NovelToon NovelToon
Nisa Si Janda Kembang

Nisa Si Janda Kembang

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Nisa Juliana, gadis berusia 19 tahun terpaksa dinikahkan oleh ayahnya untuk membayar hutang. Tapi sayangnya gadis cantik itu harus menjadi istri dari kakek tua yg usianya sudah 75 tahun.

Pria sepuh yang harusnya menjadi kakeknya justru malah menjadi suaminya. Mau tak mau Nisa pun harus menerimanya. Bagaimanakah Nisa mampu bertahan demi keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.27 Hujan

Saat mereka baru saja makan, hujan pun turun dengan derasnya. Hingga mereka selesai makan, cuaca nampak masih hujan lebat. Mereka pun tertahan di saung tersebut.

"Apakah kalian ada urusan lagi setelah ini?" tanya Nisa tak enak.

"Tidak ada, harusnya kami langsung pulang." ucap Anggara.

"Syukurlah, karena hujannya cukup lebat dan jalanan pasti becek karena aksesnya belum bagus." ucap Nisa.

"Apakah disini sering terjadi banjir nona?" tanya pak Sofian.

"Tidak, hanya saja terkadang jalanan dipenuhi air jika hujannya seperti ini. Apalagi kalau ada jalan berlubang, mobil bisa terjerembab masuk dan sulit keluar." ucap Nisa.

"Apa disini ada penginapan??" tanya Anggara.

"Tidak ada, tapi di rumahku ada kamar tamu kalau kalian berkenan." ucap Nisa.

"Baiklah, kami akan menginap disini sampai besok." ucap Anggara.

"Tentu tuan, saya tidak keberatan." ucap Pak Sofian.

"Oke, kalau hujan sudah reda, aku akan menghubungi pak Samin untuk membawakan payung." ucap Nisa.

Tapi hujan tak kunjung reda juga dan udara semakin dingin. Hingga Nisa meminta pak Samin untuk datang membawakan 3 payung besar untuk mereka. Dan tak lama pak Samin pun datang dengan membawa 3 payung.

Ketiganya akhirnya pulang dengan tubuh bagian bawah basah karena hujan deras. Lalu Nisa menunjukkan kamar mereka dan menyiapkan peralatan mandi untuk mereka.

"Ini kamar anda tuan dan di sebelah kamar pak Sofian. Kamar mandinya ada di ujung. Harap maklum di rumah ini tak ada kamar mandi di dalam kamar." ucap Nisa.

"Tak masalah." balas Anggara.

Setelahnya Pak Samin memberikan mereka handuk dan selimut. Hingga mereka bisa membersihkan diri setelah kehujanan. Anggara pun melihat rumah sederhana dan sudah diperbaiki dengan baik yang tampak nyaman ditinggali. Udara disana juga sejuk meski tanpa AC tampaknya takkan terlalu panas.

Dan malam harinya, mereka makan bersama di meja makan yang sudah disiapkan oleh Nisa.

"Siapa yang menyiapkan ini semua??" tanya Anggara.

"Kebetulan aku yang memasaknya, Pak Samin hanya membersihkan rumah ini." jawab Nisa.

"Anda memang pintar memasak nona, masakan anda memang enak." ucap Pak Sofian.

"Silahkan dinikmati." ucap Nisa.

"Baiklah, tidak buruk." ucap Anggara.

Mereka pun makan malam bersama malam itu dan baik Anggara maupun Pak Sofian tidak ada yang protes soal makanannya. Karena memang masakan Nisa enak dan lezat, hingga mereka makan dengan tenang.

Setelah makan, Nisa pun membereskan semuanya. Sementara Anggara dan pak Sofian naik ke kamar mereka. Anggara dan pak Sofian pun berbincang soal proyek kali ini.

"Sepertinya tidak buruk tuan, Perusahaan rintisan nona cukup menjanjikan." ucap Pak Sofian.

"Aku juga berpikir demikian pak.." ucap Anggara.

Begitulah keduanya membahas banyak hal malam itu. Dan Nisa berharap keduanya mau mempertimbangkan untuk berinvestasi terhadap bisnisnya.

Hingga malam semakin larut dan semua orang beristirahat di rumah tersebut. Desa yang damai dan sejuk. Hanya ada suara serangga yang muncul di malam hari. Semuanya sungguh terasa begitu damai dan tenang bagi Anggara.

Dan pada pagi harinya, Anggara dan pak Sofian pun sudah bersiap untuk kembali ke kota. Sebelum pergi mereka diminta untuk sarapan bersama. Mau tak mau mereka sarapan bersama kembali.

"Sepertinya kau memang pandai menyogok kami dengan makanan." ucap Anggara.

"Ya, siapa yang tak suka jika diperlakukan dengan baik?" balas Nisa.

"Masakan anda memang yang terbaik nona." ucap Pak Sofian.

"Terimakasih pak, selamat menikmati." ucap Nisa.

Ketiganya pun makan dengan tenang dan menikmati makanan tersebut. Setelah makan barulah mereka bersiap untuk kembali ke kota. Nisa pun mengantar kepergian mereka dengan ramah.

"Desa ini sangat damai, kuharap aku bisa berkunjung lagi saat ada kesempatan." ucap Anggara.

"Tentu anda bisa melakukannya, dan rumahku selalu terbuka untuk anda dan pak Sofian." ucap Nisa.

"Kalau begitu kami permisi.." ucap Anggara.

"Iya.. " balas Nisa tersenyum ramah.

Setelahnya mereka berdua menghilang dan Nisa tenang melihat respon mereka yang tampak menyukai tempat ini. Semoga mereka mau menjadi rekan bisnis yang menguntungkan. Nisa sangat berharap pada perusahaan miliknya ini. Bukan cuma demi dirinya tapi demi banyak orang di desanya yang bisa mendapatkan pekerjaan jika Nisa membuka pabrik tersebut.

Harapan Nisa pun sangat besar pada bisnisnya kali ini. Sehingga Nisa mempertaruhkan segalanya dan juga berusaha sangat keras. Nisa bahkan sudah lebih lama tinggal di desanya daripada di kota. Hingga kadang Clara dan Luna yang mengunjungi desanya. Mereka sebagai orang kota begitu senang melihat pemandangan yang asri dan damai tersebut.

.....

Sementara itu, kehidupan Mariana dan Sinta pun tak begitu buruk. Mereka tetap hidup stabil meski harus menerima banyak celaan orang. Bahkan Mariana tetap menjadi selebgram yang terus menunjukkan eksistensinya.

Bahkan Mariana kini dekat dengan seorang pengusaha kaya dan lagi-lagi beristri. Tuan Kevin yang merupakan bos perusahaan pertambangan pun didekati oleh Mariana. Dengan uang yang tak berseri dan bisnis yang menjanjikan membuat Mariana rela mengulangi kesalahannya yang terdahulu yakni menjadi pelakor.

Dirinya pun kerap jalan berdua bersama Kevin diam-diam dan menginap di hotel untuk bersenang-senang. Hingga akhirnya Mariana berhasil menjadi kekasihnya. Dan kembali menemukan atm berjalannya. Mariana kembali hidup berfoya-foya dan glamor seperti sebelumnya.

Nisa yang masih memantau keadaan Mariana pun geleng-geleng kepala darimana Mariana mendapatkan banyak uang untuk berfoya-foya membeli barang mewah, mobil sport, hingga pergi liburan ke luar negeri. Sungguh membuat orang-orang curiga.

Tapi Nisa tak terlalu mau ikut campur, Nisa hanya memantau dari jauh dan menghindarinya sebisa mungkin. Sementara Mariana dan ibunya sudah lelah menghadapi Nisa yang mengabaikan mereka. Hingga mereka tak mau lagi mengganggu Nisa.

Semua kini menjalani kehidupan masing-masing dan hidup tanpa mengganggu. Meski begitu, Mariana diam-diam meminta seseorang secara rutin memantau kehidupan kakaknya. Apalagi setelah diketahui kalau Nisa sudah lulus kuliah tapi tak nampak bekerja dimanapun.

"Yah, gadis kampung seperti Nisa paling kuliah cuma untuk bergaya dan sok pintar, dan setelah lulus hanya menjadi pengangguran." gumam Mariana.

.......

Di tempat lain, nampak Nisa dan Anggara sedang menandatangani perjanjian untuk investasi. Tentu Nisa sangat senang dengan kabar baik ini dan akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Nisa harap semuanya berjalan dengan baik kedepannya.

Beberapa bulan kemudian, pabrik mereka pun sudah selesai dibangun dan sudah diuji kemanannya baik gedung maupun mesin-mesinnya. Perekrutan karyawan pun dimulai, dan banyak muda-mudi desa yang mendaftarkan diri.

Dengan ini Nisa berharap bisa mengurangi angka pernikahan dini pada gadis di desa ini. Biasanya gadis yang baru lulus sekolah akan dinikahkan atau dijodohkan dengan seseorang. Mereka pun harus menjalani masa mudanya sebagai ibu rumah tangga tanpa memikirkan kematangan berpikir dan financial. Ini juga adalah yang dialami Nisa dahulu. Harus menikah di usia muda dan langsung menjadi janda dalam waktu singkat.

...----------------...

1
Leni
udh sikat aja angga, gaskeuunnn 🤩
Leni
si anton minta d geprek burung nya 🤣🙈
Leni
saking seru nya aku sampe maraton bacanya.. semangat author up nya 😍💪
Kak Siti
tabahnya nisa hadapi hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!