Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Malam ini Charles tidak pulang ke kediaman kedua orang tuanya. Ia memilih pulang ke rumah pribadinya. Bukan tanpa alasan,Charles hanya ingin sejenak beristirahat. Jika pulang ke rumah mommy dan daddy nya pasti akan banyak bertanya mengenai persiapan pernikahan.

Lagi, bukan tidak mau ditanyai, tapi saat ini pikiran Charles tengah kalut. Tadi Agatha menelpon. Wanita itu memohon agar Charles memberinya kesempatan kedua. Agatha tidak ingin berpisah dari Charles dan berharap bahwa Charles tidak menikah dengan wanita lain.

Tapi tentu saja hal itu tidak bisa dilakukan. Bagaimanapun Charles tetap akan menikah dengan Rinjani. Karena dari awal memang begitu rencananya.

" Haaah, ada-ada saja. Hubungan yang ku jalin dengan Agatha ternyata banyak yang tidak setuju. Bahkan Benzo seperti sangat anti dengan wanita itu."

Ting tong

Bel pintu rumah Charles berbunyi. Ia yang baru saja menjalankan kewajiban 3 rakaatnya dan merebahkan tubuh di kasur harus kembali bangkit dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Kedua alis Charles berkerut melihat siapa yang berdiri di balik pintu.

" Honey please, jangan putusin aku ya."

Charles menjauhkan tubuhnya dari hadapan Agatha. Ya, yang datang adalah agatha. Wanita itu datang dengan menaiki taksi. Charles memundurkan tubuhnya karena mencium bau alkohol dari mulut Agatha. Padahal hari masih sore tapi agaknya wanita itu sudah banyak menegak minuman keras. Satu hal yang ternyata tidak Charles sukai dari Agatha adalah kebiasaan wanita itu meminum minuman keras.

" Kamu mabuk Tia?" Charles memang lebih suka memanggil Agatha dengan panggilan Tia dari nama belakang Agatha Cyntia.

" Aku nggak mabuk honey. Aku mana pernah mabuk kan. Gila aja gue model kelas atas,bisa jatuh dong reputasi gue kalau mabuk."

Agatha langsung melenggang masuk ke dalam rumah Charles melewati pria itu yang berdiri mematung. Sedangkan Charles hanya membuang nafasnya kasar. Ia membiarkan Agatha ambruk di sofa ruang tamu. Dan dirinya memilih untuk kembali ke kamar mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang.

" Ke rumah sekarang. Jangan pake lama!"

Charles sama sekali tidak keluar dari kamarnya. Ia hanya mengintip Agatha dari balik pintu kamar. Charles sedikit khawatir kalau-kalau Agatha berbuat yang aneh-aneh terhadap dirinya.

30 menit berlalu, bel pintu rumah Charles kembali berbunyi. Pria itu langsung berlari ke arah pintu dan membukanya.

" Lama amat sih, setengah jam baru sampai."

" Bos, ini jekardaaaah muacet bos. Untung cuma setengah jam. Biasanya bisa sejaman lebih. Apa an sih bos jam segini nyuruh kemari," ucap Benzo mendramatisir.

Charles menarik tangan Benzo dan memperlihatkan siapa yang tidur di sofa ruang tamu miliknya. Wajah Benzo mengisyaratkan banyak tanya kepada Charles.

" Bukan gue yang ngapa-ngapain Tia. Tadi dia dateng sendiri dalam keadaan mabok. Nah tugasmu antar dia balik. Males gue soalnya."

Benzo membuang nafasnya kasar. Bosnya ini memang kadang sesukanya sendiri. Tapi sejauh ini, ini yang paling jauh sih. Bisa-bisanya dia disuruh ngurus mantan pacar yang sedang mabuk. Benzo hanya menggeleng pelan.

" Apa, nolak?"

" Kagak bos, buset deh. Iya, ini aku anter dia ke rumahnya. Aduh buseet, nyebut Ben, nyebut, ini baju bahannya dikit amat sih. Buset deh."

Benzo sedikit merasa merinding saat mengangkat tubuh Agatha. Pasalnya Agatha hanya memakai hotpant dan kaos super ketat. Sungguh membuat Benzo harus menahan pandangan matanya.

" Bos yakin nggak mau ngangkat sendiri nih?"

" Kagak, lo aja lah Ben."

Charles benar-benar tidak ingin menyentuh Agatha. Selama ini berpacaran pun ia tidak pernah melakukan kontak fisik dengan model tersebut. Namun, Agatha lah yang terkadang agresif. Beberapa kali Agatha berusaha mencium Charles tapi oleh Charles selalu bisa ditepis.

Charles berjalan lebih dulu dan membukakan pintu mobil Benzo. Setelah Benzo memasukkan Agatha ke mobilnya Charles langsung berlalu masuk. Benzo menggelengkan kepalanya pelan.

" Bos, kamu tuh nggak cinta ma nih cewek sebenarnya. Tapi kok bisa pacaran setahun. Herman gua, eh heran gue."

Brummmm

Benzo menyalakan mobilnya dan berlalu dari rumah Charles untuk melaksanakan perintah sang bos.

" Ughhh, honey, where we want to go?"

" Nona Agatha Cyntia yang terhormat. Pertama saya buka honey mu, dan yang kedua saya hanya di suruh si bos untuk mengantar Anda pulang. Maka segera sadar dari kehaluan yang saat ini Anda rasakan."

Greeb duuugh

" Aduuuuh, eeh brengsek kau Ben. Siapa yang nyuruh lo buta bawa pergi gue dari rumah Charles."

Benzo tidak menanggapi ocehan Agatha. Ia sebenarnya pun sungguh tidak suka berurusan dengan wanita yang katanya model papan atas itu. Jika bukan atas perintah si bos, Benzo sungguh enggan.

" Tck, jangan sok jadi nyonya deh. Kamu kan udah diputusin sama Bos Charles. Jadi nggak usaha ngejar-ngejar lagi. Inget bos mau nikah. Makanya jadi perempuan itu yang tulus, jangan modus."

Agatha terdiam saat Benzo mengatakan hal tersebut kepadanya. Apakah Benzo tahu sebenarnya tujuan dia mendekati Charles. Tapi Agatha rasa tidak mungkin, tidak mungkin asisten Charles itu tahu maksud dna tujuannya.

" Ngomong apa sih, jangan sok tahu jadi orang."

Ciiiiit

Benzo menepikan mobilnya. Ia lantas menengok ke belakang, dimana Agatha duduk saat ini.

" Saya lebih banyak tahu tentang Anda dari pada Tuan Charles. Banyak fakta yang saya tahu mengenai kehidupan pribadi Anda. Saya tidak melaporkan itu kepada Tuan Charles karena saya menghormati itu adalah kehidupan pribadi beliau. Tapi saya tidak segan melaporkan semuanya jika Anda masih nekat untuk mengganggu beliau. Bagi beliau keluarga selalu nomor satu terlebih ibunya tapi bagi Anda ibunya adalah penghalang utama Anda untuk masuk ke kehidupan Tuan Charles. Jadi jangan berharap banyak, sampai kapanpun Anda tidak bisa masuk ke dalam keluarga William."

Cekleek

Braaak

" Jongos sialaaaan, sok-sok an lo nasehatin gue!"

Brummmmm

Benzo tertawa puas. Terlebih saat Agatha dengan sendirinya keluar dari mobil. Ia tentu tidak perlu repot-repot lagi mengantar wanita obsesi itu untuk pulang ke rumah.

" Kan bagus, aku jadi nggak harus repot. Aaah, senangnya."

Benzo benar-benar merasa sangat senang bisa mengatakan banyak hal tadi kepada Agatha. Dia memnag tahu mengenai kehidupan model yang dilakoni Agatha. Bagaimana wanita itu begitu terobsesi menjadi model nomer wahid, keinginan untuk selalu dipandang dan jadi pusat perhatian, serta cara apa yang ia lakukan untuk mendapatkan job-job nya.

Akan tetapi Benzo masih menyimpannya itu untuk diri sendiri. Dia tidaka akan membukanya jika itu tidak dalam keadaan terdesak. Satu hal yang Benzo syukuri adalah Charles tidak jadi bersama dengan Agatha.

" Semoga Tuan Charles bisa bahagia dnegan kehidupan pernikahannya nanti. Aku tahu ini adalah sedikit paksaan, tapi aku yakin mereka akan jadi pasangan suami istri yang manis."

TBC