NovelToon NovelToon
Suami Absurd

Suami Absurd

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / dosen / spiritual / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Teti Kurniawati

"Entahlah...aku harus berbuat apa dengan pernikahanku? Katanya cinta setengah mati, tapi kenyataannya cinta kita seolah akan mati. Aku tidak merasakan kehangatan yang semestinya. Aku lelah mengemis suamiku. Aku lelah..."

"Bantu aku untuk meraih jawaban untuk masa depan yang mesti kita lakukan. Aku tidak meminta banyak. Hanya ingin dibelai sayang sebagaimana sewajarnya seorang suami pada istri. Aku hanya butuh kamu sebagai teman berbicara ketika aku berkeluh kesah. Dan satu hal lagi yang membuatku jatuh sebagai martabat seorang istri, aku jarang disentuh." Seorang perempuan dengan kulit bersih kini memerah karena sejak sujud dia tergugu menangis. Dia hanya mampu berkeluh kesah pada sang Khalik di setiap sujudnya atas kondisi pernikahan yang sedang dijalaninya sekarang. Ya... sebagai manusia biasa dia pun kini merasa di titik terlemahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teti Kurniawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berbeda

Hasim.. Hasim..

Hasim.. Hasim..

Hasim.. Hasim..

"Ha ha ha... Kita kok kompakan begini?" Dani menoleh ke sebelah kiri yang disana ada Baim sang abang kembar.

"Iya nih... Gak tau siapa yang menularkan virus?" Ucap Baim sambil mengambil tisu lalu menyusut hidungnya yang mulai meler.

"Lah bukan abang barusan yang bersin duluan?" Ucap Dani menyalahkan Baim.

"Iya gitu?" Baim tidak sadar bahwa dirinya yang pertama kali bersin lalu diikuti oleh Dani dan Zahira.

"Udah-udah! Biasa kok. Badan kita pasti bereaksi ketika mendapatkan serangan dari luar. Aku ke dapur ya! Kayanya enak bikin mi sama bakso terus pakai cabe rawit." Zahira yang sudah berganti pakaian berinisiatif untuk membuat mi agar perutnya terasa hangat.

"Eh aku bantuin ya!" Ucap Baim berdiri.

"Gak usah! Cuman bikin mi doang kok." Zahira melarang Baim membantunya.

"Aku gak enak eung... masa duduk doang gak ada kerja." Ucap Baim yang memang tak mau merepotkan Zahira.

"Gak pa-pa. Kalau kalian kesal, bisa pindah ke ruang keluarga. Disana bisa nonton tv." Ucap Zahira melangkahkan kaki ke area dapur.

"Baim dan Dani pun saling menatap. Mau pindah tapi segan. Mau pulang pun hujan masih saja deras. Mana petirnya pun besar-besar.

"Kita ke dapur aja deh! Bantu-bantu mbak Zahira. Gak enak kita masa nonton TV sedangkan mbak Zahira sibuk bikin makanan." Dani juga sama merasa tidak enak kalau harus berdiam diri.

"Ya udah kita ke dapur saja!" Baim berdiri lalu pergi ke dapur diikuti Dani. Baim yang sudah sering ke rumah Zahira sudah tidak canggung lagi. Malah rumah Zahira seperti rumah keduanya bagi Baim.

"Eh.. kalian kok disini? Suruh disana aja." Ucap Zahira yang sudah. memasukkan mi ke dalam panci.

"Gak pa-pa mbak. Dani pengen lihat kelihaian mbak membuat mi. Siapa tahu Dani bisa belajar dari mbak." Ucap. Dani ikut berdiri di samping kiri Zahira. Sedangkan Baim langsung mengambil centong dan mengocek-ngocek mi dalam panci.

"Aih.. ngaco aja kamu. Masak mi itu cuman butuh baca petunjuk di sampul kemasan. Mbak Zahira bukan chef yang bikin mi dari nol. Anak SD juga bisa bikin kaya ginian mah Dani." Zahira menuangkan bumbu kedalam mangkok.

"Dia mah caper aja Hira. Padahal makan mi buat dia mah kaya makan obat. Sehari 3x. Masa iya gak bisa bikin mi instan? Modus kamu mah!" Ucap Baim membuka kedok adiknya yang cuman caper saja.

"Ya.. kali aja mbak masaknya beda gitu. Jadi Dani ada input baru atau ada tutorial baru tentang masak mi instan ala-ala mbak Hira." Dani mencari alasan untuk lebih banyak bicara dengan calon kakak iparnya itu.

"Lah..modus kamu mah Dani. Di youtube juga banyak. Gak usah pura-pura belajar sama Hira." Baim menimpali obrolan adiknya itu.

"Gak pa-pa Baim. Adikmu itu rame." Arini membawa talenan sama rawit.

"Duh..ada telepon." Ucap Arini mendengar suara handphonenya berdering.

"Biar Dani aja mbak yang ngiris rawitnya!" Dani menawarkan dirinya untuk mengiris rawit untuk mi yang sudah ada di atas talenan.

"Aku titip dulu ya! Mau jawab telepon." Ucap Arini melengos ke dalam sambil mengangkat telepon.

"Assalamu'alaikum umi." Zahira berucap salam begitu ibunya menelepon.

Tadi Zahira sudah menghubungi ibunya tapi tidak diangkat. Sekarang ibunya balik menelpon.

"Waalaikumsalam.Zahira. Kamu sudah pulang nak?" Tanya umi Zahira.

"Sudah mi. Ini sudah di rumah. Umi dimana?" Tanya Zahira. Biasanya ibunya suka berkabar jika dia pergi dari rumah. Tapi hari ini tidak ada kabar sama sekali membuat Zahira heran.

"Umi sedang ada perlu nak. Mungkin beberapa hari umi dan abi tidak pulang ke rumah. Kamu gak pa-pa kan ditinggalkan umi sama abi?" Tanya ibunya Zahira dengan nada lemah.

"Umi sama abi emang pergi kemana? Lama? Terus ada apa? Kok, tumben-tumbenan pergi tidak berencana?" Zahira memberondong dengan pertanyaan. Karena selama ini kedua orang tuanya selalu berkabar sebelum pergi atau meninggalkan rumah.

"Umi ada perlu dulu nak. Umi belum bisa menentukan berapa lamanya. Nanti umi kabari lagi ya Zahira. Umi berpesan kamu hati-hati di rumah! Kamu jangan keluar malam-malam kalau umi sama abi tidak ada! Kalau tidak ada yang penting, sepulang kuliah kamu langsung ke rumah! Kalau mau pergi kemana saja, kabari umi ya sayang!" Ibunya Zahira panjang lebar menitip pesan pada Zahira selama ditinggalkan pergi.

"Iya mi. Umi dan abi juga hati-hati! Kabari Zahira ya! InsyaAllah nanti Zahira kabari kalau ada apa-apa." Zahira tidak lagi bertanya-tanya kemana kedua orang tuanya pergi. Mungkin ada urusan yang penting dan mendadak.

"Iya nak. Hati-hati di rumah! Jangan lupa mengunci pintu! Dan jangan main kebut-kebutan kalau berangkat dan pulang kuliah! Kalau hujan, sebaiknya kamu membawa mobil saja! Jangan membawa motor! Biar tidak kehujanan." Ibunya kembali berpesan.

"Iya mi. InsyaAllah Zahira bisa jaga diri. Salam buat abi ya!" Ucap Zahira seperti tidak enak hati.

"Iya. Assalamu'alaikum." Ibunya Zahira menutup telepon.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Zahira.

"Ini mi nya Hira! Makan sebelum dingin!" Baim menyodorkan mangkuk berisi mi instan milik Zahira di atas meja makan.

"Eh.. iya ma kasih." Ucap Zahira.

"Mmm. Umi sama abi pada pergi?" Tanya Baim penasaran. Tadi dia sempet menguping pembicaraan Zahira.

"Iya." Zahira mengucek mi yang belum tercampur bumbu.

"Ya udah kamu makan! Aku sama Dani sudah makan duluan tadi di dapur." Baim duduk di meja makan menemani Zahira. Sedangkan Dani sedang mencuci wadah dan panci bekas memasak mi. Keluarga Baim terbiasa mandiri melakukan pekerjaan rumah.

"Mmm." Zahira menyendok sedikit demi sedikit mi yang ada di depannya. Buat Zahira makan dengan memakai cadar masih terasa canggung. Apalagi di depan laki-laki. Meski laki-laki itu sudah lama dikenalnya.

Baim memperhatikan detail pergerakan Zahira.

"Kamu sejak kapan memutuskan untuk berhijab tertutup kaya gini? Apa tidak gerah?" Tanya Baim ingin tahu. Karena selama bergaul dengan Baim, Zahira tidak pernah menutup aurat. Lalu Baim pun heran, kenapa penampilan Zahira langsung drastis berubah.

"Ya udah niat sih dari dulu juga. Tapi belum siap-siap. Pas kemarin lulus, aku kepikiran. Kalau tidak menyiapkan diri kapan siapnya. Meski berat, aku akan mencobanya." Ucap Zahira sambil menyendok mi lalu menyuapkan sendok ke dalam mulutnya yang tertutupi cadar.

"Baguslah! Biar laki-laki tidak jelalatan lihat kamu. Lebih baik tertutup. Dan aku harap kamu bisa konsisten. Tidak buka tutup." Baim mendukung keputusan Zahira untuk menutup aurat dengan cara seperti itu.

Kring

Kring

Kring

Handphone Zahira kembali menyala. Ada nama yang tertera di layar handphonenya. Mata Zahira juga Baim spontan melihat nama yang ada di layar handphonenya. Ternyata ada nama laki-laki yang tertera di layar itu.

Zahira ragu untuk mengangkat panggilan itu. Sedangkan Baim langsung mengerutkan kening bertanya-tanya.

"Siapa laki-laki yang menelpon Zahira?"

Ucap Baim dalam hati dirundung cemburu.

1
Lady Orlin
kan ka arsel mulai2 ke zahira/Tongue/
Lady Orlin
mau juga donk aku sati mobil Ma😆😆
Lady Orlin
kerenn, semangat kak😁
Dody Arif
sdh mampir ya kakak..salam kenal kakak🙏
teti kurniawati: Terima kasih👍🙏
total 1 replies
budi artwork
semangat thor
budi artwork
lanjut thor...
budi artwork
jadi inget zaman kuli
budi artwork
seru
budi artwork
awal yang mengesankan
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
teti kurniawati: oke...
total 1 replies
teti kurniawati
topp markotop
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!