Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1.harapan
adzan subuh berkumandang,suci bangun dari tidurnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ia kemudian membentangkan sajadah dan menunaikan shalat subuh,setelah salam ia berdzikir dan berdo'a.
"Ya Allah,ampunilah dosa orang tuaku,sayangilah mereka sebagaimana beliau menyayangi hamba. Ya Allah jagalah hamba dalam lindunganmu dan ridhoi cita-cita hamba, agar hamba bisa berguna untuk banyak orang terutama kedua orang tua hamba, Aminn.."
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh,suci kemudian bergegas kedapur untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan.
"ibuk masak apa?" tanyanya
"nasi goreng nak,tadi ibu lihat nasinya masih lumayan banyak dan tidak basi,jadi dari pada terbuang ibu buat nasi goreng aja" kata sang ibu
"tak bantuin ya buk?"terus merebut spatula dari tangan ibunya
"ndak usah nduk,wes kamu siapin keperluan sekolahmu terus mandi"sambil merebut kembali spatula dark tangan suci
"ya wes kalo gitu buk,suci tak siap-siap dulu ya" terus mencium pipi sang ibu. Dan ibunya tersenyum.
Suci memang anak yang rajin dan sayang kepada kedua orang tuanya terutama sang ibu. ia kemudian menyiapkan keperluan sekolahnya dan bergegas mandi karna jam menunjukkan pukul 05.30.
Setelah selesai berpaikan kemudian suci keluar kamar dan menuju dapur untuk makan. Maklum rumah suci memang kecil dan sederhana.ia tidak punya ruang makan sendiri yang ada cuman papahan yang terbuat dari bambu.
Selesai sarapan suci berpamitan dengan sang ibu, ayahnya sudah dari habis subuh pergi ke sawah milik tetangganya, untuk menanam padi. Itulah penghasilan ayahnya setiap hari untuk menyambung hidup. Beruntung suci anak yang pintar sehingga ia mendapat beasiswa semenjak dibangku sekolah dasar hingga sekarang ia akan lulus SMA.
Sang ibu sehari hari bekerja diladang milik orang kaya didesanya,walaupun penghasilannya tidak seberapa tapi ibunya selalu bersyukur bisa memberi uang saku kepada suci setiap hari.
Suci mengendarai sepeda tua milik sang ayah untuk pergi kesekolahnya yang lumayan jauh dari rumahnya. Sesampainya disekolah ia langsung menuju ruang kelasnya. Ia lalu menuju bangku nya yang disana sudah ada teman sekaligus sahabat suci sejak dari sekolah dasar, sahabatnya bernama naila.
Berbeda dengan suci, naila terlahir dari keluarga yang lumayan kaya didesanya,namun semua itu tidak mempengaruhi pertemanan keduanya. Naila pun seorang yg baik hati dan tidak membeda-bedakan teman berdasarkan materi.
"naila,kamu tumben sudah sampai dulu. Biasanya duluan aku" tanya suci sambil duduk disebelah naila
"hehehe...lagi pengen aja ci. Oh ya lusa kan pengumuman kelulusan ya" ucap naila sambil menepuk pundak suci
"iya ...aku deg deg gan lho nail,gimana kalo aku gak lulus"ucapnya sambil tangannya menutupi mukanya
"halah ah, kamu itu. Mbok ya jangan ngomong seperti itu,kamu itu lho juara terus dari SD sampai SMA, mosok yo ndak lulus to" ucap naila menyemangati sang sahabat.
Mereka kemudian melanjutkan obrolannya kesana kesini, karna memang hari itu sudah tidak ada pelajaran setelah seminggu yang lalu mereka melaksanakan ujian nasional.
jam menujukkan pukul 11.00. Suci bergegas pulang, namun dia tidak langsung pulang.dia berhenti diladang tempat ibunya bekerja, dia menunggu ibunya yang sebentar lagi istirahat dari pekerjaannya. Suci ingin mengajak ibunya pulang bersama ke rumah mereka.