atas pria tersebut, memberikan pelayanan terbaiknya.
Di sela kegiatan panas mereka, tiba-tiba ponsel Didit berdering.
"Halo pa, papa ada dimana?" suara seorang wanita, yang tak lain istrinya.
"Papa sedang lembur hari ini Ma, sepertinya Papa akan terlambat pulang." jawab Didit yang masih melakukan kegiatan persetubuhannya.
"Baiklah hati-hati, putramu sedang sakit, dia terus mencari Papa" ucap si istri, yang tak mengetahui apa yang di lakukan suaminya di belakangnya.
"I-iya, Papa akan segera pulang" jawab Didit yang menahan suara desahannya agar tak terdengar oleh istrinya.
"Baiklah Pa, aku menunggumu di rumah" ucap sang istri, lalu sambungan telepon pun terputus.
"Istrimu?" tanya Ratna sambil memicingkan matanya ke arah Didit yang sedang menikmati gerakan tubuhnya.
"I-iya sayang, cepat selesaikan aku sudah ingin keluar" lenguh Didit yang merasakan senjatanya seakan mau meledak.
"Oooh...." Didit akhirnya melakukan pelepasannya. Kini keduanya berbaring melepas lelah.
"Ratna, bagaiman rencanamu untuk mendapatkan surat tanah milik Herman, kapan kau akan melakukannya?" tanya Didit yang kini sedang bersandar sambil makan pizza yang di pesan tadi.
"Sebentar lagi aku akan dapatkan surat itu" jawab Ratna sambil duduk bersandar menghisap sebatang rokok, "kalau bukan karena si Mona itu, mungkin saat ini aku sudah dapatkan apa yang aku inginkan" tambahnya.
"Cepatlah lakukan! Karena surat tanah itu sangat penting bagi kita" desak Didit sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Kau tenang saja, aku akan segera mendapatkannya"
Ratna dan Didit berencana mengambil surat tanah milik Herman. Namun sebenarnya surat tanah itu adalah milik mendiang istrinya. Setelah bangkrutnya usaha Herman, hanya tersisa rumah dan sebidang tanah yang cukup luas, yang suatu hari nanti akan di wariskan kepada kedua anaknya.
Ratna yang waktu itu bersikeras tak ingin bercerai dari Herman, karena alasan surat tanah dan rumah itu belum dia dapatkan. Namun karena rencana itu gagal akhirnya dia memutuskan untuk mengambilnya kembali diam-diam, yang artinya dia akan mencurinya.
nambah satu bab dulu sambil ngopi
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Coffee//Rose/
defenisi jodoh gak ke mana /CoolGuy/
tenyta naskah yang sama/Bye-Bye/
pe sini dulu, segelas kopi untuk mar2