Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 32
Dalam sebuah kamar bernuansa pink itu, Citra tengah memandangi langit-langit kamar nya. Sejak pukul 22.00 malam matanya tak juga kunjung terpejam.
"Ayo dong tidur, besok harus sekolah."
Gumam Citra yang merubah posisi tidurnya, ia pun dapat melihat foto keluarga yang terpajang diatas meja belajarnya tepat dihadapannya.
Mata nya pun mulai memanas, perlahan-lahan bulir-bulir hangat mulai membasahi pipi nya.
Citra rindu keluarganya, sudah beberapa bulan ia hidup sendirian tanpa ada yang mengurusnya. Kedua orang tuanya sepertinya sudah lupa jika mereka masih mempunyai anak yang harus mereka jaga.
"Mah.. pah.. Citra kangen kalian, bagaimana pun kalian Citra tetap sayang."
Tangis Citra pun seketika pecah, sekuat apapun Citra bertahan akhirnya kesedihannya itu pun kini tak dapat dibendung lagi.
****
Pagi ini di kediaman Mahardika sudah terlihat sepi, Putra sudah berangkat bersama Regi sedangkan Rosi sepertinya sedang pergi kepasar. Namun Regan masih berada disana, pria itu bangun kesiangan hingga membuatnya terlambat.
"Haduhh, gimana ini ya?" Gumamnya sambil memakai sepatu dan berlari keluar halaman rumahnya, sebetulnya bisa saja ia berangkat menggunakan motornya namun ia enggan menggunakannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, sebentar lagi pasti gerbang sekolah akan ditutup. Regan pun mempercepat lari nya itu walau ia tahu sekencang apapun ia berlari tetap saja ia akan terlambat.
Beberapa saat kemudian
"Pak, bukain dong gerbangnya." Ucap Regan dengan nafas yang tersengal-sengal, ia tiba di depan gerbang sekolah tepat pak Narto pun selesai menggembok gerbang tersebut.
"Gak bisa."
"Yaelah pak, telat 1 menit doang."
"Ini sudah menjadi peraturan sekolah, siapa suruh kamu telat?"
"Pak, saya telat baru hari ini jadi tolong bukain dong nanti saya laporin bu Sekar nih?"
"Lho? Harusnya kamu yang saya laporin, kenapa jadi kamu yang laporin saya?" Jawab pa Narto sedikit heran, satpam itu terkenal dengan kedisiplinannya itu.
"Iya lah bapak sudah menghalangi saya sebagai murid yang ingin belajar dan menuntut ilmu disekolah ini, bapak gak tau saya dari rumah lari cuma buat apa? Nyari ilmu lho pak." Balas Regan dengan wajah memelasnya, ia sengaja berbicara seperti itu agar bisa mengalihkan pikiran pak Narto.
Dan pak Narto pun berpikir sejenak sehingga ia pun termakan omongan Regan dan membukakan gerbang untuknya.
"Yaudah kali ini kamu saya maafkan, besok-besok saya gak mau ya bukain gerbang buat kamu."
"Yess! Bapak baik banget sih, makasih ya berkat bapak saya jadi bisa belajar deh." Balas Regan kemudian berlari memasuki area sekolah, namun ia tak langsung menuju kelasnya tapi berbelok ke arah toilet pria.
Ia ingin mengganti baju seragamnya dengan yang baru, karna seragamnya sudah basah dengan keringat.
Kelas Regan
Setelah berganti seragam ia pun langsung bergegas menuju kelasnya, beruntunglah guru mata pelajaran jam pertama tak bisa hadir dan hanya memberikan beberapa tugas untuk kelas ini.
"Gimana ceritanya jam segini baru dateng?"
Tanya Dev yang bingung dengan Regan, anak itu tak biasanya datang terlambat.
"Kesiangan gue, udah nanya nya nanti dulu gue cape banget ini." Jawab Regan sambil menyandarkan bahunya di kursi.
*****
Bel istirahat pun telah berbunyi, Regan dan Dev sudah berada dikantin sekolah mereka pun memesan nasi goreng spesial.
Sambil menunggu Regan pun teringat akan beberapa hari yang lalu jika ia pernah bertukar nomer telfon pada Namira, ia pun langsung mencoba mengirimi pesan pada Namira.
"Regan : Hai, Mir. Ini gue Regan."
Send
Regan pun meletakan kembali ponselnya ketika Dev sudah kembali dengan membawa 2 buah piring nasi goreng.
"Serius banget lu, chatan sama siapa?"
"Kepo lu."
"Dasar bambang!"
Regan pun hanya terkekeh geli, ia langsung menyantap nasi goreng kesukaannya itu.
Beberapa saat kemudian ponsel Regan pun bergetar menandakan ada pesan masuk, ia melihat layar ponselnya tertera nama Namira disana tiba-tiba seulas senyum pun muncul dibibirnya.
"Namira: Hi jg Regan, lagi istirahat ya?"
"Regan: Iya nih lg mkn sm Dev, lu udah makan Mir?"
"Namira: Oh gt, udh kok :)"
Dev yang melihat tingkah Regan pun kemudian bangkit dari duduknya, tanpa disadari oleh Regan sahabatnya itu sudah berada dibelakangnya. Dev bisa melihat Regan sedang chattingan dengan siapa.
"Hemm.. pantes anteng, ternyata lagi ngebucin."
"Sial, ngagetin aja lu." Protes Regan kemudian menaruh ponselnya di atas meja, dan melanjutkan memakan nasi gorengnya.
"Gue tebak, pasti itu cewek yang waktu itu lu tolongin kan?"
"Iya."
"Kok bisa tau nomernya?"
"Tau lah."
"Bagi dong!"
"Enak aja lu, Flo aja sana kejar." Balas Regan kemudian Dev pun tertawa, ia hanya menggoda Regan.
"Haha.. selow bos, gue bercanda tujuan gue masih untuk Flo seorang kok."
****
Seharian ini Citra hanya terdiam di kamarnya, hari ini pula ia tak berangkat kesekolah.
Semalaman ia tak tidur membuat matanya pun menjadi bengkak, ia tak ingin menjadi pusat perhatian di sekolah apa lagi Flo.
"Duhh, badan rasanya pegel semua. Laper lagi tapi males banget keluar." Keluh Citra yang masih berbaring di atas tempat tidurnya.
"Citra!" Teriak seseorang dari balik pintu kamar tidurnya, ia sangat mengenali suara itu hingga pintu kamar pun terbuka.
"Citra, lu sakit?" Tanya Flo dengan mimik wajah yang terlihat khawatir, ia duduk di dekat Flo sambil membawa sebuah kotak bekal berisikan makanan.
"Cuma gak enak badan aja Flo."
"Lu tuh begadang mulu ya? Nih makan dulu, mama gue udah masakin buat lu kalau lu sakit mending nginap dulu deh dirumah gue seenggaknya di sana kan ada mama gue yang bisa urus lu."
Hanya Flo yang mengerti Citra, Citra merasa begitu banyak berhutang budi pada keluarga Flo hanya mereka lah yang selalu ada di saat Citra sakit bahkan saat ia di rumah sakit.
"Makasih ya, lu itu baik banget sama gue. Gue gak tau harus bales kayak gimana semua kebaikan lu dan keluarga lu."
"Jangan gitu, gue dan mama tulus menyayangi lu kita udah anggap lu bagian dari keluarga kita. Jadi apapun yang terjadi lu itu tanggung jawab keluarga gue."
"Thanks banget ya Flo."
Citra nampak terharu dengan apa yang Flo ucapkan, orang lain saja sangat peduli dengannya tapi ke dua orang tuanya malah melupakannya.
"Santai aja, udah makan dulu nih abis itu istirahat deh biar gue yang jagain dan kalau butuh apa-apa jangan sungkan untuk bilang ya Cit? kita udah kenal lama jadi gue bakalan marah kalau lu gak mau jujur sama gue."
"Iya-iya, makasih ya lu emang sahabat terbaik gue."
Citra pun membuka kotak bekal yang di berikan Flo, dan mulai memakannya sedikit demi sedikit.