Sebagai satu-satunya penerus keluarga Parker, Justin Midas Parker dikenal dengan sikap dingin dan kejamnya namun memiliki trauma terhadap sentuhan fisik. Haphephobia yang dialaminya sangat parah sehingga dia tidak bisa bersentuhan bahkan dengan keluarga nya sendiri.
Suatu hari, saat Justin sedang melakukan terapi pengobatan, ia tanpa sengaja bertemu dengan dokter wanita yang berhasil menyentuhnya tanpa membuat penyakitnya kambuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6-Pertemuan di Club Malam
Di sebuah club malam terbaik milik kota New York, terlihat padat dengan para pengunjung. Ada yang sudah menari, ada yang duduk-duduk berbincang, ada juga yang duduk menyendiri di meja paling pojok club tersebut. Dan itu adalah Justin. Pria itu selepas dari perusahaan langsung menuju ke club milik nya itu.
Justin memegang kepala nya karena merasa pusing. Bukan pusing karena efek minuman, melainkan pusing memikirkan kejadian-kejadian yang menimpa dirinya beberapa hari ini, dan semua nya berhubungan dengan Elle nya.
Justin kembali menuangkan alkohol ke dalam gelasnya. Pria itu lalu meminumnya dalam satu tenggakan. Setelahnya dia menyandarkan diri di kursinya. Memejamkan mata, menikmati alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey wanita.
Namun Justin tiba-tiba terkejut saat seseorang menabrak meja nya. Pria itu melihat seorang wanita terduduk di lantai. Seperti nya wanita itu sedang mabuk.
Justin tidak memperdulikan wanita yang wajahnya tertutup oleh rambut itu. Dia kembali menuang alkohol ke gelasnya. Namun tangan pria itu berhenti menuang, saat si wanita mengangkat wajah nya.
Justin terpaku saat mengenali siapa wanita itu.
" Nona Easton? " lirih Justin.
Tak lama wanita itu bangkit lalu duduk di kursi yang ada di hadapan Justin. Setelahnya wanita itu merebahkan kepalanya di atas meja.
" Ju, aku merindukanmu. Dimana kamu sekarang? " lirih wanita itu yang tak lain adalah Hazel Easton.
Justin terdiam. Dia bagaikan tersambar petir saat mendengar nama yang disebutkan oleh Hazel.
Ju, itu adalah panggilan kesayangan Elle dulu jika dia sedang bermanja kepada nya.
" Elle.... " tanpa sadar Justin menyebutkan nama itu.
Hazel mengangkat wajahnya, dia seperti merasa ada seseorang yang memanggil nama nya.
" Kau mengenalku, tuan? " tanya Hazel yang sudah menegakan duduknya di kursi.
" Kau tadi menyebut seseorang dengan nama Ju. Apa aku boleh tau siapa dia? " tanya Justin memanfaatkan Hazel yang sedang mabuk itu untuk menggali informasi.
" Ah, dia sahabat kecil ku sewaktu di panti asuhan. Aku sangat merindukan nya, tapi aku tidak tau dimana dia sekarang. " jawab Hazel dengan tubuh sempoyongan karena mabuk.
Tak lama wanita itu meraih gelas Justin dan menuangkan alkohol yang masih tersisa setengah di botol itu dan meneguknya. Justin hanya diam, tidak menegur apa yang sudah di lakukan wanita itu.
" Siapa nama nya? " tanya Justin lagi. Tangan nya terlipat di depan dada dan duduk bersandar di kursinya.
" Justin. Dulu dia selalu memberikan jatah permen nya kepadaku. " jawab Hazel dengan suara sangat pelan.
Justin terdiam. Dia mencerna dengan baik apa yang baru saja ia dengar barusan. Benarkah wanita di hadapan nya ini adalah Elle nya? Tapi kenapa wajah nya sangat berbeda. Apa karena mereka sudah berpisah selama 20 tahun sehingga begitu banyak perubahan yang terjadi pada Elle?
Tiba-tiba Hazel bangkit lalu berjalan meninggalkan Justin tanpa kata. Sedangkan Justin dia masih belum yakin dengan fakta yang baru ia dapatkan.
Justin juga bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Hazel. Mata pria itu bergerak mencari dimana keberadaan wanita itu. Saat mata nya melihat ke arah pintu keluar, dia mendapati Hazel berjalan kearah sana. Dengan cepat, Justin menyusul Hazel.
Saat dirinya sudah berada dekat dengan Hazel, tiba-tiba saja wanita itu tak sadarkan diri. Reflek Justin menangkap tubuh Hazel.
Justin terkejut dengan apa yang baru saja dia lakukan. Kenapa dia seberani ini menyentuh seseorang?
Justin beralih menatap Hazel. Wanita itu benar-benar tak sadarkan diri saat ini. Tidak mungkin ia membiarkan wanita itu tergeletak disini.
Akhirnya Justin membawa Hazel dalam gendongan nya, dan pria itu keluar dari sana untuk menuju mobilnya.
Setelah meletakan Hazel di kursi penumpang bagian belakang, Justin memutar tubuhnya untuk masuk ke mobil dari sisi yang lain.
Baru saja ia akan menyalakan mesin mobil, tubuhnya tiba-tiba merasa tidak nyaman. Tangan nya gemetaran, dada nya mulai sesak, wajahnya berkeringat menandakan jika penyakitnya sedang kambuh saat ini.
Justin meraih ponselnya dari saku celana, lalu dengan susah payah menghubungi Jonas untuk menyusulnya kesini.
Justin berusaha mengatur napas nya. Pria itu menurunkan sedikit kaca mobilnya agar udara segar bisa masuk. Sembari berusaha menormalkan diri nya, sebuah kenyataan kembali mengusik pikiran pria itu.
Kenapa dia tidak bisa bersentuhan dengan Elle? Bukankah mereka dulu selalu bersama sering bergandengan tangan saat bermain. Apa karena penyakitnya ini muncul setelah dia remaja sehingga dirinya pun tak bisa bersentuhan dengan Elle?
Kepala Justin terasa nyeri. Pria itu menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan Hazel. Wanita itu masih terbaring disana dalam keadaan tak sadarkan diri.
***
20 menit kemudian akhirnya Jonas sampai di club yang disebutkan oleh tuan nya tadi. Pria itu memperhatikan area parkiran dan tak lama mata nya melihat mobil milik Justin. Jonas berlari menghampiri mobil tersebut dan mengetuk kacam mobil yang terbuka sedikit itu.
Karena tidak mendapat sahutan, Justin langsung membuka mobil yang untung saja tidak di kunci. Saat ia berhasil membuka mobil, betapa terkejutnya Jonas melihat tuan nya dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Wajah Justin terlihat sangat pucat, ditambah tangan yang terus gemetaran. Saat dia mencondongkan tubuhnya masuk ke dalam mobil, Jonas kembali terkejut saat melihat seorang wanita terbaring di kursi penumpang bagian belakang.
" Tuan apa anda baik-baik? " tanya Jonas dengan khawatir seraya mencoba mengguncang tubuh tuan nya itu.
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Justin Pria itu masih sadar namun terlihat sangat lemah.
Jonas menarik Justin untuk keluar dan membopongnya untuk pindah ke kursi penumpang.
" Bertahanlah tuan. " lirih Jonas setelah berhasil memindahkan Justin.
Setelahnya pria itu memutar ke sisi pintu kursi pengemudi dan langsung masuk kedalam mobil.
Dengan kecepatan sedang, Jonas mengendarai mobil itu untuk menuju kerumah sakit terdekat.
***
" Ada apa dengan Justin, Jo? " tanya Antoni yang menyusul kerumah sakit setelah dihubungin oleh Jonas. Saat ini mereka sedang berdiri di depan ruang UGD.
" S-saya juga tidak tau tuan, saat saya menyusul, tuan sudah terlihat sangat lemas di dalam mobilnya. Seperti nya penyakitnya kambuh. " jawab Jonas dengan kepala menunduk hormat.
Ana yang juga ikut kerumah sakit, hanya bisa menangis di dalam pelukan sang suami. Dia merasa khawatir dengan keadaan putra nya tersebut.
Tiba-tiba pintu ruang UGD terbuka. Dokter Jenn keluar dari sana.
" Tuan Jonas, apa yang sebenarnya terjadi sehingga penyakit tuan Parker bisa kambuh seperti ini? "
Jonas menggeleng lemah, " saya juga tidak tau, dokter Jenn. Saat saya tiba, tuan sudah dalam keadaam lemah seperti itu di dalam mobil nya. "
" Bagaimana keadaan putra saya dokter? " tanya Anna dengan suara bergetar.
" Dokter jaga tadi sudah memeriksa nya. Tuan muda Parker sudah dalam keadaan stabil saat ini. Tapi saya harap kalian bisa menjaga agar penyakitnya tidak sering kambuh, atau itu akan membahayakan kesehatan tuan muda Parker. " jelas dokter Jenn seraya bergantian menatap ketiga orang yang berdiri di hadapan nya tersebut.
" Apa kami boleh masuk? " tanya Antoni.
" Silakan tuan Parker. "
Dokter Jenn memberi jalan untuk tuan dan nyonya Parker tersebut masuk kedalam ruang UGD.
Sedangkan Jonas dia memanggil dokter Jenn karena ada yang ingin di beritahu kan.
" Dokter Jenn, ada yang ingin saya katakan. " ucap Jonas dengan suara yang cukup pelan agar tidak di dengar oleh orang lain.
Dokter Jenn mengangguk paham, lalu mengajak Jonas untuk keruangan nya.
" Tuan Justin tadi bersama seorang wanita di dalam mobil. Apa mungkin karena itu penyakitnya menjadi kambuh? " tanya Jonas setiba nya mereka di ruangan psikiater muda tersebut.
" Apa anda melihat mereka melakukan kontak fisik? "
Jonas menggeleng, " tidak. Karena wanita itu tidak sadarkan diri di kursi penumpang belakang, sedangkan tuan di kursi pengemudi.
"
" Apa mungkin tuan Parker yang memasukan wanita itu ke dalam mobilnya? Jika iya, tentu saja penyakit nya kambuh separah ini karena menggendong seseorang tentu membutuhkan waktu beberapa menit. " jelas dokter Jenn yang mulai mengerti penyebab kambuhnya penyakit tuan muda Parker itu.
Jonas juga setuju dengan analisa wanita di hadapan nya tersebut. Sangat masuk akal. Namun yang membuat dirinya merasa aneh, untuk apa tuan nya melakukan hal yang tidak pernah pria itu lakukan selama belasan tahun ini.
" Nona Easton, ada apa sebenarnya antara kau dan tuan Justin? " tanya Jonas di dalam hati saat mengingat siapa wanita yang bersama tuan nya di dalam mobil tadi.