Ketika angan angan menjadi sebuah harapan, sebuah tekanan menjadi sebuah alasan pribadi seseorang terbentuk.
Amara Veronika gadis yang terlahir dalam keluarga yang bisa terbilang harmonis.
Namun keharmonisan itu harus hilang setelah bunda Amara meninggal. Sikap sang ayah menjadi sangat dingin dan tak hanya itu Amara juga di kaget kan dengan hubungan sang ayah dengan sekretaris nya.
Sampai suatu ketika Amara bertemu dengan Agatha cowok terpopuler di sekolah baru nya yang membuat beban dalam hidup Amara berkurang.
Sama hal nya seperti Amara, Agatha juga memiliki berbagai banyak masalah keluarga dengan kedua orangtuanya yang sering bertengkar hanya karena hal sepele hingga adik Agatha yang sakit di rumah sakit.
Bagai mana kah pertemuan mereka?
Dan apakah mereka dapat melewati berbagai banyak masalah dengan usia mereka yang terbilang sangat muda?
Yuk langsung join dan jangan lupa juga untuk di follow dan like maksh🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnn_45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[10]
Miko dan Azka yang awal nya sedang duduk tenang di ruang tamu tiba tiba di kejutkan dengan suara kaca yang pecah dari kamar Amara. Azka dan Miko yang khawatir akan Amara kenapa Napa langsung mendobrak pintu kamar Amara, di sana mereka melihat dengan jelas Amara sedang tergeletak tak sadar kan diri di lantai.
" Amara." teriak Miko dan Azka lalu menghampiri Amara
Setelah Azka menggendong Amara dan membaringkan nya di kasur, Miko langsung menghubungi dokter pribadi nya untuk mengecek kondisi Amara. Setelah beberapa menit dokter itu akhirnya telah tiba dan langsung memeriksa keadaan Amara
" Dok, gimana kondisi anak saya?" tanya Miko khawatir
" Seperti nya Amara terlalu banyak menerima tekanan maupun pikiran dan itu lah yang menyebabkan kondisi Amara melemah."
" Lantas apa yang harus kita lakukan?" tanya Azka khawatir
" Saran saya Amara tidak boleh kecapean dan selain itu Amara juga tidak boleh memikirkan apa yang membuat nya drop kembali." Saran dokter
Azka yang mendengar saran dokter langsung menarik tangan Miko. Miko yang keheranan atas sikap anak laki laki nya itu langsung menghentikan langkah kaki nya.
" Ada apa sih ka." bentak Miko
" Ada apa papah bilang, Papah ga denger apa yang di bilang sama dokter bahwa Amara tidak boleh memikirkan apa yang membuat nya drop dan aku harap papah ngerti terhadap apa yang aku maksud." bentak Azka lalu pergi
Miko yang merasa marah melampiaskan nya dengan memukul pas bunga yang ada tepat Nya di samping kanan dirinya. karna Miko tak mau terjadi apa apa terhadap putri nya itu, akhirnya Miko memutuskan untuk menjauh sementara waktu dari Isabella.
" Bagaimana pun Amara adalah putri ku jadi aku harus memprioritaskan Amara di banding ego ku." ketus Miko
Suasana yang awal nya tegang itu tiba tiba berubah menjadi haru karna Amara mulai membuka mata nya secara perlahan. Azka dan Miko pun menghampiri Amara dengan sangat panik dan tanpa mereka ketahui ternyata pergelangan tangan Amara terluka akibat serpihan kaca dari gelas itu.
Amara yang tak mau membuat kedua laki laki kesayangannya itu khawatir lantas menyembunyikan luka nya itu di balik selimut.
" Ra kamu kenapa ga makan makanan yang Kaka kasih sih?" tanya Azka
Amara tak merespon apapun dan hanya menunduk kan kepala nya ke bawah.
" Sayang papah minta maaf dan papah udah putusin hubungan papah sama Tante Isabella." ketus Miko
" papah ga bohong kan?" tanya Amara memastikan
Miko merespon dengan anggukan kepala. Amara yang mendengar kabar baik itu lantas tersenyum dan memeluk Miko dengan sangat bahagia. Tak lama kemudian setelah Miko dan Azka meninggalkan kamar Amara tiba tiba saja Agatha datang dengan maksud ingin menengok kondisi Amara.
Azka yang mengenal Agatha memper boleh kan nya untuk masuk melihat kondisi Amara. Azka pun mengantar kan Agatha menuju kamar yang di tempati oleh Amara saat itu.
" Ini kamar adik gw, awas lo jangan macam macam." ucap Azka memperingatkan
" Santai aja kali bro, kan lo tau gw." ketus Agatha dengan sedikit senyuman
Agatha pun masuk ke kamar Amara, dan Amara yang melihat Agatha langsung terkejut dan bangun dari tidur nya. Amara merasa keheranan dengan kedatangan Agatha apalagi Agatha datang dengan sekeranjang buah di tangan nya.
Walau pun Agatha terlihat care pada Amara namun pria itu masih tetap dengan watak nya yang dingin dan terlihat arogan.
" Kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya Amara
" Ya buat jenguk lo lah." ketus Agatha dengan ekspresi yg sama
Agatha yang menyadari bahwa pergelangan tangan Amara terluka seketika meletak kan sekeranjang buah nya itu di meja.
" Ada kotak P3K ga?" tanya Agatha
" Ada di laci paling atas, emang nya kenapa?" tanya balik Amara
Dengan dingin Agatha tak merespon pertanyaan Amara dan mengambil kotak P3K lalu duduk di samping Amara. Amara yang keheranan mengkerut kan kening nya dan memandang Agatha yang terlihat sangat serius entah mencari apa di kotak obat itu.
" Ka, kamu kenapa sih?" tanya Amara keheranan
" Kalau punya luka tuh di obatin, nanti infeksi." ketus Agatha dengan dingin sambil mengobati luka yang ada di pergelangan tangan Amara.
Amara memandang Agatha. Dia tak akan pernah menyangka bahwa Agatha bisa se care itu pada dirinya, jangan kan pada Amara bahkan cowok yang terkenal dingin itu tak pernah se care itu pada gadis lain.
Apakah Agatha mulai luluh dengan Amara?
Tak di sangka Azka melihat kedekatan Agatha dengan Amara pada waktu itu. Azka yang tak mau mengganggu suasana itu memilih untuk pergi meninggal kan mereka. Namu ketika Azka mulai membalikan badan nya tiba tiba Amara melihat Azka.
" Ka mau kemana." teriak Amara
Azka pun kembali membalikan badan nya dan menghampiri mereka ber dua.
" Kenapa putar balik?" tanya Amara
" Kaka ga mau ganggu kalian." ketus Azka tersenyum
" Ga lah." ketus Agatha
" Gw tau lo bisa jaga Amara, bahkan ketika gw ga melihat luka di tangan Amara lo dengan cepat membalut luka Amara dengan sangat baik." ucap Azka sambil menepuk bahu Agatha.
Setelah waktu menunjukan jam 21.30 malam, Agatha ber pamitan untuk segera pulang karna waktu yang semakin larut.
____
Selang beberapa hari Amara tak masuk sekolah akhirnya hari itu kondisi Amara membaik dan dokter juga sedah memperbolehkan Amara untuk beraktivitas seperti biasanya. Ketika Amara melangkah kan kaki nya ke gerbang sekolah, entah kenapa Amara merasa bahwa semua pandangan tertuju pada nya.
Bagai mana tidak tanpa Amara sadari Agatha berjalan di belakang nya. Dan tiba tiba Agatha menarik kunciran rambut Amara yang menyebabkan rambut Amara terurai dengan sangat cantik.
Amara membalikan badan nya. " Ka Agatha." ucap Amara dengan jidat yang di kerut kan
" Lo cantik kan kaya gini." ketus Agatha dengan dingin lalu pergi begitu saja
Setelah Agatha mengucapkan hal itu jelas saja mengundang kecemburuan pada hati para gadis yang menyaksikan kejadian itu termasuk Bianca dan geng nya.
" Ternyata si anak baru itu makin ngelunjak aja." ketus salah seorang geng Bianca
" Kalian liat aja, secepatnya gw bakal buat anak baru itu ngerti." ucap Bianca dengan alis yang di naikan sebelah
Di sisi lain Amara mengejar Agatha dan di tengah lorong Amara tak sengaja bertabrakan dengan Victor. Di sana terlihat jelas bahwa tatapan Victor pada Amara itu terlihat sangat berbeda bahkan melebihi seorang teman. Agatha yang melihat Amara berpeluk kan dengan Victor entah mengapa merasa cemburu.
" Maaf ka." ucap Amara lalu berlari kembali mengejar Agatha
" Ka balikin ikat rambut aku." teriak Amara
" Gw kan udah bilang kalau rambut lo itu cantikan di gerai." ucap Agatha dengan wajah yang masih datar
" Ya terus, aku harus nurutin apa yang kamu mau? Sorry ya aku ke sekolah bukan buat caper sama kamu." ucap Amara lalu mengambil ikat rambut yang ada di tangan Agatha.
Agatha yang mendengar kata kata Amara jelas sangat terkejut. bagai mana tidak, selama ini hampir semua gadis mendekati nya namun berbeda dengan Amara.