THE KING'S TWINS

Dibawah langit malam  bertaburan bintang dengan bulan purnama bulat sempurna yang sangat terang membuat suasana malam yang biasanya gelap gulita menjadi lebih cerah seperti pagi menyingsing fajar, sangat terang dan sejuk.

Dalam cuaca sebagus ini Ru Mayleen bisa merasakan ada satu tempat dihalaman belakang rumahnya yang memiliki energy murni sangat besar sehingga tanpa sadar diapun bergerak menuju kesana.

Setelah membuat perisai pelindung agar tak ada yang bisa mendeteksi aura yang akan dia keluarkan untuk menguji kekuatannya, Ru Mayleen segera duduk bersila ditengah – tengah taman.

Angin halus yang mengelilinginya juga cahaya hijau keemasan terang yang keluar dari dalam tubuhnya membuat kulit putih Ru Mayleen terlihat sangat cerah dan bersinar dibawah sinar bulan purnama.

Rambutnya yang hitam legam terbang menari – nari diudara bersama lapisan luar pakaiannya membuat wanita itu seperti peri yang baru turun kedunia.

Sementara itu tak jauh dari tempat dimana Ru Mayleen bermeditasi, sepasang anak kembarnya juga sedang meningkatkan kekuatan mereka agar bisa menembus tingkat selanjutnya didalam kamarnya.

Jendela kamar sikembar yang berada tepat diatas tubuh Mayleen yang sedang melayang diudara dengan kedua mata terpejam dalam posisi lotus terlihat seperti lukisan dewa dan dewi yang sedang turun dari kayangan dimana dari tubuh ketiganya terpancar aura halus aneka warna seperti pelangi yang menyelubunginya.

Li Tian yang mengawasi dalam kegelapan hanya bisa terbelalak kagum melihat pemandangan indah dan menakjubkan yang ada didepan matanya tersebut.

Jika untuk sikembar mungkin Li Tian tak terlalu terkejut karena dia sudah mengetahui kekuatan cucu majikannya itu sedari kecil.

Tapi untuk Ru Mayleen, ini baru kali pertama Li Tian melihat dengan kedua matanya sendiri kekuatan besar yang keluar dari tubuh putri bungsu perdana menteri Ru tersebut.

“ Aku sama sekali tak menyangka jika nyonyalah yang memiliki kekuatan elemen alam itu ”, batinnya takjub.

Pada awalnya dia mengira salah satu sikembarlah yang mengaktivkan elemen alam satu malam sebelumnya mengingat jika Ru Mayleen tak memiliki kekuatan apapun sejak kecil.

Tapi sekarang, Li Tian yang menyadari berita besar tersebut segera melesat menuju kediaman perdana menteri Ru untuk melaporkan apa yang baru saja di lihat kepada Ru Chao.

Ketiganya tetap berada dalam posisi mereka masing – masing selama berjam – jam untuk meningkatkan kekuatan yang mereka miliki saat ini.

Ketika Ru Mayleen merasa jika kekuatannya telah menerobos dua level diatasnya maka diapun segera menghentikan aktivitasnya dan segera melesat masuk melalui jendela kamarnya yang sengaja dia buka agar tak menimbulkan kecurigaan.

Sementara sikembar yang juga telah menerobos tiga tingkat sekaligus malam ini langsung menutup jendela kamarnya dan bersitirahat akibat kelelahan setelah menguras habis tenaganya demi bisa menembus level sembilan dengan sedikit sulit.

Ketiganya tak sadar jika pergerakan mereka terekam jelas dimata seseorang yang tinggal dikerajaan tetangga.

Walaupun jaraknya sangat jauh tetapi apa yang mereka lakukan dapat dia lihat dengan jelas melalui mata elangnya yang menyorot tajam dikejauhan.

Meski dia sama sekali tak merasakan aura yang muncul akibat perisai berlapis yang menyelimuti kediaman tersebut, lelaki tampan berpakaian sutra mahal serba hitam dengan hiasan benang emas disetiap sisinya serta mantel dengan warna senada yang terlihat sangat tebal membungkus tubuh tegapnya itu merasa jika apa yang dia lihat sangatlah tak biasa sehingga diapun mulai berpikir jika apa yang bawahannya laporkan itu benar adanya.

Wajahnya yang rupawan bak dewa hanya terdiam tanpa ekpresi sambil terus menatap jendela yang kini telah gelap akibat semua penerangan yang ada dalam kamar telah dimatikan, seolah dia takut akan kehilangan suatu moment penting jika berpaling.

“ Apakah itu dia ? ”, gumannya lirih.

.

.

.

Beberapa minggu kemudian, raja Shao Mingyu yang tak pernah putus asa terus saja mengirim hadiah ke kediaman Ru Mayleen melalui teleportasi sehingga bisa sampai dengan cepat dan sesuai keingginannya.

Semua hadiah yang dikirim oleh raja Shao Mingyu  langsung berada didepan kamar masing – masing sehingga membuat ketiganya tak bisa menolaknya dan hanya berdecak kesal menatap buntalan persegi aneka warna sebagai kotak pembungkusnya yang kini telah memenuhi hampir seluruh isi kamar.

" Apa yang sebenarnya ada dalam otak lelaki itu "

" Kenapa dia terus saja mengacau seperti ini "

" Kurasa aku harus mulai bersikap tegas terhadapnya ", guman Ru Mayleen kesal.

Tak ingin memberi celah sedikitpun  terhadap raja Shao Mingyu, Ru Mayleen segera menyuruh kedua anaknya untuk mengumpulkan semua hadiah yang mereka terima menjadi satu dnegan hadiah yang didapatkannya dalam satu ruangan.

Tringgg.....

Plashhhh....

 Hanya dalam satu kali rapalan mantra semua barang telah berpindah kealamat pengirim sebelumnya hingga membuat raja Shao Mingyu yang berada diruang kerjanya terkejut

“ Apa - apaan ini ? ”,gumannya panik ketika ada lubang diatas kepalanya yang terus menerus mengeluarkan hadiah yang sangat banyak.

Yaosan yang berada disamping sang raja pun berusaha untuk melemparkan semua barang yang terus saja mengalir seperti air agar tak mengenai kepala rajanya.

" Bingkisan apa itu Yaosan, kenapa begitu banyak ? ", tanya raja Shao Mingyu penuh selidik.

" Ini adalah semua bingkisan yang anda kirimkan kepada nyonya Ru Mayleen, tuan muda Fei Yun dan nona muda Fei Ning Yang Mulia ", ucap Yaosan menjelaskan setelah melihat dengan teliti bingkisan yang baru saja mengalir seperti air diatas kepala rajanya.

" Apa !!! "

" Kenapa semua barang ini mereka kembalikan !!! ", teriaknya geram.

" Menurut hamba, alangka baiknya hadiah tersebut Yang Mulia berikan sendiri agar mereka bisa merasakan ketulusannya ", ucapnya memberi saran.

Meski sempat kecewa karena semua hadiah yang dikirimnya telah dikembalikan, namun raja Shao Mingyu merasa jika apa yang Yaosan katakan benar adanya.

" Mungkin memang aku harus memberikan hadiah ini langsung kepada mereka, bukan secara sembunyi - sembunyi seperti ini ", batinnya bermonolog.

Jika raja Shao Mingyu sedang binggung bagaimana caranya dia akan memberikan hadiah kepada Ru Mayleen dan kedua anaknya, dikerajaan matahari raja Zhang Zhuo juga mengalami hal yang sama.

Begitu banyak lelaki muda dan wanita muda berkumpul diaula yang sedang diuji kekuatannya oleh pemimpin kuil, hingga matahari hampir terbenam tak ada satupun yang memiliki elemen alam hingga membuatnya sedikit frustasi.

“ Bukan, lanjut ”

“ Bukan, berikutnya ”

“ Bukan juga, yang lainnya ayo maju ”, teriak wakil kepala kuil dengan lantang.

Satu persatu warga kerajaan langit yang berusia delapan belas tahun telah diuji menggunakan bola kristal pendeteksi kekuatan.

Namun hingga menyisakan sepuluh orang terakhir, seseorang yang memiliki elemen alam tak juga kunjung mereka dapatkan.

“ Saya harap seseorang itu ada diantara sepuluh orang terakhir ini Yang Mulia ”

“ Jika tidak ada maka kita akan sangat kesulitan untuk mencarinya karena tak mengetahui secara rinci informasi mengenai seseorang yang memiliki elemen alam tersebut ”

“ Apalagi sekarang sudah banyak para kesatria yang memiliki kekuatan besar dari berbagai kerajaan telah datang kewilayah kerajaan matahari ”

“ Bahkan kemunculan beberapa senior sekte juga mulai turun gunung hal ini tentunya akan semakin memperkecil peluang kita untuk mendapatkannya ”

“ Meski dia berada diwilayah kerajaan matahari tapi jika orang tersebut bersedia pindah ke kerajaan lain atau ikut masuk kedalam salah satu sekte yang ada maka kita juga tak bisa menghalanginya ”, ucap ketua kuil menjelaskan.

Raja Zhang Zhuo hanya bisa menghela nafas berat karena tak menyangka jika dia akan mengalami kesulitan seperti ini dalam mencari pemilik elemen langkah yang hebat tersebut.

Apalagi posisi kerajaan matahari sebagai kerajaan terlemah jika dibandingkan dua kerajaan lainnya yaitu kerajaan bulan dan kerajaan langit membuatnya semakin sulit untuk bisa mengambil alih si pemilik elemen alam jika kedua kerajaan tersebut juga ikut memperebutkannya.

Sementara orang yang sedang dicari banyak orang karena kekuatan dasyat yang dimilikinya tampak tertegun melihat tanaman sayur mayur yang selama ini menjadi penopang kehidupannya saat berada dalam pengasingan ini.

“ Untuk saat ini mungkin hanya dengan menjual sayuran ini secara langsung masih cukup untuk menghidupi semuanya ”

“ Tapi untuk masa depan, aku rasa itu tak akan cukup karena pastinya kebutuhan kedua anakku akan semakin banyak seiring dengan usia mereka yang semakin bertambah ”, guman Ru Mayleen pelan.

Sebagai seorang ibu yang menghidupi dua anak kembarnya seorang diri dan membayar beberapa orang pelayan serta prajurit yang menjaga kediamanannya, Ru Mayleen merasa tak akan cukup jika hanya mengandalkan penjualan sayuran segar setiap harinya.

Diapun berusaha memutar otak untuk mencari cara agar bisa memiliki penghasilan lainnya yang stabil demi masa depan si kembar karena dia tak tahu sampai berapa lama lagi dia akan bertahan dipedesaan ini.

Memanfaatkan pengalamannya didunia modern dalam mengolah makanan, Ru Mayleen pun berencana untuk menjual sayur mayur yang tumbuh dikebunnya menjadi bahan makanan yang bisa dia jual dengan harga mahal.

“ Aku bisa membuat asinan dari sayur mayur ini ”

“ Selain harganya bisa sedikit naik juga menghindari pembusukan akibat hama dan cuaca yang kadang membuat para pekerja terpaksa membuang banyak sayur akibat tak layak untuk dijual kekota ”

“ Atau aku bisa membuat keripik sayuran yang aku rasa bisa dijual dengan harga mahal dan tahan lebih lama ”

“ Tapi aku memerlukan beberapa peralatan untuk mengerjakannya ”

“ Dimana aku bisa memesan semua peralatan itu ”

“ Atau aku bisa menggunakan kekuatan yang kumiliki untuk mengeringkannya secara instant ”

Banyak ide dan pendapat yang ada dalam benak Ru Mayleen saat ini membuat wanita itu komat – kamit seorang diri sambil menatap perkebunan sayur miliknya.

Untung saja kondisi kebun sedang sepi karena memang para pekerja sudah pulang kerumah setelah memanen hasil kebun tadi pagi dan mereka baru akan bekerja lagi esok hari.

“ Baiklah, bagaimana jika kita coba sekarang agar bisa mengetahui hasilnya ”, ucap Ru Mayleen bersemangat.