NovelToon NovelToon
Xuan Ji (Season Dua)

Xuan Ji (Season Dua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / spiritual / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:160.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Kaisar Iblis yang dikira telah tewas sepuluh tahun yang lalu ternyata masih hidup. Dia ternyata memiliki tubuh lain yang merupakan Ketua Aliansi Beladiri.

Semua orang terlena dengan kedamaian semu yang sengaja diciptakan oleh Ketua Aliansi Beladiri. Padahal dari balik bayang-bayang ia memperhatikan murid termuda Xuan Ji yang memiliki fisik Naga Surgawi Legendaris.

Xue Yao adalah bahan terakhir untuk menyempurnakan Seni Darah Iblisnya.

Dapatkah Kaisar Iblis menyempurnakan Seni Darah Iblisnya itu? Sementara ada Xuan Ji yang menjadi guru dan sosok yang dianggap Kakek oleh Xue Yao, apalagi Xuan Ji sudah pernah membunuh Kaisar Iblis. Bisakah Xuan Ji mengalahkan Kaisar Iblis untuk kedua kalinya?

Yuk, langsung dibaca dan jangan lupa baca dulu season satunya dengan judul yang sama: Xuan Ji.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keterlibatan Pihak Ketiga

Klan Xuan bukanlah Klan yang memiliki banyak Assassin. Mereka juga jarang terlibat dengan pertikaian antar Klan walaupun ada anggota Klan Xuan yang memiliki hubungan khusus dengan Klan yang bertikai itu.

Dual Li mulai ragu apakah benar Klan Xuan yang memberikan bantuan pada Sekte Pedang Abadi.

“Mungkinkah Klan Long sebenarnya belum benar-benar musnah?” gumam Duan Li teringat dengan menghilangnya Klan itu hanya dalam satu malam saja dan hingga sekarang tidak ada yang mengetahui siapa pelakunya, bahkan tidak ada petinggi Aliansi Beladiri yang mencoba menutup-nutupi kasus itu seperti yang ia lakukan pada Klan Zi.

Suara langkah kaki kuda terdengar, tak lama kemudian seorang Pendekar Ranah Kaisar Surgawi Klan Duan datang bersama Lima Pendekar Ranah Kaisar Bumi.

“Tetua Li, apa yang terjadi?” sapa Pendekar Ranah Kaisar Surgawi itu sembari menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat setelah turun dari punggung kuda.

“Ada pihak misterius yang mengusik misi kita,” sahut Duan Li. “Apakah Tetua Ketujuh sudah mengetahui misi rahasia ini?” selidiknya penasaran dari mana Tetua Ketujuh mengetahui misi rahasianya ini, padahal Duan Guang belum sampai ke kota Tianfeng. Dia takut jangan-jangan misi rahasia ini telah bocor ke publik.

“Kami menerima pesan rahasia dari Duan Guang yang dikirim melalui burung elang putih,” sahut Pendekar Ranah Kaisar Surgawi itu. “Saat ini Tetua Ketujuh sudah bergerak ke selatan membawa semua Pendekar Klan Duan kita yang berada di Kota Tianfeng.”

“Sudah berapa lama mereka pergi?” Duan Li khawatir Tetua Ketujuh Klan Duan itu akan disergap oleh para Assassin misterius itu. Apalagi Tetua Ketujuh belum mengetahui apa yang terjadi pada tim yang lebih dulu menghilang secara misterius.

“Oh, saat kami menuju ke sini, Tetua Ketujuh juga bergerak ke selatan,” sahut Pendekar Ranah Kaisar Surgawi itu sembari mengerutkan keningnya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dari pertanyaan Duan Li itu.

“Ayo kita menyusul mereka secepat mungkin!” seru Duan Li segera melompat ke punggung kuda monster.

Mereka melesat dari sisi luar tembok Kota Tianfeng. Mereka tidak memasuki kota itu, karena lalu lalang penduduk di dalam kota akan memperlambat laju kuda monster.

...***...

Sementara itu Lima Puluh Kilometer ke arah selatan Kota Tianfeng, kereta kuda yang membawa rombongan Sekte Pedang Abadi berhenti sejenak.

Xuan Ji menyerahkan satu Koin Emas pada Pria paruh baya yang menjadi kusir dadakan kereta kudanya.

Setelah keluar dari gerbang utara, ia menyewa Pria paruh baya itu untuk menjadi kusir kereta kudanya. Dia berjanji padanya untuk memberikan kompensasi sebesar satu Koin Emas hanya untuk membawa mereka sejauh Lima Puluh Kilometer saja.

Pria paruh baya itu tentu langsung mau, karena satu Koin Emas itu setara dengan upah minimum satu bulan Kota Tianfeng.

“Aku yakin mereka pasti cemberut setelah mengetahui mereka telah tertipu,” gumam Xuan Ji tersenyum lebar.

Dia dan murid-muridnya bersembunyi di dalam gerbong kereta kuda monster yang diisi penuh dengan jerami padi milik Pria paruh baya itu.

Saat kereta kuda kembali memasuki Kota Tianfeng, ia merasakan aura puluhan Pendekar melesat keluar kota dengan tergesa-gesa. Dia yakin mereka adalah orang-orang Klan Duan.

Namun, ia heran saat melewati rute pulang ke arah selatan, ia tidak merasakan aura Pendekar Klan Duan seperti yang disebutkan oleh saudara laki-lakinya, kalau perkumpulan pengemis telah menemukan ratusan Pendekar Klan Duan bersembunyi di sana.

“Apa mereka bergerak dengan monster burung? Makanya aku tidak merasakan aura keberadaan mereka,” gumamnya lagi. “Tidak penting mereka bergerak dengan apa, yang penting kami berhasil mengelabui sekelompok Pendekar picik itu.”

Dia kini mengambil alih kusir kereta kuda dan murid-muridnya sudah membuang semua jerami, karena sekarang mereka tidak perlu lagi bersembunyi dan akan bergerak dengan nyaman ke wilayah selatan.

Xuan Ji yakin Klan Duan tidak akan mengejar mereka, karena di Sekte Pedang Abadi kini sudah ada perwakilan Aliansi Beladiri yang datang untuk meresmikan Sekte Pedang Abadi menjadi Sekte besar. Mereka juga akan mengira Klan Xuan telah menaruh beberapa Tetua di sana, sehingga mereka tidak mungkin berani memprovokasi Klan Xuan, sebab itu bisa mengakibatkan perang antar Klan besar.

“Kakek tampan, aku ingin duduk di depan!” seru Xue Yao membuka tirai bambu yang memisahkan tempat duduk kusir dengan gerbong kereta kuda. Kepalanya kemudian muncul dari tirai itu dan langsung merangkak keluar dari dalam gerbong tanpa menunggu jawaban dari Xuan Ji.

“Siapa yang mengajarimu berkata seperti itu? Panggil aku Kakek Ji tanpa embel-embel tampan,” sahut Xuan Ji sembari menggelengkan kepala.

Dia teringat dengan daftar Pria tertampan Rumah Bordil Bulan Purnama yang dulu memasukkan namanya pada nomor 9.999 dari 10.000 Pria tertampan di Benua Tianlong. Kini ia penasaran apakah dirinya masih ada dalam daftar itu atau sudah naik tingkat karena kesialannya sepertinya sudah berkurang setelah menjadi Tetua Sekte Pedang Abadi.

Kutukan selalu kalah bermain judi akhirnya berhenti setelah Yan Chung menjuarai kompetisi beladiri kategori Ranah Raja. Sayang sekali ia tidak bisa bertaruh lagi untuk Kategori Ranah Raja Bintang (Xue Hao), Ranah Raja Alam Semesta (Zi Rouyan), Ranah Raja Surgawi (Mu Qingqing), Ranah Kaisar Bintang (Mu Xian dan Xiao Yue).

“Yao‘er mendengar saudari-saudari senior berbicara dan selalu mengatakan Kakek Tetua tampan,” sahut Xue Yao dengan ekspresi wajah polos dan duduk di sebelah Xuan Ji sembari menggendong boneka panda yang Xiao Yue beli di Kota Tianfeng.

Xuan Ji menggelengkan kepala sembari menghela nafas panjang. “Jangan tiru saudari-saudari seniormu itu, mereka hanya bercanda saja. Panggil saja aku Kakek Ji,” sahutnya.

Xue Yao hanya menganggukkan kepalanya dan memeluk erat boneka pandanya yang terasa empuk, karena bagian dalamnya diisi dengan kapas.

...***...

Duan Li dan Puluhan Pendekar Klan Duan terkejut melihat pemandangan di hadapan mereka setelah melesat lima kilometer selatan Kota Tianfeng.

Mayat-mayat Klan Duan tergeletak di permukaan tanah, salah satunya adalah Tetua Ketujuh yang baru saja keluar dari kota Tianfeng untuk mengejar rombongan Xuan Ji.

“Mereka mati karena terkena jebakan dan diserang mendadak,” kata Duan Li sembari menghela nafas dalam-dalam. “Pelakunya pasti puluhan Assassin berlevel tinggi,” katanya lagi, karena bekas luka di tubuh Tetua Ketujuh sama dengan bekas luka pada Duan Guang.

Pendekar Klan Duan lainnya terkejut mendengarnya, mereka tidak menyangka ratusan Pendekar Klan Duan musnah hanya oleh Puluhan Assassin.

“Sial! Kita harus kembali ke Klan, Tetua Li. Kita harus meminta Ketua Klan untuk mengumumkan perang melawan Klan Xuan!” seru salah satu Pendekar Klan Duan sembari berteriak marah.

“Ya, kita harus membalaskan dendam pada Klan Xuan!” sahut yang lain.

Duan Li mengangkat tangan kanannya untuk menyuruh mereka berhenti berteriak keras. Dia menyadari satu hal yang janggal dengan peristiwa ini, di mana para Assassin itu selalu menghindari kontak dengannya.

Duan Li berpikir sejenak sembari melepaskan auranya. Akan tetapi setelah auranya menyebar hingga sejauh ratusan langkah, ia merasa aura Assassin itu memudar ke arah Kota Tianfeng. Yang berarti mereka hanya ingin memberikan jalan keluar yang aman untuk rombongan Xuan Ji dan tidak berniat mengawal mereka hingga ke wilayah selatan.

“Ayo kita tuntaskan dulu misi ini, barulah kita laporkan pada Ketua Klan tentang apa yang terjadi pada saudara-saudara kita. Ketua Klan yang akan menentukan apakah kita akan berperang melawan Klan Xuan atau tidak?” kata Duan Li sembari melompat ke punggung kuda monster.

Dia yakin bersama Puluhan Pendekar Klan Duan yang tersisa ini sudah cukup untuk mengalahkan Xuan Ji dan melampiaskan dendam kematian Pendekar Klan Duan padanya dan murid-muridnya.

1
irul
mantap👍👍👍
algore
joz
algore
jos
Phoenix
apakah Loly ? atau Mini senpai sprti di Anime ?
Phoenix
X-ray..
Phoenix
wow, mata tembus pandang.../Casual/
Roni Yakub
terimakasih sudah up banyak semangat terus boskuhhh dan semoga sehat selalu
algore
joz
algore
jos
Phoenix
waduuuhh... gak bahaya tah ??
algore
joz
algore
jos
Wardi's
bkn nya gk bersyukur ya.. tp emang selalu berasa kurang banyak update nya.. bacanya gk berasa., tiba2 abis aja.. emang seseru itu sih ceritanya😅😅
exit 05
terimakasih atas up up up up up up nya 🙏🙏🙏
Wardi's
sibujang lapuk nyari kesempatan dalam kesempitan....
Roni Yakub
kerennnnn boskuhhh semangat
exit 05
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻
cacacabbbbuuullllllleeeeee
Wardi's
asli ngakak... wkwkkwkwk
exit 05
bagussssssss
exit 05
ini umurnya baru cakeppppp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!