Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Setelah menata barang-barang dan pakaiannya di lemari, Rafdelia keluar menuju dapur. Ia membuka kulkas melihat apakah ada bahan-bahan makanan yang bisa diolah untuk makan malam nanti.
"Woww... Isi kulkasnya lengkap!!!" Rafdelia senang bukan main karena memang iya punya hobi memasak sehingga ketika melihat bahan-bahan makanan lengkap di kulkas, ia benar-benar tidak sabar ingin segera mengeksekusi nya menjadi hidangan lezat.
Di kantor Zein...
"Gimana, apa sudah kamu jelaskan pada wanita itu apa saj tugasnya di rumah?" Zein bertanya pada Adrian yang telah berada di ruang kantor Zein 10 menit yang lalu.
"Sudah tuan. Saya juga sudah mengatakan kalau tuan akan makan malam di apartemen nanti malam." jawab Adrian.
"bagaimana reaksinya, apa dia senang saya akan pulang nanti malam?" Zein memang sedikit penasaran dengan sikap Rafdelia yang sangat cuek.
"MMM... Sepertinya respon nyonya Rafdelia biasa saja." Adrian menjawab jujur pertanyaan Zein.
"Huh, ternyata dia sok jual mahal juga ya, dasar tidak tau diri!" Zein kesal dengan jawaban Adrian.
"kita lihat saja nanti, sejauh mana dia bisa menolak pesona seorang ZEIN HADIPUTRA?" Zein tersenyum sinis. Sejujurnya dia sedikit kesal karena Rafdelia seperti tak peduli dengan keberadaannya. Gadis itu bahkan tidak marah karena ia tinggal begitu saja di kamar hotel sendirian. Ada apa dengan Zein? Padahal dia sendiri yang membuat perjanjian bahwa tidak boleh saling ikut campur urusan masing-masing, ketika Rafdelia melakukan sesuai isi perjanjian tersebut, mengapa justru Zein sendiri yang kesal. Mungkin karena selama ini ia biasa dikejar kejar banyak wanita, sehingga ketika melihat Rafdelia yang tidak tertarik padanya, itu malah membuatnya penasaran dan hatinya tidak terima.
Tok tok tok... Pintu kantor Zein di ketuk seseorang.
"masuk." sahut Zein tanpa melihat siapa yang datang karena ia sedang membaca berkas yang diberikan Adrian.
"Hai bro... Lagi sibuk banget ya?" seorang pria tampan yang baru masuk itu langsung menyapa Zein dengan semangat.
Zein langsung menoleh karena ia sangat familiar dengan suara itu.
"Valdo.." Zein tersenyum senang dan beranjak dari duduknya menghampiri sahabat lamanya itu. Mereka saling berpelukan erat melepas rindu satu sama lain karena sudah lama tidak bertemu dikarenakan Valdo stay di Amerika mengurus perusahaan keluarganya disana.
"Gila Lo bro... Makin keren aja Lo sekarang ya!" ucap Valdo sambil menepuk-nepuk lengan Zein.
"parah Lo, semenjak tinggal di Amerika lupa ya sama teman-teman Lo disini." Zein merangkul bahu sahabatnya itu menuju sofa.
"gak lah bro, kalau gua lupa gak bakalan gua susulin Lo kesini. Lo orang pertama yang gua temui sebelum teman-teman Lo yang lain." jawab Valdo membuat Zein terkekeh.
"kapan Lo tiba di indo? Kan bisa gua jemput." Zein menuangkan wine kedalam gelas untuk mereka minum.
"semalam bro, gua mo bikin surprise aja.. hehehe..." Valdo tertawa sambil menerima segelas wine dari tangan Zein.
"kalau begitu gimana kalau nanti malam kita ketempat biasa, ajak teman-teman yang lain juga buat ngerayain kepulangan Lo!" sambil mendekatkan gelas berisi winenya kearah gelas Valdo tanda bersulang.
"Good idea.." balas Valdo dan mereka pun bersulang.
Di apartemen Zein..
Rafdelia duduk di kursi menghadap meja makan. Di depannya telah terhidang makan malam yang lezat namun sayang sudah dingin.
"pukul 21.05... Huhhff!" Rafdelia membuang nafas kasar setelah melihat jam di dinding telah menunjukkan pukul sekian. Ia mengepalkan tangannya karena kesal.
"dasar si Zein makhluk paling menyebalkan sedunia! Arogan! egois! Gak punya hati!!" Rafdelia mengomel sendiri sangking kesalnya.
"ternyata kamu mau ngeprank aku ya! Sengaja bikin aku capek-capek nyiapin ini semua. Tapi sampai sekarang kamu gak muncul-muncul juga! Puas banget ya kamu ngerjain aku kayak gini..." Rafdelia emosi. Kekesalannya sudah sampai di ubun-ubun karena merasa telah dibodoh-bodohi Zein.
"ok, keep calm Rafdelia!! Jangan terbawa emosi. Jangan biarkan dia tertawa puas melihat kamu kesal begini." Rafdelia segera menenangkan dirinya.
"Tapi... Ngapain juga aku harus kesal ya, dia mau makan malam disini atau gak bukan urusan aku. Tugasku cuma masakin doang. Bego banget sih aku!" Rafdelia menepuk jidatnya sendiri menyadari sikapnya yang sempat terbawa emosi tadi.
"ya udahlah, ngapain juga aku repot-repot nungguin. Mending ke kamar, bobo cantik!" Rafdelia tersenyum manis sambil menutup semua makanan diatas meja.
"untung aja habis masak tadi aku langsung makan, gak nungguin dia dulu, kalau gak usah demo ni cacing-cacing dalam perut jam segini belum makan hehe.." Rafdelia beranjak dari duduknya meninggalkan meja makan menuju kamarnya.